Breath Away - 12 -

76.6K 2.5K 74
                                    

"Kia, kamu kenapa kemaren gak dateng ke event launching Mama? Padahal Mama mau ngenalin kamu sama temen-temen Mama."

"Ma, Kiara udah bilang kan kalau sekarang Kiara kerja. Kiara gak punya waktu buat dateng ke acara Mama. Kiara lagi sibuk BIAYAIN hidup Kiara." balas Kiara dari ujung telepon dengan suara sebal. Gimana gak sebal dapet telepon dari Mama yang ngomel-ngomel karena Kiara gak dateng ke acara launching produk baru Mamanya kemarin.

"Kamu kerja apa? Dan dimana kamu kerja?"

"Ada deh, Ma."

"Yaudah kirim alamatnya sama Mama, biar Mama dateng kesana nemuin kamu."

Kiara memijit kepalanya pusing. Memang ya ribet kalau udah berurusan sama Mama. Kiara menyesal sudah mengangkat telepon Mamanya.

"Nanti Kiara kirimin alamatnya. Bye, Ma." sambungan telepon terputus.

Kiara meletakkan ponselnya di atas nakas. Kiara menekan-nekan matanya yang terasa panas. Kenapa sih dia dan Mamanya itu selalu aja perang mulut dan susah buat akur. Tau gak apa yang diharapkan Kiara sewaktu angkat telepon Mamanya itu? Kiara pengen Mamanya itu menanyakan kondisinya terlebih dahulu. Gimana kabarnya Kiara? Apa Kiara sehat? Apa Kiara baik-baik aja? Bukannya malah ngomel-ngomel karena Kiara tidak hadir di event launching kemarin.

"Kiara? Are you okey?"

Kiara menoleh saat suara Renn terdengar. Cowok itu baru keluar dari kamar mandi. Kiara melenyapkan ekspresi sebalnya dan bergantikan senyum. Kiara mendekat lalu membawakan pakaian Renn dari lemari.

Kiara tidak bersuara, pikirannya lagi ruwet. Kiara memakaikan kaos lengan panjang berwarna navy itu ke tubuh Renn. Renn memperhatikan wajah Kiara dalam diam. Renn tahu pasti ada sesuatu yang mengganjal di pikiran Kiara. Kiara-nya itu kelihatan sedikit murung.

"Renn, selesai sarapan gue mau keluar. Gue mau ketemu sama sahabat gue, boleh gak?"

Renn diam. Jujur saja ada rasa tidak rela kalau Kiara keluar rumah. Karena setiap Kiara mau keluar rumah itu pasti lama. Renn gak suka ditinggal lama-lama sama Kiara. Renn mau di dekat Kiara sepanjang waktu.

"Gak boleh." Renn menggeleng.

Kiara langsung menoleh cepat dengan mata membulat. Gak boleh!?

"Sahabat gue kan cewek, Renn, bukan cowok. Kok gak boleh sih!" Kiara berdecak sebal.

"Kiara, please. Disini aja." Renn meraih tangan Kiara lalu menggenggamnya. Renn menatap Kiara dengan sorot mata melas.

Kiara balik menatap Renn dengan tatapan...entahlah. Kalau Renn sudah memperlihatkan puppy eyes andalannya seperti ini mana Kiara bisa tega. Kiara membuang napas pelan lalu tangannya mengusap lembut kepala cowok itu.

"Oke, gue gak jadi pergi. Gue disini. Bytheway, sebenernya gue lagi bosen, Renn. Gue gak mood."

"Ayo jalan-jalan."

Kiara lagi-lagi membulatkan mata mendengar ucapan Renn. Jalan-jalan? Seriusan woi?

"Jalan kemana?" senyum Kiara mengembang.

Renn mengukir senyum lebar di bibirnya.

"Touring rumah, Kiara."

※※※

Touring rumah...Hm, ya boleh juga.

Tadinya Kiara berpikir kalau Renn bakalan ngajak dia jalan keluar ke suatu tempat gitu yang bisa membuat mood Kiara kembali baik. Mall, taman, cafe atau apalah ternyata jalan-jalan yang dimaksud Renn itu keliling rumah. Huft.

BREATH AWAY (TERBIT!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang