Fadhilah Sholat Tarawih malam ke-7
Seolah baginya hidup di zaman nabi Musa dan turut berperang melawan Fir'aun dan Hamman.Fadhilah Sholat Tarawih malam ke-8
Allah berikan kepadanya apa-apa yang diberikan kepada nabi Ibrahim as.🎁🎁🎁🎁🎁🎁🎁🎁🎁🎁🎁🎁🎁🎁🎁
"Ustadzah. Bagaimana hukumnya jika telinga kita kemasukan air tanpa disengaja saat mandi?" tanya seorang santri putri yang duduk paling depan.
Saya pun tersenyum. "Hukumnya dibagi menjadi 2. Bisa batal bisa juga tidak batal." Aku beranjak, melanjutkan penjelasanku.
"Jadi begini, jika mandi yang dilakukan adalah mandi wajib atau sunnah tidak dan sengaja kemasukan air pada hidung, telinga atau lubang yang lain maka tidak batal.
Tapi jika mandi itu mandi biasa lalu kemasukan air pada anggota itu maka batal meskipun tidak disengaja. Maka dari itu, berhati-hatilah saat mandi. Apalagi jika mandi itu hanya bertujuan menyegarkan tubuh." Tampak semua santriwati mengangguk-anggukan kepala."Kaif ? Fahimtunna?" tanyaku
"Fahimna," jawab mereka dengan serempak.
"Ada yang mau ditanyakan lagi?"
"Saya Ustadzah."
"Tafadhdholiy,"
"Apa yang harus kita lakukan jika saat berpuasa gigi kita berdarah?"
"Keluar darah pada gigi atau gusi saat berpuasa itu sama halnya dengan muntah yang tidak disengaja, cara kita menyikapi agar tidak membatalkan puasa yakni, keluarkan darah atau muntah yang tidak sengaja. Jangan sampai ludah tertelan sebelum kamu menyucikan mulutmu dengan cara berkumur dengan air sampai bersih, karena jika kamu menelan ludah bekas muntah atau darah itu hukumnya najis dan itu membatalkan puasa."
"Faham ya?"
"Iya Ustadzah."
"Ada lagi?"
"Tidak ada Ustadzah."
"Baiklah kalau begitu, kegiatan pagi ini saya akhiri sampai di sini. Semoga menjadi ilmu yang barokah dan manfaat."
"Aamiin." Dengan serempak kami mengamini. Saya pun beranjak setelah mengucapkan salam dan mereka menjawabnya.
Kaki ini terus melangkah, melewati para santriwati yang berdiri dengan posisi kepala tertunduk. Mereka menepi memberiku jalan. Tak peduli mereka sedang sibuk apa pun, mereka akan menghentikkan aktifitasnya untuk sekedar menghormati gurunya.
Begitulah adab atau tata krama yang diajarkan di pondok pesantren. Saat ada guru lewat, maka otomatis mereka akan berdiri dan menundukkan kepala tanda ta'dhzim (menghormati guru).
Indah bukan pemandangan ini. Pemandangan yang jarang ditemukan di tempat lain. Mereka melakukan hal demikian bukanlah sikap yang berlebihan. Tapi mereka ingin mendapatkan keberkahan ilmu, sehingga mereka memulyakan orang-orang yang menjadi perantara penyebar ilmu.
🎈🎈🎈
"Aku adalah budak (hamba sahaya) bagi orang yang mengajariku walau hanya satu huruf"
(Sayyidina Ali r.a.).🎈🎈🎈
"Mbak Haura. Lagi sibuk apa nih?" Sapaku begitu usai kuletakkan kitab ke dalam lemari. Aku duduk di sebelahnya yang sedang fokus melakukan sesuatu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodohku ... Wanita Bercadar ✔
EspiritualCerita JWB versi cetak dg 200+ halaman. Bisa di beli dg harga 65.000 saja. ☺ Minat? Hubungi 085608113555 Versi cetak dg yg publish di WP Abeda alur dan ada konflik ya. 😊 Ekstra Part nya udah di unpublish. Yang mau baca ekstra Partnya Bisa DM, jang...