Sesuai dugaan Kiara, hari ini di kampus pasti ramai akan berita peristiwa keributan yang terjadi di basement yang mana ikut menyeret nama Kiara sendiri. Untunglah Kiara makhluk hidup yang memegang prinsip "Bodo Amat" jadi dia mengabaikan tatapan dan bisikan orang-orang saat berjalan melintasi koridor kampus. Kiara cuma bisa menghela napas saja. Biarlah, terserah mereka ingin mengatakan apa, Kiara tidak perduli.
Sekarang Kiara lagi pusing mau nemui dosen untuk minta ujian susulan. Ya syukur kalo dosennya berbaik hati lah gimana kalau dosennya nyebelin? Hadeuh, mikirin hal ini aja kepala Kiara mau meledak. Begini amat yak ngedapetin gelar sarjana.
"Kiara, sini!"
Kiara tersentak ketika tiba-tiba tangannya di tarik seseorang. Oh, ternyata Flowy. Flowy menarik tangan Kiara lalu membawa Kiara menuju kafetaria kampus. Seperti biasanya mereka duduk di bangku favorit mereka. Di pojok kanan deket pohon mangga. Semua orang juga uda pada tau kalau meja outdoor yang ini hak milik 'Kiara And The Genk'. Daripada memilih meja yang berada di dalam kafetaria kampus yang pengap dan uh ramai. Mereka lebih suka disini. Duduk santai sambil nikmati angin sepoi.
Di meja itu Ellen sudah menunggu. Mereka duduk bertiga. Kiara sudah tau apa yang akan menjadi topik pembicaraan kali ini. Ya apalagi kalau bukan soal hot news yang lagi booming di kampus.
"Kiara, sekarang gue gak mau ada rahasia apapun diantara kita lagi. Lo masih anggap gue sama Flowy sahabat lo kan?" Ellen membuka percakapan tanpa basa-basi.
Kiara menatap Ellen. Ya, ini memang kesalahannya. Tidak seharusnya Kiara main rahasiaan begini di lingkaran persahabatan mereka yang sudah terjalin lama ini. Tapi apa boleh buat, Kiara belum punya waktu yang pas untuk bercerita pada Ellen dan Flowy. Tapi karena sudah terlanjur kejadian peristiwa di basement kemarin. Tidak ada celah lagi Kiara bisa menghindar.
"Lo kenal cowok yang kemarin berantem sama Briyan, kan?" tanya Ellen lagi.
Kiara mengangguk pelan. Mata Flowy sedikit melebar.
"Dia... Anak asuh gue." jawab Kiara pelan.
Mata Flowy tambah melebar sempurna, "Anak asuh?! Gile! Anak asuh lo? Cowok... Cowok hot itu anak asuh lo? Haha ngelawak lo, Kia. Lo pasti ngeprank kita kan?"
Flowy tertawa riuh tak percaya. Sementara Ellen dan Kiara memasang wajah serius.
"Flo, lagi serius ini. Please, deh." Ellen memutar bola matanya. Bener-bener lah si kampret yang satu ini gak pernah bisa serius.
"Hehehe, kaget gue, Len. Beneran lo ngasuh cowok dewasa gitu??? Gimana bisa???"
Kiara menghela napas, "Renn Marvin itu beda. Dia gak sama kayak cowok biasa. Dia sakit."
"Sakit? Sakit gimana? Cowok itu kanker?" Ellen mulai kembali serius.
"Yahhh... Jadi dia penyakitan? Sayang banget, cakep lho." bahu Flowy merosot dengan bibir mencebik. Terserah si Flowy aja dia memang tidak bisa serius diajak bicara. Tepok jidat aja lah Ellen sama Kiara ngeliat yang satu ini.
"Renn itu mengidap gangguan psikologis, Ellen. Ada satu tragedi yang ngebuat dia trauma mendalam. Renn mengidap PTSD."
"Berati... Berati dia sakit jiwa?" Flowy membulatkan mata.
"Flo, gak semua orang yang kena gangguan mental psikologis itu sakit jiwa." sahut Ellen.
"Tapi Len, dari kabar yang beredar, Briyan dendam sama dia karena---siapa ya tadi? Ah iya! Anak asuhnya Kiara itu yang ngebunuh sepupunya!"
Ellen dan Kiara terkaget. Ellen kaget karena kabar ini. Kiara kaget karena... Fiona itu sepupu Briyan?
"Sepupu Briyan?" Kiara mengernyitkan dahi.
KAMU SEDANG MEMBACA
BREATH AWAY (TERBIT!)
Romance(CERITA INI TELAH DI TERBITKAN. INFORMASI ORDER NOVEL SILAKAN DM INSTAGRAM: @shalshaee atau bisa order melalui Shopee) *** Kiara pikir lowongan kerja yang dia temukan di terminal bagaikan malaikat yang bisa menyelamatkannya dari kemiskinan. Bekerj...