Chapter 16 - Kenangan Musim Panas

111 6 5
                                    

Matahari adalah musuhku, sepertinya aku pernah bilang seperti itu. Namun saat ini... matahari adalah teman sementara ku, karena apa? Karena hari ini adalah hari dimana aku dan Kuruna akan membuat kenangan di liburan musim panas!.

Panas terik, suara serangga musim panas dan payung serta berbagai alat untuk melindungi diri mereka dari panas matahari, itu adalah ciri khas dari musim panas. Oh aku lupa menambahkan sesuatu... semangka. Buah semangka adalah buah yang sering dimakan saat musim panas aku tidak tahu kenapa harus buah itu namun aku juga suka memakannya saat berdiam diri di rumah pada cuaca panas seperti ini.

Saat ini aku memakai kemeja biru dengan celana pendek serta sandal jepit sebagai alas kakiku. Dan tak lupa juga aku membawa tas panggul yang berisi dengan kebutuhan sehari-hari ku seperti baju ganti dan alat untuk mandi. Karena apa? Karena 2 hari ini aku akan menginap di rumah keluarga Kurugaya.

Ini adalah ide terburuk yang pernah ada namun jika aku bisa menghabiskan waktu dengan Kuruna maka akan aku lakukan apapun itu meskipun aku tidur di luar.

" Tapi kenapa... aku harus menunggu di depan stasiun? Dia bisa memberikan alamatnya bukan?. "

Ya, seperti yang aku katakan tadi, aku saat ini sedang berdiri di depan stasiun kereta api. Karena Kuruna bilang kemarin malam kalau aku hanya perlu menunggu didepan stasiun jika aku telah turun dari kereta.

Ini membosankan...

" Ah... Maaf Arata-kun... apa kau sudah lama menunggu ku?. "

Aku pun menoleh ke arah suara tersebut dan apa yang aku dapati dari kedua mataku adalah seorang perempuan berambut hitam dengan wajah yang tersenyum serta memakai baju one piece putih dan memakai topi bundar  berwarna putih sedang berada di sampingku.

Ah... hatiku menjadi lebih baik setelah melihat Kuruna secantik ini...

" Ya... aku sudah menunggu lama disini apa kau tahu?. "

" Sepertinya biasanya... tuan tokoh sampingan... " Katanya dengan senyum yang merekah di wajahnya.

Benar-benar membuatku bahagia, melihat senyuman itu. Sudah berapa lama aku tidak merasakan hal seperti ini? Mungkin selama liburan musim panas.

" Mau sampai kapan kau berada disana? Ayo kita pergi. "

" Ya... ini tidak terlalu buruk sama sekali. " Kataku dengan mendekat ke Kuruna.

" Bicara dengan diri sendiri lagi?. "

" Kau sudah tahu kan bagaimana diriku ini?. "

" Ya... tapi sepertinya aku melupakan sesuatu. "

" Melupakan sesuatu?. "

Kuruna pun melepaskan topi yang ia pakai dan seketika itu dia mendekati wajahku dan mencium ku pas di bibirku. Aku sedikit terkejut dengan kelakuannya sehingga aku mundur sedikit saat dia mencium ku. Tidak terlalu lama dia pun melepaskan ciumannya dan dengan pipi yang merona merah karena malu dia pun berkata.

" Aku sangat merindukanmu, Arata-kun. "

" Melakukan hal seberani itu di tempat umum, tidak seperti Kuruna yang biasanya. "

" Kalau begitu... "

Kuruna pun berdiri di samping ku dan memeluk lenganku dengan erat. Dia menatapku sebentar lalu dengan semangatnya dia menarik ku untuk mengikuti ke arah mana yang ia mau tuju saat ini.

Diperlakukan seperti ini oleh Kuruna sangat menenangkan hatiku, mimpi buruk semalam seperti tidak pernah terjadi... sungguh... aku sangat bersyukur bisa bertemu dengannya.

Disepanjang jalan Kuruna menceritakan apa yang terjadi saat dia baru sampai di kampung halamannya ini, di desa tempat nenek Kuruna tinggal di kelilingi oleh hutan namun meskipun di kelilingi oleh pohon yang menjulang tinggi nan lebat itu aku masih bisa merasakan panasnya matahari disela-sela daun lebat yang tumbuh di pepohonan.

Watashi wa shujinkōde wanai ( I'm Not The Main Character )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang