Chapter 8

10.8K 1.2K 42
                                    

Beberapa tahun berlalu, Haruki masih berjuang keras mengubur dalam-dalam ingatannya tentang kejadian menyakitkan yang dialaminya. Walaupun ia lebih dewasa saat ini, namun kehilangan tetaplah kehilangan.

Jangankan kabar, Ia bahkan tak pernah tahu nama putra dan putrinya itu. Bahkan selama itu Tatsuya belum pernah menginjakkan kaki lagi dirumah itu.

Haruki duduk di hadapan sebuah cermin besar. Para pelayan sedang membantunya menata rambut dan merias wajahnya. Wajahnya tampak lebih dewasa dan kulitnya masih sangat bersih.

"Haruki-sama... Apakah anda serius benar-benar akan melakukannya?" Tanya seorang pelayan
"Aku serius."Ujar Haruki. Ia terus saja memegang rambutnya padahal sudah kelihatan sangat rapi.
"Haruki sama.. Tatsuya sama akan marah besar jika Haruki sama muncul ditempat itu"
"Aku sudah tak punya urusan dengannya. Aku hanya ingin bertemu Anak-anakku"Ujar Haruki. Wajahnya terlihat tenang, walaupun kali ini rasa sakit hatinya kembali menyerang.
"Haruki sama... "Si pelayan terlihat sedih Mereka diam sejenak
"Apakah mereka akan menolakku?"Tanya Haruki
"Mungkin mereka akan menolakku...apalagi dengan semua cerita yang dikarang oleh pria itu...mereka pasti sudah percaya jika ibu mereka seorang wanita"lanjut Haruki
Wajahnya terlihat sedih.

Haruki beranjak dari tempatnya.
"Jangan khawatir... Aku hanya akan melihat dari kejauhan."
Ia menuju ke pintu keluar.
"Hei.. Apa tidak apa-apa Haruki sama keluar seperti itu?apa tidak perlu memberitahu Tatsuya-sama?"para pelayan mulai berbisik
"Haruki sama hanya ingin melihat anak-anaknya"Ujar pelayan wanita yang sedari tadi bercakap-cakap dengan Haruki.

Haruki naik ke mobil. Ia diantarkan menuju ke kediaman utama. Awalnya sopir yang akan mengantarkannya menolak, namun akhirnya ia menyerah.
"Sebelum menuju ke kediaman Sekimura, aku ingin menuju ke Kediaman Mikazuki"Ujar Haruki
Ia berusaha mengingat hal yang ia lupakan.
"B-baik Haruki sama"
Mobil itu berputar arah menuju arah yang sebaliknya.
"Beberapa bangunan berubah disini" Haruki menatap ke arah sekolahnya dan beberapa bangunan baru dekat asrama yang bisa dilihat dari jalan.
Ia menunduk. Ia berusaha keras agar tidak menangis. Beberapa saat kemudian ia tersenyum kecil.
"Apa yang aku pikirkan?"
Beberapa saat kemudian mobil iti berhenti.
"Haruki sama... Kita sudah tiba"Sang Sopir menyadarkan Haruki dari lamunannya.

"Baiklah. Tunggulah disini"
Haruki turun dari mobil. Beberapa pelayan yang melihatnya sebagian langsung berlari ke arahnya dan yang lainnya kembali kedalam rumah
"Haruki-sama... Anda baik-baik saja? "Tatapan mereka sedih sekaligus terkejut.
"Haruki!!!"
Haruki baru saja akan membuka mulutnya untuk menjawab. Namun suara ibunya membuat ia berbalik.
"Haru... " sang ibu langsung memeluknya.
"Bu.. Aku baik-baik saja. Aku tidak apa-apa" Ujar Haruki sambil mengusap air mata ibunya
"Masuklah dulu"ujar Ichika sambil menuntun Haruki dan ibunya kembali ke dalam rumah.
"Haru.. Kau tidak perlu kembali ke rumah itu. Ibu sudah tidak ingin melihatnya menyakitimu lagi"
"Si Tatsuya brengsek itu mengatakan kau jadi gila. Ia bahkan melarang kami semua untuk bertemu denganmu" Ujar Ichika kesal.
"Maafkan aku... Aku tidak punya kekuatan untuk mencegahnya saat itu" Ujar Haruki
"Ibu bahkan tak diizinkan untuk masuk saat persalinanmu... Bersyukur ibu bertemu Hiyoka dan Kiyoka. Jadi kami membawa Aki kembali" Ujar sang ibu
Haruki baru saja mengingat sesuatu yang dilupakannya.
"Lalu... Dimana anak itu?" Jantung Haruki berdegub kencang serasa akan mau keluar dari persembunyiannya.
"Dia sedang mengusir kami semua keluar dari kamarnya."Ichika terkekeh
"Sedari pagi ia sibuk memilih baju yang bagus"
"Hmm? Kalian akan pergi ke suatu tempat?"Tanya Haruki
"Kami akan merayakan hari ulang tahunnya. Setiap tahun seperti itu... Maafkan kami Haru" sang ibu menunduk

"Tidak apa-apa terima kasih sudah merawatnya"
Jadi namanya Aki...
Senyuman melengkung dibibir Haruki
"Ayah dan Hirato sedang menghadiri acara untuk Kazusa dan Yukki" lanjut sang
"Kazusa.. Yukki... "Haruki menunduk. Namun raut wajahnya terlihat sangat senang
Sang ibu dan Ichika saling berpandangan
"Ng.. Apa...
"Hm? " Tanya Haruki
"T-tidak apa-apa. Aku akan memanggilkan Aki untukmu"ujar Ichika
"Neechan...
Haruki terlihat ragu
"Tidak apa-apa. Ia tidak akan menolakmu. Kami memberitahunya..."sang ibu menepuk punggungnya
"Tapi bu..

LovelessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang