Chapter 5

14.4K 1.4K 57
                                    

Tatsuya beranjak dari tempat tidur, sedangkan Haruki masih tertidur pulas. Matanya bengkak, luka bibirnya dapat terlihat jelas sekarang, pipinya agak membiru, bekas ikatan dasi dipergelangan tangan Haruki terlihat jelas dan lehernya agak membiru tapi tak separah pipinya.
Tatsuya menatap sosok yang tengah berbaring tersebut. Ia duduk di tepi tempat ranjang dan menatap ke langit-langit.
Ia lagi-lagi mengingat kembali saat Haruki menyebut kata bercerai.
"Seharusnya aku senang... Akhirnya tak ada yang tersakiti jika aku mengiyakannya. Apa yang sudah kulakukan... Aku benar-benar akan menyakiti seseorang"
Sesekali ia melirik ke arah Haruki. Ia mengusap wajahnya perlahan, dan sesekali menyibak rambut-rambut yang menutupi wajah Haruki. Tidurnya sangat pulas hingga tidak tega membangunkannya.
Tok..tok..
"Tatsuya-sama, saya membawa pakaian untuk Haruki sama" ujar Aizawa
Semalam Aizawa kebingungan melihat masternya sudah lebih dahulu dibawa pulang oleh Tatsuya.
"Masuklah" Ujar Tatsuya
Aizawa mengangkat sedikit kepalanya saat meletakkan pakaian Haruki ke atas meja.
Ia terkejut hingga akhirnya tidak dalam posisi memberi hormat lagi.
Kondisi Haruki sangat buruk.
"Apa yang kau lihat?"Tatsuya menyadarkan Aizawa
"Maafkan saya Tatsuya-sama..saya...
"Kau boleh pergi"
"B-baiklah..

Rrrrrrr.rrrrrrr...rrrr
"Halo..
"Tatsuya, kau akan kemari hari ini? Ujar suara diseberang sana
"Maafkan aku.. aku sedang mengurus sesuatu..
"Kau sudah memutuskan? Menceraikannya?"suara diseberang sana terdengar senang
"Aika.. kumohon..aku butuh waktu.. dan
Tiba-tiba teleponnya dimatikan.
Kesal, Tatsuya melemparkan ponselnya ke pintu hingga hancur berkeping-keping.

Suara yang ditimbulkannya sontak membuat Haruki terbangun. Ia mendapati wajah kesal Tatsuya yang melihat ke arahnya.
Ia cepat-cepat duduk namun bagian bawahnya terasa sangat perih. Ia menutupi sekujur tubuhnya dengan selimut. Ia menoleh ke arah ponsel yang hancur, namun kemudian menunduk, ia takut kalau-kalau Tatsuya akan mulai melakukan hal yang tidak ingin diingatnya.

"Semua salahmu. Kau yang menghancurkan hidupku... Lalu kau bilang ingin pergi?" ujar Tatsuya dingin
Haruki tetap menunduk, rasanya ia ingin menangis lagi.
"Aku benar-benar seperti seorang wanita..kumohon aku tidak ingin menangis sekarang"
"Maafkan..aku.." Haruki bersuara setelah mengumpulkan keberaniannya.
Entah kenapa berhadapan dengan Haruki membuatnya ingin marah, namun disisi lain ia juga terluka. Ia keluar dari kamar, ia benar-benar ingin mengatur pikirannya terlebih dahulu.
"Aku ingin kembali ke hari-hariku dulu... Namun sepertinya mustahil" pikir Haruki.
Tanpa ia sadari butiran air mata jatuh membasahi selimut yang dikenakannya.

Beberapa saat kemudian Tatsuya kembali. Ia membawa sebuh baskom kecil berisi air dan sebuah kain kecil. Ia meletakannya di atas meja.
Kali ini Tatsuya menoleh ke arah Haruki. Ia mengusap bekas-bekas air mata di pipi Haruki.
"Haru..."
Haruki menatapnya. Tatapannya teduh namun terlihat menyakitkan.
Tatsuya kemudian meraih kain tersebut kemudia membasahinya. Ia menarik tangan Haruki perlahan dan membersihkan tubuh Haruki. Bekas-bekas darah yang menempel disekitar paha Haruki membuatnya terkejut.
Ia menoleh lagi ke sekujur tubuh telanjang Haruki setelah membersihkannya.
Terlalu banyak lebam.
Haruki terlalu malu, namun ia tetap pasrah dengan apa yang ingin dilakukan Tatsuya.

Tatsuya kemudian berdiri dan meraih kimono baru yang diantarkan Aizawa sebelumnya kemudian membantu Haruki berdiri. Tubuh Haruki terasa berat dan sakit dimana-mana. Tatsuya terus membantunya berpakaian. Keduanya saling diam tanpa mengatakan sepatah katapun.

Setelah semua selesai, Tatsuya menggendong Haruki.
"Mari berpindah ke kamar lain. Biarkan mereka membersihkan kamar ini dulu."ujar Tatsuya
Haruki menurut saja. Tatsuya meletakkan kedua tangannya Haruki untuk memeluk lehernya.
"Aizawa kau disitu?
"Saya disini Tatsuya-sama"
"Bukakan pintu ini."
Aizawa membuka pintu kamar dari luar. Ia melihat Tatsuya tengah menggendong Haruki dan Haruki yang wajahnya tanpa ekspresi, tatapannya terlihat kosong.
Aizawa ingat betul semalam Haruki sangat bersemangat sebelum berangkat ke pesta. Ada sedikit perasaan sedih yang mampir, namun ia tetap tak dapat melakukan apapun.

LovelessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang