Breath Away - 11 -

92.1K 2.5K 69
                                    

Dalam pejaman matanya Kiara menarik selimutnya menyelimuti tubuhnya sampai leher. Nyaman tenang dan nyenyak. Isi kepala Kiara sedang dijajah oleh mimpi-mimpi indah di bawah alam sadarnya bahkan cahaya matahari pagi yang samar-samar mulai menyeruak masuk pun tidak bisa menganggu Kiara. Kiara mana sadar ada sepasang mata kecoklatan yang memandangi wajah tidurnya itu. Kiara tampak tenang dengan wajahnya yang tanpa ekspresi dan tanpa balutan make up apapun.

Renn menatap Kiara dekat. Perlahan satu senyuman tertarik di bibirnya. Renn suka wajah tidurnya Kiara. Kiara kelihatan sangat apa adanya dan polos. Bagaimana bisa ada perempuan secantik ini meskipun dalam keadaan lagi tidur. Sejak pertama kali Renn melihat Kiara jantungnya memang sudah berdebar tidak menentu. Renn akui dia terpesona dengan kecantikan Kiara juga cara Kiara melihat dan memperlakukannya. Baru kali ini ada orang yang melihat Renn dengan tulus tanpa embel-embel 'sakit jiwa' di belakangnya. Kiara sungguh memperlakukan Renn sebaik mungkin.

Renn menghela napas sedikit saat mengingat bagaimana pengasuh-pengasuhnya sebelumnya mana ada yang secantik Kiara udah gitu mereka kebanyakan takut sama Renn. Melihat Renn seperti melihat Psikopat Pembunuh. Renn tahu kadang kondisinya yang seperti ini memang agak mengerikan apalagi saat memori kelam itu kembali mencuat di pikirannya. Renn menggelengkan kepala. Renn tidak boleh terus mengingat hal itu.

Kiara mengerang kecil dengan tubuh yang menggeliat. Matanya yang tadi terpejam tenang mulai membuka perlahan. Kiara juga menguap lalu mengucek-ngucek matanya.

Renn tersenyum melihat Kiara. Menurutnya Kiara kelihatan cute banget pagi ini. Ah, Renn jadi ingin setiap hari bisa terus memandangi wajah bangun tidur Kiara.

Mata Kiara terbuka sempurna bahkan membelalak saat mendapati Renn yang terbaring di sebelahnya sambil ngeliatin dia!

"Renn!" pekik Kiara dengan jantung hampir copot. Kiara tersentak.

Kok bisa ni anak ada disini!?

Renn semakin melebarkan senyumannya mengabaikan tatapan terkejut Kiara. Renn mendekatkan wajahnya lalu memberi kecupan manis di bibir Kiara. Kalau tadi jantung Kiara hampir copot sekarang malah udah copot beneran! Kiara mematung diam. Efek dicium tiba-tiba emang begini amat ya?

Sebelum kecupan manis itu membuat pipi Kiara semakin merah merona Kiara cepat-cepat mengusir debaran jantungnya yang tidak bisa diajak kompromi.

Kiara melihat tubuhnya yang ada dibalik selimut.

"Renn, jangan bilang kalau kita-0"

"Kiara yang mulai. Aku gak mungkin nolak." Renn tersenyum lebar. Sangat lebar sampai matanya menyipit.

Hah!?

Kiara bodoh. Kiara tolol. Kiara oon. Batin Kiara memaki dirinya sendiri. Kiara yakin dia pasti mabuk tadi malam. Soalnya Kiara cuma samar-samar doang bisa mengingat kejadian tadi malam.

"Renn, kita gak boleh begitu lagi ya. Kacau ntar kalau gue hamil!" ucap Kiara dengan wajah cemas dan jantung yang cenat-cenut.

Iyalah gimana gak cenat-cenut wong setiap kali main gak pernah pake pengaman!

Anjir.

"Kalau kamu hamil kita nikah aja. Bunda pasti setuju aku nikahin Kiara."

Buset dah itu mulut lentur banget ngomongnya.

Kiara cuma bisa melongo ditempat dengan mata membulat. Nikah? Ya mau sih. Kiara mau nikah sama Renn, mau banget malah. Cuma masalahnya sebejat-bejatnya Kiara tetap aja dong mau di taro dimana ini muka kalau dia menyandang predikat Married By Accident. Kiara bejat tapi masih waras cuy.

Akhiri sajalah percakapan yang membuat Kiara pusing ini. Kiara menghela napas sejenak lalu bergerak bangkit dengan selimut yang melilit tubuhnya. Kiara pernah bilang kan kalau lagi gak mode bergairah dia itu malu telanjang di depan Renn. Kiara memunguti pakaiannya lalu segera memakainya.

BREATH AWAY (TERBIT!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang