Cukup lama di dalam mobil dilanda keheningan. Renn dan Kiara sama-sama sedang di sibukkan oleh pikiran masing-masing. Baik Renn atau pun Kiara belum ada yang memulai membuka 'rahasia' yang mereka maksud. Sampai akhirnya Kiara bersuara.
"Hm, lo duluan aja deh yang cerita." ucap Kiara sambil nyengir.
Renn menunduk, Dan hal ini membuat cengiran Kiara memudar bergantikan dengan alis saling bertaut.
"Renn?" panggil Kiara. Mendadak saja rasa penasaran mulai menjalar di pikiran Kiara.
Renn mengangkat kepalanya, tatapannya teduh dengan sorot mata lemah.
"Aku takut Kiara bakal ninggalin aku."
"Kenapa ninggalin? Memangnya ada apa, Renn?" tanya Kiara yang mulai tidak sabaran ingin tau rahasia Renn.
Renn meraih tangan Kiara lalu dia menyelipkan jemarinya disela-sela jari Kiara. Cukup lama Renn diam memandangi Kiara lalu Renn menempelkan telapak tangan Kiara pads pipinya. Mata Renn terasa panas. Belum sanggup ditinggalin Kiara setelah dia menceritakan rahasia ini.
"Kiara mau janji, tetap sayang sama aku?"
Kiara bisa merasakan sorot sendu di mata kelam Renn.
Kiara mengangguk pelan, "Gue bakal tetap sayang sama lo."
Renn menghela napas lalu dengan suara lirih Renn bersuara.
"Aku pernah ngilangin nyawa seseorang."
Kiara shock. Jelas. Memangnya ada manusia yang tidak shock setelah mendengar hal ini langsung dari mulut seseorang?
"Ma-maksudnya gimana?" ucap Kiara dengan lutut yang mulai melemas.
"Aku pernah ngebunuh seseorang Kiara. Aku pembunuh, Kiara..." Renn menunduk sedih dengan mata berkaca-kaca.
Pembunuh? Ha?
Kiara gak salah denger kan? Tanpa sadar Kiara menarik jari-jarinya yang tadi menyatu dengan Renn.Terlalu terkejut akan fakta yang satu ini. Kiara sedikit menganga dan tidak tau harus mengatakan apa.
Tiba-tiba saja satu hal terlintas di kepala Kiara.
Renn itu sakit. Ingat Kiara.
Mendadak saja suasana terasa begitu mengerikan bagi Kiara. Bayangan-bayangan tentang Renn yang membunuh seseorang selayaknya di film-film psikopat yang sering Kiara tonton bersama Ellen dan Flowy mulai terbayang di kepalanya.
Kiara tertawa pelan. Semua ini lelucon gila baginya. Kiara jatuh cinta sama cowok psiko pembunuh? memangnya siapa yang bisa memastikan dan menjamin kalau Kiara bukan target selanjutnya?
"Kia..." panggil Renn pelan. Renn bisa melihat raut wajah Kiara yang berubah. Kiara menatap lurus ke depan dengan tangan yang meremas setir mobil.
"Siapa yang lo bunuh, Renn?" tanya Kiara dengan suara dingin.
Perasaan Renn mulai cemas. Kiara jadi bersikap dingin. Bahkan Kiara berbicara tidak melihat ke arahnya.
"Namanya Fiona. Dia... Cewek yang di foto bersama aku itu. Yang kamu liat di ruangan pribadi aku, Kiara." Renn menjawab lirih dengan mata yang mulai dipenuhi bulir-bulir air di sudutnya.
Kiara mengerjapkan mata pelan. Entah kenapa Kiara merasa dia seperti kehabisan oksigen. Kiara ingat saat mereka berada di ruang pribadi itu. Kiara bertanya soal siapa cewek yang ada di foto bersama Renn tapi laki-laki itu bilang 'bukan siapa-siapa' dan memilih memasukkan bingkai fotonya ke laci, tidak mau membahasnya. Dari situ Kiara sudah menebak cewek yang ada di foto itu pasti punya hubungan dengan Renn. Kalau tidak, tidak mungkin mereka bisa berfoto dengan ceria dan sedekat itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
BREATH AWAY (TERBIT!)
Romance(CERITA INI TELAH DI TERBITKAN. INFORMASI ORDER NOVEL SILAKAN DM INSTAGRAM: @shalshaee atau bisa order melalui Shopee) *** Kiara pikir lowongan kerja yang dia temukan di terminal bagaikan malaikat yang bisa menyelamatkannya dari kemiskinan. Bekerj...