Aku Yang Baru

58 8 0
                                    

Cukup lama berjalan, aku baru menyadari kalau Greg berjalan dengan terpincang-pincang. Semakin lama, semakin terlihat pincangnya. Rupanya kakinya terkilir. Kami berhenti di pinggir jalan. Aku memaksa Greg membuka sepatunya. Benar saja, kulihat pergelangan kakinya bengkak, bahkan sudah membiru. Aku menatap mata Greg dengan sorot mata khawatir.

Greg memegang daguku sambil berkata,"Bicara saja, Val. Apa yang ingin kamu katakan?"

Aku tersenyum. Ah, ya! Aku kan sudah bisa bicara sekarang.

"Very bad Greg. It's swollen, look! Kaki kamu bengkak. Can you walk?"

"Katakan sekali lagi, Val."

"Katakan apa?" tanyaku bingung.

"Namaku! Panggil namaku sekali lagi, Val!"

"Greg," ucapku ragu.

Greg memelukku dengan erat.

"Astaga! Hanya Tuhan yang tahu, betapa aku memimpikan mendengar suaramu memanggil namaku."

Untuk sejenak kami berpelukan, menikmati momen ini.

Dengan enggan Greg melepaskan pelukannya, dikenakannya lagi sepatunya, lalu meraih pergelangan tanganku, "Let's go!"

Kami melanjutkan perjalanan kami dengan lebih lambat karena kaki Greg yang sakit. Malam semakin larut.

"Greg, kaki kamu gimana?" tanyaku khawatir.

Greg menggelengkan kepalanya, "It's ok. I can still hold the pain. Kan ada kamu jadi tongkatku." Ujarnya sambil mengedipkan sebelah matanya padaku. Sebelah tangannya memeluk bahuku, sedikit menopangkan tubuh besarnya.

Entah jam berapa, akhirnya kami bisa melihat rumah kami dikejauhan. Tanganku pegal karena menenteng keranjang piknik hanya dengan satutangan. Walaupun kosong, tapi karena terbuat dari rotan, tetap saja terasaberat karena dijinjing untuk waktu lama. 

Aku juga tidak bisa memindahkan keranjang itu ke tangan yang lain, karena tangan kananku dilingkarkan ke sekeliling pinggang Greg untuk membantu menopang tubuhnya.

Di jalan tadi berkali-kali Greg berusaha merebut keranjang piknik di tangan kiriku. Tapi aku bersikeras membawanya sendiri. Jadi sekarang aku terpaksa menahan kernyitan, saat otot-otot lenganku protes karena dipaksa membawa beban. Jangan sampai Greg mengetahuinya.

Untung saja dinding bata merah rumah Greg mulai terlihat. Sebentar lagi kami sampai. Kulihat Hannah berlari keluar sambil berteriak dalam bahasa Belanda. Dia berlari ke arah kami. Di belakangnya terlihat Emily dan Jack ikut bergegas menghampiri kami.

"Neem alsjeblieft de mand mee," ucap Greg pada Hannah sambil menunjuk keranjang piknik yang ku bawa. Hannah segera mengambilnya dari tanganku.

Jack dan Emily segera menghampiri Greg, "What happened to you, son?"

Aku menjawab lirih, "Greg jatuh dari tebing."

Jack dan Emily terkejut, mereka lekat-lekat memandangku, bukan karena kaget mendengar Greg jatuh, tapi lebih terkejut karena mendengar suaraku, berbicara secara langsung pada mereka.

Di sampingku, Greg tertawa terpingkal-pingkal saat melihat wajah terkejut kedua orangtuanya. Disusul erangan saat kakinya yang terkilir menuntut perhatian. Separuh tertawa geli separuh meringis kesakitan.

"Hello there. I'm the patient here." Ucapnya sambil melambai-lambaikan tangannya, berusaha menarik perhatian Jack dan Emily yang masih memandangiku. Aku jadi ikut tertawa melihatnya.

PAST CONTINUOUS - Saat masa lalu bertabrakan dengan hari ini.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang