Chapter 18

8.6K 914 6
                                    

Warning!!!!!!!!!!
Tatsuya  & Haruki's xxx sweet scene here
(/▽\*)。o○♡

"Aku pikir semuanya sudah selesai... Lihatlah tumpukan dokumen ini, aku bahkan tidak dapat menyelesaikannya tepat waktu"Tatsuya memegangi keningnya.
Saat ini ia benar-benar tidak punya kebebasan. Ia mengambil alih Takhta dari kakeknya, dan kini ia mendapati dirinya bekerja dengan sangat keras. Ia bahkan tidak punya waktu untuk melihat anak-anak. Ia selalu keluar dari ruangan kerja saat mereka semua sudah terlelap. Seperti malam ini, dengan langkah gontai ia menuju ke kamarnya.
"Kurasa... Malam ini juga tidak bisa... Aku terlalu lelah"Tatsuya membuka pintu kamar dan mendapati Haruki sedang duduk sambil membaca buku.
"Kau belum tidur?"Tanya Tatsuya.
"Ya... "
"Haaaahh...maafkan aku.. Kurasa tidak malam ini"Ujar Tatsuya
Ia melonggarkan dasinya kemudian segera menghempaskan diri di ranjang.
"Tatsuya-san...
Tatsuya sedikit membuka matanya melihat Haruki.
"Tidak bisakah kau memberikan sesuatu yang lain pada Tsuzuki-san.. Aku benar-benar tidak bisa... Apa kau ingin aku melahirkan bayi dan tanpa sempat menggendongnya..merawatnya...  Lagi-lagi ia dibawa pergi dariku"Ujar Haruki pelan
Tatsuya spontan bangun dari tidurnya.
"Haruki! Kau ingin aku melanggar janjiku?"
"Tatsuya-san... Kau menjanjikannya saat itu.. Sebenarnya Aku...ini sangat sulit untukku."Ujar Haruki lagi sambil menunduk.
Kesal Tatsuya segera keluar dari kamarnya dan membanting pintu sekuat mungkin. Ia kembali memasuki ruang kerjanya.
Ia menarik nafasnya perlahan, setelah agak tenang ia kembali ke kamar. Haruki masih duduk di sana sambil menunduk.

"Kau ingin aku punya selir? Agar aku bisa punya anak lagi?"Ujar Tatsuya.
Haruki sontak mengangkat kepalanya menatap Tatsuya.
Air matanya keluar begitu saja.
Tatsuya memegangi keningnya sambil menghampiri Haruki. Ia menyeka air mata Haruki.
"Maafkan aku"Ujar Tatsuya
"Aku bersalah saat itu... Aku benar-benar bersalah"Ujar Tatsuya.
Haruki masih terisak. Kata-kata Tatsuya selalu berhasil membuatnya kecewa.
Tatsuya menarik Haruki ke ranjang. Haruki berbalik ke arah lain dan Tatsuya memeluknya dari belakang.
"Haru...
Haruki masih tak bergeming.
"Jika kita punya anak lagi, mari besarkan mereka bersama-sama. Walaupun nama keluarga kita akan berbeda."Ujar Tatsuya
"Kau tahu... Aku selalu bermimpi ingin mempunyai keluarga yang sangat besar. Kita akan membesarkan mereka dengan baik, hingga masing-masing mereka siap menerima tugas yang diberikan untuk mereka." lanjut Tatsuya.
Ia menciumi tengkuk Haruki. Haruki langsung berbalik menatapnya.
"Kau akan bicara pada Tsuzuki-san dan Ayahku?"Tanya Haruki
"Ya."
"Biarkan aku sendiri yang bilang pada mereka" Ujar Haruki
"Tentu saja. Kau seorang ratu saat ini, kau tidak perlu takut mereka akan menentangmu"Ujar Tatsuya sambil menciumi kening Haruki.
Ia menatap Haruki lama.
"Maafkan Aku..."
"Kau tidak ingin melakukannya?"Tanya Haruki.
"Apa yang sudah kukatakan... Arrghhh... Aku ingin minum-minuman keras hingga lupa diri saat ini... Bagaimana jika aku sampai membangunkan Tatsuya"batin Haruki terus berteriak.
"Aku sangat lelah malam ini... Kurasa aku tidak akan bertahan lama" Ujar Tatsuya lagi. Ia langsung saja tertidur lelap. Haruki menghembuskan nafasnya perlahan. Jantungnya berdetak tidak karuan. Ia menutupi wajahnya dengan kedua tangannya. Matanya mengintip lewat sela-sela jarinya menatap Tatsuya.
Ia menekan pipi Tatsuya dengan jari telunjuknya.
"Ku harap kau tidak sedang membohongiku saat ini"Ujar Haruki kemudian ikut terlelap.
°
°
°
"Aku.. Mengerti perasaanmu Yang Mulia"Ujar Chiyo. Ekspresi wajahnya agak sedih, saat Haruki menyampaikan apa yang ada dipikirannya.
"Aku... Tidak akan melarang anakku untuk berkunjung kemari Chiyo-san, namun aku ingin sekali membesarkannya dengan kedua tanganku sendiri. Sekali lagi Maafkan aku Kiku-san.. Chiyo-san... "Ujar Haruki lagi
"Bagi kami cukuplah Tsuzuki punya seorang penerus... Hal itu sudah cukup bagi kami. Jika Yang Mulia ingin membesarkannya, kami tidak akan melarangnya"
"Aku... Sangat berterima Kasih atas kebaikan hati kalian"ujar Haruki sambil menunduk. Ia harus segera pergi ke kediaman Mikazuki.
"Kiku-san...
"Biarkan Haruki-sama melakukannya... Ia tidak sempat menggendong anak-anaknya ketika dilahirkan... Hal itu pasti berat untuknya. Anak itu juga akan menggunakan nama Tsuzuki... Jangan cemas Chiyo"Ujar Kiku sambil memeluk istrinya.
°
°
°
"Haruki! Kalian tidak menepati janji kalian!"Geram sang Ayah.
"Kami menepati janji kami, aku akan menamai anak itu dengan nama Mikazuki... Tapi biarkan aku membesarkannya."
"Lalu ia akan jadi loyal pada kalian? Meninggalkan seluruh klan ini demi mematuhi kalian?!"
"Aku tidak berniat mengadu domba anak-anakku. Mereka punya perannya masing-masing. Yang lainnya tidak boleh melanggar perannya. Aku hanya ingin membesarkannya dengan kedua tanganku sendiri"Ujar Haruki
"Bukankah akan lebih sulit bagimu melepaskan mereka setelah mereka besar? Kau tidak pernah berpikir dua kali. Itulah mengapa aku tidak pernah merekomendasikanmu untuk menjadi kepala keluarga Mikazuki"Ujar sang ayah ketus
Haruki terdiam
"Aku akan melepaskan mereka jika sudah saatnya"Ujar Haruki
"Jika itu tidak terjadi aku akan mengambil mereka secara paksa"Sang ayah bangkit dari tempatnya dan meninggalkan Haruki.
Lututnya lemas,  rasanya ia tak punya tenaga untuk bangkit.
"Yang Mulia... Anda baik-baik saja?"tanya seorang pelayan
"Bantulah aku berdiri"Ujar Haruki. Pelayan itu membantunya berdiri dan kembali ke mobil.
°
°
°
Haruki mengintip anak-anak yang sedang menerima pelajaran mereka. Ia tidak ingin mengganggu mereka saat ini.  Jadi ia langsung menuju ke kamarnya. Ditengah jalan ia menuju ke ruang kerja Tatsuya.
Ia membuka sedikit pintu ruangan itu dan menoleh.
Pelayan pribadinya menyadari kehadiran Haruki, namun ia tetap diam saat Haruki memberi isyarat diam.
"perasaanku saja... Atau Tatsuya-san sudah semakin tua" ia tertawa geli saat melihat wajah kusut Tatsuya.
"Daripada kau tertawa sendiri disitu, mengapa tak membantuku?"Tanya Tatsuya
"Haha...aku tertangkap.. "
"Yoshinaga... Kau bisa meninggalkan kami"Ujar Tatsuya
"Baik yang mulia."Pelayan tersebut langsung keluar dari ruangan itu.
Haruki mendekat sambil melihat-lihat dokumen tersebut.
"Kau berhasil?"tanya Tatsuya
"Ya...
.
.
Walaupun aku mengecewakan beberapa orang" Ujar Haruki setelah jeda beberapa  saat. 
"Harus ada yang kecewa dan berbesar hati jika ingin yang lainnya bahagia"Ujar Tatsuya
"Ini tidak akan mudah Tatsuya-san... Aku sempat berpikir, bagaimana jika aku tidak bisa punya anak lagi" Ujar Haruki pelan
Ia menatap Tatsuya sambil tertawa kecil. 
"Kita tidak akan tahu...
"Entahlah... Aku ragu"
"Aku ragu pada diriku sendiri dan pada dirimu Tatsuya-san...Kau terlalu nyaman dengan status teman. Kau terlihat tidak berniat untuk melanggar batas yang sudah kau buat." Haruki masih berdiri termenung di sisi Tatsuya.
Mereka berdua diam tanpa ada yang mengucapkan sepatah kata pun.
"Jika aku tidak bisa punya anak lagi... Benarkah kau akan mengambil seorang selir?" Tanya Haruki pelan
"Haru... Kita bisa membicarakan itu dilain waktu.. Aku sedang sibuk saat ini" Ujar Tatsuya.
"Baiklah" nadanya merendah dan pelan.
"Aku.. Ingin beristirahat sebentar" lanjutnya.
Ia segera keluar dari ruangan Tatsuya.
Tatsuya melihat punggung Haruki sambil meletakkan dokumen yang dipegangnya. Ia menghembuskan nafasnya pelan. Dan memegangi keningnya.
"Apa yang harus kulakukan?"
ia berpikir sejenak kemudian meletakkan kepalanya di atas meja.
"Yoshinaga.. Kemarilah... "Ujar Tatsuya
Sang pelayan berdiri dihadapannya sambil mnunduk.
"Aku akan menyelesaikan semua ini besok... Aku ingin menghabiskan waktu sebentar bersama Haruki"Ujar Tatsuya
"Baiklah yang mulia"
Tatsuya berdiri dari kursinya dan segera meninggalkan ruangannya.
°
°
°
"Mungkin aku harus menerima semuanya...  Aku benar-benar lelah... Aku seperti seorang anak kecil saat ini. Egois. Aku seharusnya tidak melanggar semua aturan klan Sekimura. Aku terlalu memaksakan diri untuk membuat Tatsuya mencintaiku."Haruki berbaring di atas ranjang sambil menutup wajahnya dengan bantal. Ia berbalik dan melihat ke arah jendela, sore ini juga sama tenangnya dengan kemarin. Perasaannya jadi agak tenang.

LovelessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang