Chapter 14

9.4K 1K 13
                                    

"Segar sekali" Haruki keluar dari kamar mandi dan membeku menatapi ketiga orang anaknya yang memenuhi Ranjang. Ia mengenakan kaos dan celana panjang biasa. Ia benar-benar lelah terus-terusan menggunakan kimono.

Walaupun sudah hampir sebulan setelah kejadian itu anak-anak masih merasa sangat takut untuk tidur sendiri di kamar mereka.
Haruki kadang terpaksa harus tidur di sofa dalam kamar itu karena ia benar-benar tidak mendapat tempat untuk tidur, karena Tatsuya dan ketiga anak itu sudah tidur berdesakan.

Ia duduk di tepi ranjang.  Ia ingin tidur di kamar lain,  namun Yukki selalu menangis ketika tidak mendapatinya ataupun Tatsuya di kamar itu.
Sangat merepotkan namun gadis kecil itu selalu ketakutan setiap kali ditinggal. Ia tidak bicara dan tidak ingin lepas dari Haruki. Tatapannya kosong, Ia bahkan ketakutan saat bertemu orang lain.

Haruki menuju ke arah Jendela menatap ke arah gerbang. Belum ada tanda-tanda Tatsuya kembali. Hari ini Tatsuya pergi untuk menemui keluarga Hazuki dan Tsuzuki.
Mereka selalu menolak permintaan Tatsuya untuk bertemu setelah beberapa kali Tatsuya mengajukan permohonan untuk bertemu. Namun entah mengapa hari ini mereka mengajukan Permohonan untuk bertemu pada Tatsuya. Tatsuya langsung saja berangkat. Ia terlihat sangat senang.

Haruki mengingat kembali kejadian pagi ini sebelum Tatsuya pergi, Setelah beberapa saat, Tatsuya menaikkan nada suaranya lagi.
"Aku akan memastikan aku dapat dukungan mereka"Ujar Tatsuya
"Berhati-hatilah Tatsuya-san...kita tidak tahu ini jebakan atau bukan..."
"Haruki! Kau sedang mendukung ku atau ingin menjatuhkan ku?!!"Bentak Tatsuya.
"Tatsuya-san... Jangan gegabah... Kau paling tahu kemungkinan terburuknya."
Tatsuya menggeser meja kecil di samping tempat tidur, dan menekan sedikit sebuah permukaan kecil yang timbul di tembok. Sebuah celah terlihat. Seolah-olah tembok itu baru saja terbelah dua.
"Jika terjadi sesuatu cepat keluar lewat sini... Aku meminta beberapa orang mengerjakan jalan ini, selama lima tahun kau dirumah itu..."
Haruki mengintip. Jalan bawah tanah itu gelap dan tanpa penerangan.
"Bukankah akan berbahaya jika ada yang mengejar?"
"Pintu ini akan tertutup dengan sendirinya begitu kau masuk. Dan butuh beberapa jam agar terbuka kembali, itupun jika mereka menemukan pintunya. Ada jalan di sana, Kau sebaiknya membawa anak-anak pergi sejauh mungkin untuk sementara waktu. " Ujar Tatsuya
"Maafkan aku. Aku harus pergi sekarang...jangan lengah dan jaga anak-anak" Ujarnya lagi
Ia begitu saja melesat keluar dan lama-kelamaan hilang dari pandangan Haruki.
Haruki menghembuskan nafasnya perlahan.
"Tatsuya-san..."
"Apa yang mereka bicarakan hingga harus selarut ini...perasaanku benar-benar buruk."Ujar Haruki

Lama ia menanti sambil melihat keluar.  Mobil Tatsuya terlihat. Ketika gerbang dibuka, Mobil itu langsung melesat masuk dengan kecepatan tinggi. Saat mobil itu berhenti, dan sosok di dalamnya keluar. Haruki bergidik ngeri. Ia segera membangunkan Kazusa dan menggendong Aki dan Yukki dengan sigap. Aki menangis namun Haruki dengan sigap menutup mulutnya.

"Maafkan aku...Kumohon...aku tidak ingin kalian dalam bahaya" Ujar Haruki
Anak itu masih tersedu-sedu, mungkin ia kaget karena Haruki mengangkatnya dengan agak kasar.
"Kita harus pergi sekarang."Ujarnya.
Ia mengunci pintu kamar mereka dan segera menarik tas yang ia siapkan siang ini. Ia benar-benar sudah siap untuk situasi terburuk.

Ia menggeser laci dan menekan sedikit permukaan laci seperti yang diinstruksikan Tatsuya.
Gelap.
Ia enggan melangkah apalagi Kazusa yang kelihatan sangat ketakutan.
Haruki tidak punya pilihan lain. Ia melangkah masuk sambil menarik Kazusa dan pintu pun tertutup.
"Kazu...jangan Takut."
Tubuh anak itu gemetaran. Ia baru saja bangun dan harus berjalan dengan meraba-raba tembok.
"Aku takut Kazusa akan salah memegangi sesuatu dan ia berteriak. Keparat-keparat itu pasti akan menemukan kami..."
"Kazu...jangan letakkan tanganmu ditembok."
Kazusa langsung saja menarik tangannya dari tembok. Ia berpikir mengapa Haruki mengetahuinya.
"Kazu...jangan pernah lepaskan tanganmu dariku"Ujar Haruki lagi
"Kaa-san..."Suara Kazusa terdengar lirih
"Kazu... Kumohon...aku tidak ingin kehilangan kalian untuk kedua kalinya. Jangan takut...tetaplah berjalan." Haruki berusaha menenangkan Kazusa walaupun ia sendiri saat ini sedang ketakutan. Ia berkeringat padahal di lorong gelap itu terasa sangat dingin.
Mereka terus mengikuti lorong tanpa cabang itu.

LovelessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang