Breath Away - 21 -

52.4K 2.4K 106
                                    

Renn menutup bagasi mobil setelah belanjaan sudah diletakkan disana. Kiara merogoh saku celananya saat ponselnya bergetar. Matanya langsung memutar saat melihat siapa nama penelepon yang muncul di layar ponselnya. Mama.

Kali ini launching produk mana lagi yang Mamanya itu minta harus Kiara hadiri?

"Sebentar, Renn. Gue angkat telepon ya. Lo ke mobil duluan deh." Kiara bergerak sedikit jauh dari Renn. Renn menuruti Kiara dan segera masuk ke mobil.

"Halo, Ma?" sapa Kiara dengan nada ogah-ogahan.

"Kiara, kamu lagi dimana? Mama gak mungkin salah liat. Mama ngeliat kamu di basement mall."

Deg.

Jantung Kiara berdetak hebat. Gawat. Kenapa Mamanya itu bisa ngeliat Kiara? Mama lagi ada disini???

"Eng-enggak kok Ma. Kiara lagi kerja ini. Lagi di tempat kerja. Ah, Mama salah lihat kali."

Dengan suara kikuk Kiara menjawab sambil matanya mengawasi sekitar. Jangan sampai Mamanya itu mendapati Kiara ada disini. Beruntunglah basement mall yang luas penuh dengan mobil-mobil yang berjejer.

"Jangan bohong, darling. Mama yakin jelas itu kamu. Kamu lagi sama siapa?"

Kacau! Mata Kiara membulat. Duh, jangan deh, jangan sampai Kiara ketemu Mama disini. Kiara belum siap tiba-tiba di tarik Mamanya pergi kemudian semua rencana Kiara ingin membuat Renn sembuh tidak berjalan mulus.

"Kia, Mama cuma mau bicara sebentar sama kamu." Di ujung telepon Tamara menghela napas. Tamara berdiri di persimpangan lorong. Ah, dia tidak tau Kiara menghilang kemana. "Mama cuma mau bicarain soal... Mama mau balikin fasilitas kamu, darling. Kamu gak perlu hidup susah begini lagi." lanjut Tamara dengan suara pelan dan sedikit nada rasa bersalah.

Mata Kiara melebar. Untuk pertama kalinya Kiara tidak senang mendengar kabar ini. Padahal kemarin-kemarin Kiara berdoa dan berharap segeralah Mamanya itu mengembalikan semua fasilitasnya. Kini giliran semua itu terkabul, Kiara malah... Memilih untuk menolaknya.

"Ma, nanti kita bicara. Kiara lagi ada kerjaan. Bye, Mama." sambungan telepon segera di matikan Kiara. Kiara memasukkan ponselnya kembali ke saku celana. Dan kemudian matanya tidak sengaja menangkap sosok yang berdiri jauh dari tempatnya. Sosok itu kelihatan sedang celingak-celinguk disana.

Kiara langsung cepat masuk ke mobil saat tau kalau disana Mamanya sedang berdiri apalagi yang dilakukan Mamanya kalau bukan sedang mencari Kiara.

Di tempatnya berdiri Tamara menatap layar ponselnya heran, Bukan karena Kiara yang mematikan sambungan telepon tiba-tiba. Heran karena Kiara tidak bereaksi apa-apa mendengar 'kabar gembira' barusan. Atau jangan-jangan... Kiara dan laki-laki itu tadi...

Tamara kemudian menduga-duga bisa jadi 'kerja' yang dimaksud Kiara selama ini adalah kerjaan yang gak bener. Jangan-jangan dia jadi simpenan om-om lagi! Tamara kemudian melanjutkan langkahnya menelusuri basemant mall. Mencari Kiara.

Kiara bernapas lega saat mobil sudah keluar dari basemant. Renn memperhatikan wajah Kiara yang cemas. Ada apa?

"Kiara, kenapa?" tanya Renn yang duduk di sebelah Kiara.

Kiara menoleh lalu menggeleng.

"Renn, kita gak usah langsung pulang ya. Gue mau bawa lo ke tempat kesukaan gue." Kiara tersenyum lembut.

Alasan Kiara memilih tidak langsung pulang adalah karena takut siapa yang tahu tiba-tiba Mamanya sudah melihat Kiara dan mengikutinya diam-diam. Kalau sampai itu terjadi Mamanya tau dimana Kiara tinggal dan berada selama ini. Mungkin saja pekerjaan Kiara sebagai 'pengasuh' Renn akan langsung berakhir. Mamanya itu akan segera menyeret Kiara pulang.

BREATH AWAY (TERBIT!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang