Fadhilah Sholat Tarawih malam ke-13
aman dari segala keburukan di hari kiyamat nantiFadhilah Sholat Tarawih malam ke-14
dibebaskan dari pemeriksaan di hari kiyamat atas dasar persaksian malaikat atas shalat tarawihnya.🍭🍭🍭🍭🍭🍭🍭🍭🍭🍭🍭🍭🍭🍭
Tepat pukul 9 malam. Tubuhku akhirnya bisa merebahkan diri di atas empuknya kasur mini yang hanya cukup untuk satu orang ini.
Dengan kedua tangan yang terlipat di belakang kepala, mataku mulai terpejam.
Bukan untuk tidur lelap, tapi hanya mengistirahatkan tubuhku.Tak habis pikir oleh diriku sendiri. Kenapa pikiranku tak merasa lelah, ditengah terdiamnya aku seorang diri, pikiran ini tetap saja berkelana ke mana-kemana, kembali mengingat kejadian tadi di panti.
Sebuah pertemuan yang tak kukira sebelumnya. Karena kata Nenek kita akan pergi bersama Haura.
Tapi ... pada akhirnya sosok dialah yang muncul. Seorang gadis bercadar yang diutus Haura menggatikan posisinya menemani Nenek ke panti.Apakah ini pertanda jodoh? batinku mulai menebak-nebak.
Khalwa ... dia seorang wanita yang lemah lembut. Begitu penyayang kepada anak kecil. Hal itu tampak sekali tadi saat dia begitu pandainya mengambil hati mereka.
Pertemuan mereka yang pertama kali sama sekali tak terlihat canggung, yang ada mereka begitu akrab seperti sering bertemu sebelumnya.
Selain penyayang anak kecil, ia juga pintar dan cerdik dalam mengatasi sebuah masalah yang tadi sempat terjadi.
Ada dua anak kecil yang sempat bertengkar dan terdengar tangisnya akibat pertengakaran itu. Dengan cepat ia bisa membujuknya, entah dengan cara apa. Hanya terdengar sayup-sayup suaranya lembut saat menenangkan keduanya.
Aku yang tadi berada di balik tabir. Jadi tak bisa melihat aktivitasnya secara langsung. Hanya indera pendengaranku yang bisa menebak semuanya.
Karena Aku, Paman, Bibi dan Nenek duduk di balik tirai tempat anak-anak berkumpul."Buka saja cadarnya Khalwa. Toh ini sudah ada tabir. Jadi kamu hanya bertemu dengan anak-anak kecil nantinya. Saya khawatir mereka takut melihat kamu kalau bercadar. Karena di sini, belum pernah sebelumnya mereka bertemu dengan orang yang bercadar," ungkap Nenekku yang sempat kudengar sebelum mereka memasuki ruangan.
Bisakah aku menyimpulkan kalau dia cantik? Karena tadi sempat terdengar salah satu anak memanggilnya dengan sebutan 'Kakak Cantik'.
Flashback On.
"Rahman gimana? Udah ada calon?" tanya Paman Munif saat berbincang.
Nasib jomblo gini banget ya. Ke mana-mana kalau ketemu saudara atau teman yang lama tak bertemu. Satu pertanyaan ini tak pernah luput dariku. Fiuh. 😟
"Belum Ammi. Doanya." Cengiran khas orang yang malu-malu pasti kutampakkan kalau sudah situasi seperti ini.
"Husnan juga sama, Man. Dia masih sibuk bekerja dan menekuni hobinya mendaki kalau libur. Jadi tak sempat kayaknya dia mikirin nikah." Laki-laki yang kupanggil Ammi ini tampak terkekeh setelah menyelesaikan ucapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodohku ... Wanita Bercadar ✔
EspiritualCerita JWB versi cetak dg 200+ halaman. Bisa di beli dg harga 65.000 saja. ☺ Minat? Hubungi 085608113555 Versi cetak dg yg publish di WP Abeda alur dan ada konflik ya. 😊 Ekstra Part nya udah di unpublish. Yang mau baca ekstra Partnya Bisa DM, jang...