Chapter 17

8K 889 10
                                    

Setelah Aika dan Hirato di istirahatkan ditempat peristirahatan terakhir mereka, semua keluarga Mikazuki berkumpul di Aula utama. Beberapa orang yang melihat Tatsuya segera menunduk. Mereka sebisa mungkin mengalihkan pandangan mereka agar tidak bertatapan dengan Tatsuya. Tatsuya tidak peduli. Ia duduk tak bergeming ditempatnya. Mereka juga melakukan hal yang sama pada Haruki yang sedang duduk disamping Tatsuya.
Haruki merasa risih karena ia bukan bagian dari keluarga Mikazuki lagi, namanya sudah berganti menjadi Sekimura namun ayahnya memintanya untuk tetap tinggal, seperti saudara-saudaranya yang lain.

"Karena Hirato sudah tiada... Mari menentukan penerus Mikazuki selanjutnya"Ujar sang ayah.
Semua orang diam dan menunduk. Tidak ada yang ingin terbebebani oleh posisi itu. Dan tentu saja posisi itu hanya bisa diisi dengan oleh seorang laki-laki.
"Aku sudah tua, kita harus menentukan pengganti selanjutnya."Ujar sang ayah lagi
"Bukankah Anda masih punya seorang anak laki-laki lagi?"tanya seseorang. Ia adalah suami sepupu Haruki yang baru saja menikah, dan lagi ia tidak tahu apapun tentang Haruki karena ia berasal dari kalangan biasa.
Rasanya Ichika ingin segera menyumpal mulutnya.
Sang ayah terdiam. Ia juga tidak berani berbicara, karena kini Tatsuya sedang menatap si penanya dengan tajam.
"Maafkan aku Hisashi-san... Aku sudah menjadi bagian dari keluarga Sekimura. Jadi mustahil bagiku untuk menjadi kepala keluarga Mikazuki"Ujar Haruki sopan
Ia terdiam. Kemudian bergidik saat istrinya mencubitnya.

"Bagaimana Jika Bayi Hirato-san dan Aika-san. Ia cucu anda, ia menjadi kandidat yang kuat untuk menjadi penerus berikutnya"Ujar Tatsuya.
Sedari tadi Tatsuya bertanya-tanya mengapa keluarga Mikazuki harus repot-repot menanyakan siapa yang mau jadi kepala keluarga,  sedangkan sudah jelas-jelas mereka punya penerus.
"Bayi itu masih terlalu kecil,  Sekimura-sama... Kita tidak akan tahu ia akan bertahan tanpa ibunya atau tidak."Ujar sang ibu
Ketika Tatsuya hendak menjawab,  Haruki segera mencubitnya sekuat mungkin. Rasanya Tatsuya ingin menarik rambutnya saat itu juga.
Tatsuya melihat ke sekelilingnya. Mereka tidak punya anak lelaki yang lain. Yang ia lihat semuanya perempuan.
"Sekimura-sama... Bukankah kau bilang akan melaukan apapun agar aku memaafkanmu?"Tanya Sang Ayah mertua.
Kali ini jantung Tatsuya berdebar lebih cepat dari biasanya dan wajah Haruki pun terlihat berubah.
"Aku memang mengatakannya"Ujar Tatsuya sambil menunduk.
Sang ayah mertua menghembuskan nafasnya perlahan. Beberapa orang lain sudah mulai menatap Haruki dengan wajah was-was.

"Aku ingin meminta seorang putramu untuk kembali menjadi seorang Mikazuki"Ujar Sang Ayah mertua
Air mata Tatsuya spontan mengalir. Ia sudah berpikir mereka akan bahagia, namun ia tak pernah menyangka ia akan dipisahkan lagi dengan seorang anaknya.
"Ayah... Aku..
"Diamlah Haruki!"
"Aku mohon padamu Tatsuya-san"Ujar sang ayah sambil menatap Tatsuya.
"Aku butuh persetujuan Haruki untuk itu... "Ujar Tatsuya sambil menunduk.
Ia ingin menyalahkan dirinya saat ini. Rasanya ia seperti sedang membunuh anaknya sendiri.
"Haruki?"Tanya sang ayah
Haruki menatap seluruh keluarganya. Ia ingat tatapan mereka saat pertama kali mereka menyuruhnya untuk menikah. Ia kehilangan kata-katanya.
"Kazusa, Yukki dan Aki... Mereka sama-sama sudah melewati penderitaan selama ini. Jika salah satu saja dari mereka pergi... Aku... Aku.. Tidak bisa melakukannya.. Maafkan Aku"Ujar Haruki pelan
"Kalau begitu Tatsuya melanggar apa yang ia katakan."Ujar salah seorang sepupunya.
Haruki melihat ke arah Tatsuya.
"Bukankah kalian bisa dengan mudah membesarkan anak Hirato-san dan Aika-san? Seorang anak selalu bisa tumbuh besar bahkan tanpa orang tua sekalipun"Ujar Tatsuya lagi
"Tatsuya... Kita sedang membicarakan apa yang sudah kau katakan"Ujar sang ayah tegas.
Ia benar-benar merasa disudutkan.
"Bagaimana bisa kau menjadi seorang Kaisar nantinya jika kau tidak bisa memegang kata-katamu"Ujar Sang Ibu.

Ia terlihat kaku dan sepertinya sangat membenci Tatsuya saat ini.
Tatsuya menatapnya. Namun ia mengalihkan pandangannya.
"Aku ingin bicara dengan Haruki sebentar."Ujar Tatsuya.
"Kita akan istirahat sebentar sambil menunggu keputusan mereka"Ujar sang ayah.
Tatsuya langsung menarik Haruki keluar dari aula itu.
"Apa yang kau katakan pada Ayahku?!"
"Maafkan aku. Aku bilang akan melakukan apapun agar ia mau memaafkanku."Ujar Tatsuya pelan. Ia merasa bersalah dihadapan Haruki saat ini.
"Berhati-hatilah dengan kata-katamu Tatsuya-san, seluruh keluarga ini sama sekali tak berada dipihakmu. Apalagi saat kau membunuh Nii-san"Ujar Haruki pelan. Mereka melihat-lihat ke sekeliling mereka.
"Kita dalam masalah besar."Ujar Tatsuya sambil berjongkok memandangi pantulan wajahnya di kolam.
"Aku juga menjanjikan sesuatu pada Tsuzuki-sama saat ia bersedia menjadi umpan untuk membantuku"Ujar Tatsuya
"Apa yang kau janjikan Tatsuya-san?"Tanya Haruki. Ia duduk bersila di rerumputan sambil memandangi Tatsuya.
Tatsuya tetap diam sambil terus memandangi pantulan wajahnya.
"Jasmu akan kotor" Ujar Tatsuya.
Haruki mendorong Tatsuya hingga ia pun terduduk. Ia terlihat seperti orang yang benar-benar gagal saat ini.
Ia menunduk. Haruki masih setia menunggu jawabannya sambil mencabuti rumput-rumput kecil.
"Aku menjanjikan akan memberikan seorang anak laki-laki sebagai penerus keluarga Tsuzuki."Ujar Tatsuya.
Haruki terbelalak. Tangannya langsung saja bergerak dan memukuli kepala Tatsuya.
"Apa kau pikir punya anak begitu gampang?!"Bentak Haruki sambil memukuli bahu Tatsuya berulang kali.
"Maafkan aku.. Aku pikir.. Jika Aki.. Menjadi seorang Tsuzuki tidak akan terlalu menyulitkan. Aku tidak menyangka...
"Jika kau memberikan Kazusa dan Aki masing-masing kepada Tsuzuki dan Mikazuki.. Apa yang akan dimilik Sekimura?! Selain itu mereka pasti berpikir kita membuang mereka... Orang tua macam apa kita ini Tatsuya-san.. "Ujar Haruki sambil terisak. Saat ini ia sangat memikirkan perasaan Kazusa dan Aki. Ia benar-benar tidak bisa menyerahkan mereka begitu saja.

LovelessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang