15. Do'a

3.4K 219 24
                                    

Fadhilah Sholat Tarawih malam ke-25
Allah swt bebaskan darinya siksa kubur.

Fadhilah Sholat Tarawih malam Ke-26
Allah swt angkatkan dosanya selama empat puluh tahun.

💖💖💖💖💖💖💖💖

Bukan hanya kue kering yang dipesan di hari lebaran. Tapi kita juga perlu memesan jodoh terbaik kepada Allah sebagai imam dunia akhirat nanti.

Tikunglah ia lewat do'a. Imam yang berilmu agama sebagai tameng ketauhidan dan yang berakhlakul karimah sebagai wujud kepribadian yang dicintai Rosulullah.

Janganlah menyerah dan berputus asa saat jodohmu tak kunjung datang. Senantiasalah berdo'a dan terus berdo'a. Yakinlah bahwa do'amu akan segera terijabah.
Karena Addu'a u shilahul Mu'min,
Doa itu senjatanya Orang yang beriman.

"Ehm ... kayaknya ada yang mau jemput jodoh nih," celetuk Iffah tiba-tiba menghampiri Rahman yang sedang duduk sendiri di gazebo belakang, sedang menyimak ceramah seorang ustadz di youtube.

"Lantas? Ada masalah ?" jawab enteng Rahman.

"Wah ... jadi bener kamu menyetujui perjodohan yang kata Ummi kemarin?" Iffah dengan antusias mencerca ponakannya itu untuk memastikan.

"Yeee siapa yang bilang setuju sih. Kok kamu girang gini kalau aku dijodohin?"

"Ya iyalah, gimana nggak seneng coba. Ponakanku yang sudah cukup umur akhirnya nggak jomblo lagi. Mudah-mudahan sih ... nggak ditolak lagi," ucap Iffah menoleh ke arah Rahman sembari menaik turunkan alisnya, mencibir Rahman nih lebih tepatnya.

"Iya iya deh Aamiin." Dengan sedikit kesal Rahman mengamini doa tantenya yang membuat mood-nya jelek. Bibinya itu nggak tau aja, kalau akhir-akhir ini dia begitu sensi kalau bahas jodoh.

Apalagi kalau ingat masa lalunya yang sudah 2 kali cintanya tak bisa ia miliki. Ia jadi kembali ingat bagaimana susahnya dia bangkit dari kesedihan.

Rahman adalah tipe laki-laki yang tak gampang buat jatuh cinta kepada seorang wanita. Tapi saat jatuh, ia susah sekali untuk kembali bangun. Jadi jangan salahkan ia kalau saat ini hatinya lebih berhati-hati dalam mengontrol sebuah rasa yang bisa saja tak ia duga hadir cinta dengan berlebihan lagi.

"Aminin kok nggak ikhlas gitu sih. Entar tambah jauh lo jodohnya."

"Ish ... kamu nih, ngedoain tu yang baik dan bener dong," ucap Rahman tambah kesal.

"Biarin wle ...," ucap Iffah yang langsung menjulurkan lidahnya dan secepatnya ia menjauh dari keberadaan Rahman.

"Dasar ... bibi Aneh," gerutu Rahman.
Kemudian dia tampak fokus kembali pada benda pipih yang ada dittangannya.

-----***-----

"Kamu nginep di dhalem aja, Nduk. Abah kamu tadi telpon katanya baru besok bisa jemput kamu," titah Kiyai Adnan yang kini duduk bersama sang istri dan putri bungsunya, Hanifah.

"Iya, Nak. Di sini banyak kamar yang masih kosong kok. Dari pada kamu nginep di Asrama nggak ada teman di kamar."

"Maaf Pak Kiyai, Ibu Nyai. Khalwa khawatir nanti malah merepotkan. Biar Khalwa gabung sama Ustadzah yang belum pulang saja di asrama lain," ucap Khalwa merasa tak enak Hati.

"Sama sekali nggak ngrepotin kok. Udah kamu nginep di sini pokoknya. Toh hanya semalam ini aja." Ibu Nyai begitu kekeh menyuruh wanita bercadar di depannya untuk tinggal di rumahnya.

"Iya Mbak. Biar saya ada temennya juga ya," timpal Hanifah, tersenyum ke arah Khalwa yang sempat menoleh ke arahnya.

"Kenalin Mbak. Saya Hanifah," ucapnya sembari mengulurkan tangannya.

Jodohku ... Wanita Bercadar ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang