Kiara menggigit bibirnya saat remasan di balik kaosnya itu semakin menjadi. Kiara membuka matanya saat Renn berdiri dan menuntun Kiara untuk ikut berdiri. Renn menatap Kiara dalam-dalam. Renn mendorong pelan tubuh itu ke tepi meja.
"Renn, stop!" Ucap Kiara kemudian. Dia tau Renn akan melakukan apa padanya. Kiara berusaha mengatur deru napasnya yang terengah.
Renn menyingkap rambut Kiara ke belakang. Renn tidak tahan melihat leher mulus Kiara yang ada di hadapannya saat ini. Rasanya begitu manis ketika lidah itu menempel disana dan melumatnya dengan basah.
Kiara mendesis ketika Renn menjilat dan melumat tengkuknya.
"Stop it, Renn!"
Renn tidak menghiraukan Kiara. Tubuhnya semakin merapat pada Kiara. Kiara tidak bisa bergerak karena terhalang meja di belakangnya. Renn berhenti melumat setelah membuat banyak tanda merah disana.
"Kiara, kamu pasti suka ini." Renn menyeringai lagi. Seringaian yang membuat bulu kuduk Kiara meremang. Dengan cepat Renn memutar balik tubuh Kiara membelakanginya. Membuat Kiara meringis.
"Renn!" Kiara mememik dan kembali meringis saat Renn mendesaknya untuk membungkuk di meja. Dua kaki Kiara di buka paksa. Renn hanya diam saja ketika tangan Renn mulai menyingkap pakaiannya dari belakang. Renn memeluk Kiara yang membungkuk dari belakang. Melumat daun telinga Kiara sambil memejamkan mata.
"Kamu milik aku kan, Kiara."
Detik itu juga Renn menurunkan celana dalam Kiara. Dengan tergesa Renn mendesak Kiara. Kiara mencengkram kuat pinggiran meja.
"Fuck!" mata Kiara terpejam dengan bibir tergigit saat Renn mulai bergerak semakin liar. Kiara tidak memberontak sedikitpun dia sangat menikmati apa yang cowok itu lakukan padanya. Lama kelamaan malah membuat Kiara nagih.
"Kiara, mau janji sesuatu?" .
"Apahh? Janji apahhh?" tanya Kiara di sela-sela rintihannya.
"Di kampus, Kiara gak boleh dekat sama laki-laki manapun. Aku gak mau ada laki-laki lain nyentuh Kiara."
Kiara tidak fokus mendengarkan apa yang Renn katakan barusan. Tangannya semakin mencengkram pinggiran meja dengan kuat. Kiara tidak tahan lagi. Selain gangguan mental kayaknya Renn juga sex addict. Kiara hanya bisa memasrahkan diri saja karena tanpa disadari sudah melemparkan dirinya ke tempat ini dan terperangkap bersama cowok rumit yang adalah anak asuhnya ini.
Pengasuh mana yang tidur sama anak asuhnya!
Argh!
Satu hal yang Kiara tidak akan bantah adalah.... Renn itu terkadang menakutkan.
※※※
Kiara mengetuk-ngetuk gelas jusnya di atas meja. Tatapannya kosong menerawang ke depan. Kiara sedang sibuk dengan pikirannya. Entahlah, Kiara sendiri tidak mengerti mengapa pikirannya tiba-tiba kacau seperti ini. Yang ada di pikiran Kiara pertama; Bagaimana kalau dia beneran jatuh cinta sama Renn? Kedua; Gimana kalau Renn sembuh terus balik ke jati dirinya yang lama tanpa ada Kiara. Ketiga; Renn punya pacar nggak sebenernya? Argh! Kiara menggeleng keras. Pikirannya sudah dipenuhi oleh cowok psiko itu. Mustahil bagi seorang cewek gak jatuh cinta apalagi mereka sudah having sex dan bukan cuma sekali.
"Kia! Lo kenapa? Kesambet lo?" celetuk Flowy saat melihat Kiara yang memasang ekspresi entahlah sulit diartikan sambil geleng-geleng kepala. Ada apa dengan sahabatnya itu? Apa karena sekarang jatuh miskin Kiara jadi gak waras?
"Lo lagi mikirin apa, Kia? Daritadi lo bengong terus." sekarang gantian Ellen yang ikut menyahut. Ellen menyuapkan bakso itu ke mulutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BREATH AWAY (TERBIT!)
Romance(CERITA INI TELAH DI TERBITKAN. INFORMASI ORDER NOVEL SILAKAN DM INSTAGRAM: @shalshaee atau bisa order melalui Shopee) *** Kiara pikir lowongan kerja yang dia temukan di terminal bagaikan malaikat yang bisa menyelamatkannya dari kemiskinan. Bekerj...