Chapter 3 - Pilihan Kurugaya Kuruna

158 12 2
                                    

" Apa kau bodoh!? Kenapa kau membiarkan anak itu pergi tanpa sepengetahuan kita!?. "

" Apa? Jadi aku yang salah disini!?. "

" Lalu kalau bukan kau siapa lagi hah!?. "

*Bruakk*

Suara dari pintu yang berada di balik pagar tembok belakangku ini terdengar dengan cukup keras saat suara seorang pria tadi menutup pintu rumah tersebut.

Aku benar-benar tidak pernah berharap untuk melihat ataupun mendengar hal ini, tapi aku tahu kalau aku harus tetap melakukannya meskipun akan merepotkan kalau aku sampai ketahuan.

Mungkin ini sudah cukup untuk menjelaskan seberapa buruknya keluarga yang dimiliki Kuruna. Meskipun aku tahu bagaimana keadaan keluarganya saat ini tetap saja aku tidak bisa melakukan apapun untuk memperbaikinya.

Kalau begini jadinya maka aku hanya bisa menyerahkannya kepada seseorang yang ahli dalam mengatasi kasus seperti ini.

Dan aku tahu siapa orang yang dapat membantu itu.

Tapi pada saat aku ingin melangkah kaki ku untuk pergi, tanpa sadar pria itu, ayah Kuruna yang baru saja keluar dari rumahnya menabrakku dan membuatku terdorong sedikit karena tubuhnya yang lumayan besar itu.

Ah sial.

Kenapa berakhir jadi seperti ini coba.

" Hei bocah! Kalau jalan itu pakai mata dasar menyebalkan. "

" Ah maaafkan aku- "

" Cepat minggir sana!. "

Dengan mendecakkan lidahnya dia pun mendorongku lalu pergi begitu saja tanpa memberikanku kesempatan untuk meminta maaf kepadanya.

Ayah macam apa dia itu? Aku bahkan belum pernah menjumpai orang seperti dirinya.

Dan juga kata-kata mu itu tadi berlaku untukmu juga.

" Tidak ada gunanya mengurusi hal yang tidak penting itu. Lebih baik aku cepat pulang dan- "

" Anak muda tunggu... "

Terdengar suara seorang nenek yang memanggilku dari arah sebelah rumah keluarga Kuruna. Melihat hal itu aku langsung pergi untuk menjawab panggilannya tersebut.

Memangnya ada apa? Itulah pertanyaan yang terlintas di pikiranku saat ini.

" Hmm... "

Nenek yang memanggilku tadi melihatku dari atas kebawah dan diakhiri dengan senyuman lembut yang diperlihatkan nya kepadaku.

" Jangan-jangan kau teman Kuruna. "

" Eh?. "

Itulah reaksi pertamaku saat mendengar pertanyaannya itu.

Jika memang benar aku adalah temannya Kuruna memangnya kenapa?.

" Ya, bisa dikatakan hubungan kami seperti itu. "

" Wah-wah... akhirnya aku bisa melihat salah satu teman Kuruna datang. Syukurlah kalau begitu. "

Apa? Apa benar aku adalah teman pertama Kuruna yang datang kemari? Tidak-tidak, itu tidaklah mungkin.

" Sudah hampir 4 tahun mungkin, nenek tidak pernah melihat teman Kuruna yang datang kemari. Apa kau ingin mengajaknya pergi?. "

" Ah tidak, aku hanya ingin melihat saja bagaimana rumah temanku. "

" Begitu ya, tolong jangan jauhi Kuruna. Dia adalah anak yang baik, tidak seperti kedua orang tuanya. Kuruna banyak membantu kami para tetangganya. Mungkin karena dia tidak memiliki teman bermain jadinya dia bermain dengan kami semua. "

Watashi wa shujinkōde wanai ( I'm Not The Main Character )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang