Chapter 27

6.4K 696 23
                                    

Hari sudah mulai gelap di luar sana, lampu-lampu sudah mulai dinyalakan. Siang tadi Kazusa segera buru-buru keluar dari ruangan pertemuan.
Ia lebih memilih mengunci dirinya di dalam kamar.
Ia menoleh ke langit-langit.
"Haaaaah..." Tidak puas ia kemudian beranjak dan duduk di depan meja riasnya. Cermin yang memantulkan rupa wajahnya itu mengundang amarahnya.

Kazusa cukup gelisah malam itu, ia bahkan tak ingin bergabung dengan yang lainnya saat makan malam. Waktu sudah hampir menunjukkan tengah malam. Ia keluar dari kamarnya dan menengok ke koridor. Suasana sudah sangat sepi. Ia menghembuskan nafasnya pelan.

"Kazu?" Suara Tatsuya membuat Kazusa sukses menahan nafasnya.

Kazusa perlahan berbalik.

"Ingin jalan-jalan sebentar?"Tanya Tatsuya

Kazusa mengangguk pelan. Tatsuya mengacak rambut panjangnya, kemudian memimpin jalan menuju ke arah taman.

Seperti biasa, Tatsuya langsung saja duduk di kursi yang menghadap ke taman. Kazusa berdiri dihadapannya sambil menoleh ke kolam.

"Tidak ada apa-apa di sini...hanya lotus biru dimana-mana"Ujar Kazusa pelan

"Aku dan Haruki selalu menghabiskan waktu kami untuk menunggu kalian di sini..."

"hmm...Syukurlah, Kaa-san tidak akan menangis lagi..." Ujar Kazusa

"Maafkan ayah...

Kazusa langsung saja duduk berjongkok sambil memeluk lututnya dan menangis. Ia terlihat seperti anak kecil saat ini.

Tatsuya berdiri dan mengelus kepala Kazusa pelan, namun tangisan Kazusa makin sulit berhenti. Biasanya Tatsuya akan segera kehilangan kesabarannya, namun saat ini ia hanya berdiri diam sambil menghibur Kazusa. Ia tidak tahu apa yang harus di katakannya saat ini.

Tatsuya membeku sejenak saat melihat sosok lainnya yang sedang berdiri di hadapannya.

Aki mendekati Kazusa yang masih membenamkan seluruh wajahnya di lututnya. Tatsuya mundur perlahan dan memberi ruang untuk mereka.

Aki melepas selimut kecil yang selalu dipakainya dan menutupi tubuh Kazusa. Ia turut berjongkok di sisi Kazusa sambil memeluknya.

"Nii- Maafkan aku..."Ujar Aki sambil menangis

Kazusa terperanjat. Ia segera menghentikan tangisannya. Ia menoleh ke arah Aki yang masih memeluknya sambil bersandar di bahunya.

"Jangan menangis, bayimu juga akan merasa sedih.."Ujar Kazusa. Ia mengusap air mata Aki.

Aki menggeleng, "Hng, aku menyusahkan semua orang ..., Seharusnya kalian membiarkanku ...aku belum bisa mengurusi seorang bayi, aku juga hanya akan menyakitimu..aku hanya beban ...
"Apa yang kau katakan... Kau kesayangan semua orang...aku bahkan berharap aku bukan saudaramu...
Wajah Aki memerah, tangisannya makin memekakkan telinga.
"H-hei...
"Itu teriakan legendarisnya... Ia benar-benar masih putra kecilku..."Ujar Tatsuya yang sedari tadi mengawasi mereka dari kejauhan.

"Nii- Aniki bisa bersama Yoshinaga... Aku tidak masalah...aku ingin Aniki..
"Aki!" Bentak Kazusa
"Apa kau bodoh!? Berhentilah menangis" Ujar Kazusa kesal

"Hmmm...seperti biasa..Kazu juga kasar" suara Haruki berhasil mengejutkan Tatsuya
"Haha...bukankah..kita seperti penguntit?"Ujar Haruki lagi
"Aku rela jadi penguntit... Ini pemandangan yang jarang. Kau tahu, saat hidup sebagai seorang pewaris takhta...kakek pernah bilang, bahkan saudara mulai saling membunuh untuk memperebutkan Takhta. Namun yang terlihat sekarang justru sebaliknya....Mereka kelihatan tidak tertarik dengan apapun...
"Karena mereka saling mencintai ..., Anak-anak itu... Mereka paham bagaimana harus mencintai orang-orang disekitar mereka dengan baik..."Ujar Haruki pelan
Tatsuya menatap wajah Haruki sebentar.
"Hanya saja, Kazusa cukup egois... Ia sangat menyayangi Aki bukan? Siapa yang tahu ia memainkan sandiwaranya dengan baik...bahkan kita bisa dibohongi olehnya" Ujar Tatsuya

LovelessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang