20. Puasa Syawwal

4K 244 47
                                    

Hadits

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ

"Barangsiapa berpuasa di bulan Ramadhan, kemudian mengikutinya dengan enam hari di bulan Syawal, maka ia seperti berpuasa setahun"
(HR. Muslim)

Yuk Puasa 😉😄

💓💓💓💓💓💓💓💓💓💓💓

Debaran hati Khalwa semakin menjadi-jadi saat netranya tak sengaja bertemu pandang dengan Gus Rahman.
Keduanya kembali menunduk dalam diam. Sibuk merasakan deguban jantung yang sama-sama bersorak.

Dua keluarga ini terlibat obrolan ringan. Sesekali canda dan tawa menghiasinya.

"Ya nggak lah, Khi. Tak mungkinlah ane semudah itu melupakan kenangan kita dulu. Kenangan yang tak terlupakan, dan akhirnya ane bisa mendapatkan bidadari di samping ane ini," ungkap Kiyai Anshori langsung memegang tangan Ibu Nyai Zakiyah yang tepat berada di sampingnya.

Zakiyah hanya tersenyum, mengingat perjuangan laki-laki yang kini setia mendampinginya itu tak mudah mendapat restu dari kedua orang tuanya.

Kiyai Anshori dulu di pesantren saat menjadi santri menutupi identitasnya sebagai putra Kiyai. Sehingga ia nekat mempersunting Zakiyah seorang diri begitu mendengar desas desus Zakiyah akan dijodohkan.

Karena kenekatan itulah, ia diberi berbagai ujian oleh Abah Zakiyah, sang pengasuh pesantren tempat Anshori menimba ilmu dulu.

Selain ujian kepandaian dan juga ibadah sholat yang harus dilakukan berjamaah juga wirid di malam hari, beliau juga uji kesabaran dalam merawat binatang, bersih-bersih dhalem dan mengurus sawah. Hal itu dilakukan beliau lebih dari 1 bulan, lebih tepatnya adalah 40 hari.

"Sekarang gimana dengan Khalwa? nerima nggak khitbahnya cucu saya, Rahman?" tanya Kiyai Adnan menoleh ke arah Khalwa yang sedari tadi menunduk.

Hening ... semua mata tertuju ke arah Khalwa. Pendengaran semua orang di ruangan ini telah siap mendengar apapun jawaban Khalwa, khususnya Gus Rahman yang sedari tadi diam hanya sesekali merapatkan genggaman tangannya sendiri.

"Afwan Kiyai, sebelum Khalwa menjawab. bolehkah Khalwa bicara sebentar denga Gus Rahman?"

"Oh ya silakan, Nak."

Khalwa pun beranjak diikuti Gus Rahman di belakangnya.
Wanita bercadar itu lebih memilih ke depan rumah. Duduk di bangku pelataran rumahnya dengan jarak aman.

"Afwan Gus. Bolehkah saya tanya sesuatu yang sifatnya pribadi kepada Gus Rahman?"

"Iya silahkan, Al."

"Gus Rahman menerima perjodohan ini bukan bermaksud untuk menjadikan saya bahan pelarian cinta Gus kepada Nisa kan?"

"Astaghfirullahal'adhzim.
Ya nggak lah, Al. Sama sekali saya nggak ada pikiran seperti itu. Meskipun jujur, saya belum bisa memusnahkan cinta ini sepenuhnya dari Nisa.
Tapi untuk saat ini-" Gus Rahman berhenti berucap. Terdengar helaan napas darinya.
Khalwa masih menunduk, menunggu ucapan berikutnya yang akan keluar dari lisan laki-laki yang duduk di sampingnya itu.

"Aku masih sayang sama kamu Al dan untuk cinta ... aku yakin secepatnya akan hadir dalam hatiku untukmu, jika kamu mau menerimaku sebagai calon suamimu."

Jodohku ... Wanita Bercadar ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang