Rindu

15 5 0
                                    

Tak terasa sudah hampir seminggu Doni pulang kampung. ponselnya juga tidak bisa dihubungi. membuat Shilla sangat merindukannya. namun Shilla tak pernah sedikitpun berprasangka aneh kepada kekasihnya itu. Shilla hanya bisa memandangi Potret mereka berdua yang terpampang nyata di wallpaper hp nya. Shilla juga selalu tidur memeluk boneka yang pernah ia dapat saat bermain di timezone sebuah Mall dulu saat mereka masih PDKT. Raya dan Lisa pun tidak hanya diam saja melihat sahabatnya sedang kesepian. mereka pun berinisiatif mengajak Shilla pergi ke pasar malam untuk menghibur Shilla.

   Lisa : Shill, ntar malem kan malam minggu, kita ke pasar malam yuk.

   Raya : iya yuk shill sekalian gue ajak Dimas juga. semenjak kita udah aktif kuliah, gue jadi jarang ada waktu jalan berdua sama ayang bebb gue itu.

   Shilla : haha iya pantesan si dimas manyun - manyun aja dirumah sama bg ryan.

   Raya : Dimas kerumah loe ?

   Shilla : iya dia nginep dirumah gue kemarin gara - gara asik ngegame sama bg ryan.

   Lisa : lah kok pacar loe nginep dirumah Shilla sih ray ? (tanya Lisa penasaran)

   Raya : yaampun Lis, Dimas kan sepupunya Shilla.

   Lisa : oh gitu toh ceritanya ? yaudah ntar malam gue sama abang gue jemput kalian ya, loe tunggu dirumah Shilla aja Ray.

"asshiiapp" jawab Shilla dan Raya serentak.

malam pun tiba, Raya, Dimas, dan lisa bersenang - senang menaiki wahana yang ada di pasar malam. sementara Shilla hanya mencari jajanan kuliner. Prima pun menemain Shilla mencari jajanan. perlahan Prima mengikuti jejak langkah kaki Shilla dari belakang. ternyata Shilla menyadarinya.

   Shilla : loh kak, ngapain buntuttin aku dibelakang ? kayak ekor aja ? (shilla akhirnya mulai menyapa prima)

   Prima : hehe ngga, tadinya gue mau mainin wahana. tapi ngga jadi deh, keliling - keliling aja liatin suasana.

saat Prima dan Shilla asik mengobrol tiba - tiba hujan turun sangat deras, dan memaksa mereka berdua berteduh di bawah pohon rindang. Shilla asyik memainkan air dengan tangannya yang lentik. ya, Shilla sangat senang jika ada hujan turun. seperti memberi suatu kedamaian di hidupnya. Shilla asik menyanyi dan memainkan air yang perlahan membasahi tubuhnya. Prima pun menarik tangan Shilla untuk kembali berteduh dibawah pohon.

    Shilla : loh kak kenapa ?

    Prima : jangan main hujan, hujan malam itu ngga bagus buat kesehatan. nanti kamu sakit.

    Shilla : yah, sakit itu datang dari Allah kak bukan dari rintik hujan itu.

    Prima : udah ah jangan main hujan mulu ngga baik.
    Shilla : kak biarin aja aku sakit, ntar kan Doni ngejenguk aku hehe

    Prima : ngga boleh mikir gitu. semua orang menginginkan kesehatan bukan penyakit.

    Shilla : iya juga ya kak, sehat itu mahal. jangan sampe sakit deh.

    Prima : nah tu paham. oh iya Shill, doni kapan balik kesini lagi ?

    Shilla : harusnya sih 2hr lagi kak, tapi ngga tau juga soalnya dia masih ngga bisa dihubungi (tampak raut wajah shilla berubah menjadi sedih)

"Astaga, baru gue tanya kabar aja dia udsh sedih gitu. gimana kalau gue kasi tau yang sebenernya. duh ngga kebayang gimana sedihnya shilla" ucap Prima dalam batin.

Hujanpun reda dan mereka pun segera pulang, takut hujannya datang lagi.

Sesampai dirumah tiba - tiba ponsel Shilla berdering..
   Dreetttt.... dretttt....
ternyata Doni yang vidcall

   Doni : malam syg (doni sudah tampak segar)

   Shilla : malam juga syg, kamu kapan pulang, aku rindu banget.

   Doni : ini aku udah pulang kok, makanya aku langsung ngubungi kamu. yaudah kamu istirahat ya syg, ini juga udah malem. sampai jumpa besok dikampus ya syg.

   Shilla : see you too syg. daaa...

mereka pun mengakhiri vidcall nya dan bersiap untuk tidur. Shilla sudah tak sabar ingin bertemu kekasihnya besok.

Di Bawah Rintik Hujan ituTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang