Chapter 26

6.5K 738 35
                                    

Shuichi terlihat Ragu. Ia ingin menuju ke ruangan pertemuan, namun ia malah mondar-mandir gelisah di hadapan Tatsuya.
"Sebelum kau pergi ke ruang pertemuan, aku ingin menceritakan sebuah kisah" Ujar Tatsuya.
Ia duduk santai di kursinya, sementara Shima menuangkan secangkir teh untuknya, kemudian kembali berdiri di tempatnya.
Shuichi menatap kakak angkatnya itu dengan Tatapan bingung, namun Shima hanya mengangguk pelan agar Shuichi hanya mendengarkannya.
"Dahulu...ada seorang pria dari keluarga kaya raya. Walaupun tak mengandalkan harta orang tuanya ia dapat hidup serba berkelimpahan. Saat itu, ia baru saja menyelesaikan studinya di luar negeri. Dan saat ia kembali ke rumah keluarganya, Ia di jodohkan...Namun sayangnya, saat itu  ia sudah punya kekasih..." Ujar Tatsuya. Ia menghentikan sebentar pembicaraannya sambil menyesap tehnya sebentar

"Menurutmu, apa yang dilakukannya?" Tanya Tatsuya sambil meletakkan cangkir tehnya.

Shuichi terdiam sebentar.

"Menurutku ia akan memilih kekasihnya" Ujar Shuichi pelan

Tatsuya tersenyum kecil.

"Sayang sekali... kau salah. Ia memilih untuk mengikuti kemauan kedua orang tuanya. Ia meninggalkan gadis nan menawan itu, untuk di jodohkan dengan seorang pria."

Shuichi melebarkan matanya. "P-pria?" Tanyanya pelan, Ia tidak ingin menyinggung Tatsuya maupun Shima, apalagi sekarang ia juga salah satu di dalamnya. Sebenarnya Ia sempat berpikir, mengapa harus memilih seorang pria jika ada seorang gadis yang akan menemaninya seumur hidup.

"Ya..seorang pria. Awalnya ia ragu. Sulit baginya untuk menerima pasangannya, walaupun setelah mereka menikah. Ia adalah pewaris terakhir dari klannya...dan ia berpikir mustahil dua orang pria bisa punya keturunan.  Sangat mustahil."

"Lalu mengapa?"Protes Shuichi pelan

"Kau tahu, kekasih pria itu tidur dengan kakak pasangannya..."

Shuichi berpikir keras. Dari raut wajahnya ia tidak mengerti maksud Tatsuya.

"Mengapa calon menantuku harus seperti ini..." Rasanya ada yang menggelitik batin Tatsuya.

"Baiklah Shuichi. Dengarkan baik-baik..."Ujar Tatsuya setelah menghembuskan nafas panjang

"Kau juga Shima, Duduklah" Perintah Tatsuya pada pelayannya.

"Aku dijodohkan dengan Haruki saat itu."

Baik Shuichi maupun Shima sama-sama terbelalak dengan kata-katanya. Yang terlihat oleh mereka, keduanya terlihat baik-baik saja dan sangat mesra.

"Haah...Jangan panik seperti itu..."Ujar Tatsuya

"Awalnya aku bersikeras menolak, namun... Aika-san kekasihku saat itu terlanjur mengandung anak kakak tertua Haruki. Mikazuki Hirato. Aku sudah menerimanya. Mungkin ia akan bahagia bersama orang lain, namun diluar dugaanku, Hirato-san meminta Aika-san mengguggurkan bayi itu. Aika-san pasrah. Ia tak ingin keluarga besarnya tahu, ia hanya memberitahuku. Aku menghampiri Hirato-san dan memberinya pelajaran. Aku berharap ia sadar akan perbuatannya, bayi itu tidak pernah bersalah...Hirato-san, hanya ingin bersenang-senang " Ujar Tatsuya

Tatsuya lagi-lagi menghentikan ceritanya sebentar. Namun dua bersaudara di hadapannya terlihat sangat antusias.

"Jadi aku memutuskan untuk menerima perintah Ayahku, dengan tujuan untuk balas dendam..."

Lagi-lagi kedua Yoshinaga di hadapannya terkejut.

"Shima, Yang kau lihat tempo hari belum apa-apa... sepanjang pernikahan kami... Aku selalu menyiksanya...sudah beberapa kali, Ia berusaha mengakhiri hidupnya, namun entah mengapa...aku tidak bisa membiarkannya."

LovelessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang