Chapter 4 - Pertemuan Dan Kencan Pertama

159 9 2
                                    

Pada malam itu, tangan milik nya terasa dingin seperti es, dengan bermandikan keringat dingin nya, dia menunjukkan wajah yang penuh dengan ketakutan saat dia memegang tangan kanan ku.

Disana aku hanya melihat sekilas wajah nya, berambut panjang dengan warna cream cerah, begitu juga dengan mata milik nya, dan dia menguraikan rambut indahnya itu begitu saja.

Saat ini dia hanya melihat ku dengan ketakutan, bukan aku yang ia takuti tapi orang yang sedang mengejarnya saat ini, aku melihat kedepan dan mendapati dua orang yang sedang berlari ke arah sini, mereka memakai jas berwarna hitam dan nampak mencurigakan.

Bukankah ini gawat? Sebenarnya apa yang sedang terjadi?.

" Tolong aku.. "

Suara itu terdengar sekali lagi.

Aku yang sedang memikirkan apa yang terjadi saat ini dibuyarkan oleh suara perempuan yang ada di hadapanku, suara yang begitu lemah dengan diiringi nada ketakutan, aku yang melihat nya dibuatnya bingung, sebenarnya apa yang sedang terjadi?.

" Tu-tunggu, apa yang kau maksud dan siapa mereka berdua yang sedang berlari ke arah sini?. "

" Mereka ingin menculik ku, tolong aku. " Jawabnya singkat.

" A-apa?. "

Ini kasus penculikan rupanya, apa yang harus aku lakukan? Apa aku harus memanggil polisi? Tapi itu sepertinya tidak akan sempat, maka dari itu tidak ada cara lain, aku harus menghadapi mereka berdua, entah aku bisa atau tidak, tapi apa salahnya untuk mencoba..

Aku pun memberi kode agar dia pergi menjauh kebelakang, dan dia pun mengerti lalu dia pergi agak menjauh dari ku.

Dan tanpa aku sadari mereka berdua akhirnya sampai saat aku mengalihkan pandangan ku, entah kenapa mereka tidak terlihat kesal saat aku menghalangi aksi penculikan yang akan mereka lakukan saat ini, tapi ya.. penjahat tidak akan membuat kedok mereka terbongkar dengan begitu mudahnya.

" Minggirlah bocah. " Itulah yang dia katakan setelah sampai di hadapan ku.

Salah satu dari mereka akhirnya membuka mulut, tapi aku sangat terkesan dengan mereka berdua mereka tidak takut sama sekali bahkan sekarang aku bisa saja menghubungi polisi.

Ya.. itu adalah hal yang mudah daripada melawan mereka berdua sekaligus, tapi..

Tanpa mendengar ocehan nya akhirnya aku menyiapkan kuda - kuda untuk melawan mereka berdua, mereka pun melihat ku dengan sedikit terkejut lalu setelah mereka saling bertatap muka satu sama lain, akhirnya mereka berdua juga bersiap untuk menyerang ku.

Tenang saja.. ini sangatlah mudah itulah yang aku ucapkan dalam hati.

Ya.. hanya sekedar memantapkan diriku yang lemah ini aku berkata seperti itu, takut dan perasaan cemas tidak terelakkan.

Dan juga aku berharap agar aku dapat mengalahkan mereka tanpa terluka namun aku pun terkekeh saat aku mengatakan hal yang begitu bodoh nya.

Itu sangatlah mustahil bagiku, dengan tubuh yang tak pernah dilatih ini mana mungkin aku bisa menandingi mereka yang terlihat seperti sudah berpengalaman itu.

Lalu tanpa adanya tanda mereka berdua pun berlari ke arah ku, aku yang menyadari nya membuat hentakan kaki untuk menahan tubuh ku agar  pukulan yang aku lancarkan semakin kuat.

Dan orang berambut merah itu memulai pukulan nya terlebih dahulu, aku yang menyadari hal itu hanya bisa menghindari pukulan yang ia arahkan kepada ku, lalu salah satu dari mereka mengambil kesempatan untuk menendang tepat dileher ku, tak tinggal diam aku pun menghindari nya dengan menunduk dan memukul nya tepat di dagu, satu tumbang kata ku dalam hati.

Watashi wa shujinkōde wanai ( I'm Not The Main Character )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang