Pagi-pagi sekali Kazusa mengikuti Kiku-san mengumpulkan beberapa herbal dekat hutan. Udara sangat dingin. Kazusa memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celananya. Ia merasa tidak enak hati membiarkan kiku-san pergi sendiri, sementara Haruki harus menjaga Aki dan Yukki yang sedang demam. Sudah beberapa hari kedua anak itu terlalu lama bermain dibawah terik seperti anak-anak di desa pada umumnya, namun akhirnya keduanya tumbang. Tatsuya belum bisa banyak bergerak karena lukanya masih belum sembuh, ia terus berbaring di tempat tidurnya selama beberapa hari ini. Sedangkan Chiyo-san harus mempersiapkan sarapan untuk mereka semua.
"Kazusa-kun... "Panggil Kiku-san
"Ada yang bisa ku bantu Tsuzuki-sama?"Tanya Kazusa
"Apa yang akan kau lakukan jika kau kehilangan ayahmu? Kau akan mengklaim takhta? "Tanya kiku-san pada anak kecil itu.
Ia belajar banyak hal dari Tatsuya, namun ia tak menduga ia akan ditanyai seperti ini.
"Ya. Aku harus naik Takhta. Namun karena aku masih dibawah umur, aku butuh ibuku sebagai pendamping"Ujar Kazusa
"Jika kau kehilangan ibumu juga?"Tanya Kiku-san lagi. Tangannya masih sibuk memetik herbal-herbal itu tanpa menoleh sama sekali ke arah Kazusa.
Kazusa tak bergeming, bagaimana pun juga itu pertanyaan yang berat untuk dijawab oleh seorang anak kecil."Aku tidak ingin kehilangan siapapun."Jawab Kazusa sanbil menunduk. Dadanya sesak. Ia mengingat-ngingat kembali betapa hidup mereka selalu melalui situasi yang sulit, selamat sebentar kemudian ada saja masalah yang datang.
Kiku-san berdiri dihadapannya sambil membawa sekarung kecil herbal.
"Jangan dipikirkan. Aku hanya bertanya. Ayo kita kembali."Kiku memegangi bahu Kazusa kemudian mendorongnya sekiat mungkin ke depan.
Kazusa terjatuh. Ia dengan sigap berdiri dan menoleh ke belakang. Sebuah anak panah tertancap tepat dibahu Kiku-san.
"Larilah! Beritahu Ayah dan ibumu!" Ujar Kiku-san
Sebuah anak panah kembali dilepaskan dan menggores lengan kecil Kazusa. Ia meringis kesakitan. Namun ia tahu ia tidak boleh berhenti. Ia berlari keluar dari hutan sendirian. Langkah kaki para pemburu terdengar. Ia ingin berbalik menengok keadaan Kiku-san namun ia tidak berani. Nafasnya memburu ia kelelahan dan lengan kanannya saiit luar biasa. Anak kecil itu mengusap air matanya.
Ia sudah dekat dengan rumah namun sebuah tangan menangkapnya. Ia meronta sekuat tenaga dan menggigit tangan orang yang menangkapnya.
Anak itu terjatuh ke tanah. Ia mundur beberapa langkah kemudian berlari. Orang itu mencabut katananya.
"Kaa-san! Ayah!!!!"Suara Kazusa Histeris
Haruki segera keluar mencari tahu asal suara Kazusa. Ia terbelalak ketika orang itu mengangkat katana di atas Kazusa yang sedang berlari. Haruki dengan sigap mengangkat sebuah batu kecil dan melemparnya. Lemparan pertama ia berhasil menghindar, lemparan kedua batu kecil itu berhasil mengenai pelipis orang itu.Nafas Kazusa terengah-engah sambil memeluknya. Namun pikiran Haruki sekarang sedang kalut. Tatsuya sedang terluka dan Kiku-san tidak terlihat mengikuti Kazusa. Haruki segera menarik Kazusa ke dalam rumah.
"Chiyo-san!"Seru Haruki
Wanita itu keluar dari dalam kamar dan membawa sebuah katana, dan membuka sebuah tatami.
"Sembunyikan dahulu anak-anak. Mereka sepertinya sudah mengepung tempat ini"Ujar Chiyo.
Haruki dengan sigap mengangkat Kazusa dan memasukannya keruang kecil dibawah lantai itu. Ia segera menggendong Yukki dan Aki yang masih demam. Ia menidurkan mereka perlahan-lahan.
"Kazusa... Kau tahu apa yang harus kau lakukan."Ujar Haruki. Ia menciumi kening anak itu. Mata Kazusa memerah lagi.
"Kaa-san..."
"Berjanjilah pada Kaa-san, kau akan menjaga Yukki dan Aki" Kazusa mengangguk berulang kali.
Haruki dan Chiyo segera menutup kembali tatamo tersebut. Ia menutup pintu walaupun ia tahu itu akan sia-sia, namun hal itu akan membantunya mengulur waktu selagi ia membangunkan Tatsuya.Chiyo berdiri didepan tatami tempat anak-anak bersembunyi sambil memegang katana.
Haruki segera menuju ke kamar dan hendak membangunkan Tatsuya. Namun yang didapatinya, Tatsuya sudah tidak ada di kamar itu. Ia merasa sangat panik.
Ia ingin memanggil namun ia takut suaranya justru akan mengundang orang di luar sana. Ia kembali ke tempat Chiyo. Wanita paruh baya itu terlihat sedang memegangi katana. Tangannya gemetaran. Haruki segera mengambil katana itu darinya.
"Tatsuya tidak ada di kamar."Ujar Haruki
Ia mendekati pintu dan membukanya. Ia berpikir untuk mencari Tatsuya di luar, namun yang ditemuinya sempat membuat perutnya bergejolak.
Ia mual melihat beberapa potongan tubuh berceran dimana-mana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Loveless
Romance[MURNI CIPTAAN AUTHOR, BUKAN NOVEL TERJEMAHAN!!!] DILARANG copas dan DILARANG Remake jadi versi lain! Mikazuki Haruki (18) dipaksa menikah dengan satu-satunya pewaris Klan Sekimura, Sekimura Tatsuya(25). Ini tak seperti Klan Mikazuki memiliki Hut...