3. Kegiatan Pondok

5.8K 322 35
                                    

*** بسم الله الحمن الرحيم ****

🍎🍎🍎

Fadhilah Sholat tarawih malam Ke-2

Diampunkan dosa kedua ibu-bapak, jika keduanya beriman.

📖📖📖📖📖📖📖📖📖📖📖📖📖📖

Baru saja kakiku menapaki teras Masjid, hendak mengambil sandal. "Astaghfirullahal'adhim."

"Kenapa Gus?" tanya Badrun yang kini bersamaku.

"Sandal saya nggak ada, Drun." Kupamerkan gigi, nyegir dihadapannya.

"Astaghfirullah ... kebiasaan yah tuh anak-anak santri. Susah amat dibilangin kalau ghosob itu dosa. Ini Gus pakai punya saya aja." Badrun dengan cepat mempersembahkan sepasang sandalnya tepat di hadapan kakiku.

*(Ghosob adalah memakai barang orang lain tanpa minta izin terlebih dahulu. Hukumnya sama dengan Mencuri yaitu Haram)


"Lah kamu gimana, Drun?"

"Kalau saya mah. Sudah biasa nyeker, Gus," ucap Badrun seraya terkekeh. Aku pun terkekeh seraya menggeleng-gelengkan kepala.

Di Pesantren ini, kegiatan ba'da sholat Shubuh yaitu baca surat Yasin, wirid-wirid dan do'a.
Setelahnya, santri kembali ke kamar hanya sebentar, mengambil kitab dan kembali berkumpul di Masjid, guna mengikuti kajian Kitab Irsyadul Ibad. Karangan Asy Syaikh Zainuddin bin Abdul Aziz ini membahas masalah Fikih.

Para santri selama kegiatan pondok romadhon diwajibkan mengikuti pengajian sebanyak 3 kali sehari, yaitu pagi ba'da Shubuh, ba'da Dhuhur dan malam hari ba'da tarawih.

"Padahal nih ya Gus. Para Santri itu sudah sering dita'zir kalau ghosob. Tapi tetap saja ada saja yang melakukan hal haram itu."

"Namanya juga anak manusia Drun. Pasti ada saja yang bandel. Mereka tau ilmunya bahwa itu diharamkan tapi tetap saja dilakukan."
Aku duduk bersila di teras Masjid. Urung untuk langsung ke dhalem.

Badrun pun ikut bersila di sampingku tampak manggut-manggut.
"Kira-kira mereka begitu karena apa ya Gus. Sudah di ta'zir ini itu. Tapi tetap saja kelakuannya."

"Poin terbesarnya tuh. Karena tak ada rasa takut Drun." Tampak Badrun mengerutkan keningnya, tampak bingung mencerna kata-kataku.

"Mereka tak punya rasa takut pada Allah. Jadi mereka tak menghiraukan hukum yang telah disyari'atkan. Padahal ilmunya, mereka tau kan?.
Makanya kunci orang beriman yang ingin selamat itu hanya takut kepada Allah. Karena kalau kita sudah merasa takut kepada Allah, maka kita akan merasa terus diawasi oleh Allah. Kalau sudah merasa diawasi. Maka kita takut untuk melakukan segala maksiat yang sudah pasti berakibat dosa," jelasku lumayan panjang, membuat si Badrun mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Iya-iya Gus. Benar sampeyan Gus."

"Hei ... Mas, Mas sini." Aku melambaikan tangan, menyuruh salah santri untuk duduk di sebelahku."Duduk sini!" perintahku sembari tanganku menepuk-nepuk lantai yang masih terasa dingin.

"In-injih Gus."

"Nama kamu siapa?"

"Jalaludin Gus," ucapnya menunduk.

"Sudah berapa lama kamu mondok?"

"Ba-baru satu tahun ini, Gus."

"Iya Gus. Dia Santri baru, ada apa to?" timpal Badrun menengahi obrolan kami. Mungkin dia kasihan ngeliat santri yang terlihat gugup berbicara denganku.

Jodohku ... Wanita Bercadar ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang