Jennie terdiam dan merenung melihat beberapa bukti yang ada di tangannya.
"Apa aku harus beritahu lisa?" Dia berfikir
"Apa yang ingin kau beritahu padaku jennieya" Lisa memasuki kamarnya dan melihat jennie dengan beberapa berkas lalu menutupinya dengan kedua tangan.
"Apa itu yang kau sembunyikan" Lisa meletakkan tasnya dan menghampiri jennie
"Kau takkan marah jika aku jujur akan hal ini?" Jennie menundukkan wajahnya
"Jangan sedih seperti itu.. Aku tak bisa melihat mu sedih" Lisa duduk berdampingan dengan jennie di tepi tempat tidur mereka
"Janji?" Jennie memberikan ekspresi menggemaskan dan mengangkat jari kelingkingnya kepada lisa
"Apa ini?" Lisa bingung
"Membuat perjanjian suami istri"
"Ah baiklah" Lisa mengikuti jennie dan membuat perjanjian dengan kelingking mereka.
"Nah sekarang ceritakan padaku"
Jennie menceritakan panjang lebar tentang kejadian yang sebenarnya iya alami (jika belum tau silahkan lihat di chapt.8)
"Jadi.. Kau mantan badan intelektual negara?" Lisa terkejut dengan cerita jennie
"Mian lisa aku baru memberitahumu sekarang . Aku takut jika kau tau, kau akan membenciku dan daddy" Ucap jennie sambil menundukkan wajahnya
"Apa sekarang aku sedang marah??" Lisa menunjukkan ekspresi wajahnya. Jennie melihat lisa
"Wajahmu... Terlihat tampan"
"Bhahahahahaha aku memang tampan sayang" lisa menertawakan istrinya sekarang
"kau tidak marah?"
"aku sebenarnya sudah tau kau siapa... dan latar belakangmu .. tapi bukan daddy yang memberitahuku" lisa memegang erat tangan jennie
"siapa?"
"yang pastinya dia seseorang yang sangat aku percaya, sebelumnya aku sudah tau bagaimana latar belakangmu. aku memikirkan dengan matang sebelum aku menikahimu. "
"kenapa aku baru tau akan ini" jennie tertunduk malu
"kau terharu ketika suamimu ini tau banyak tentangmu?"
"jadi kenapa kau mendengarkan ceritaku tadi?"
"aku hanya ingin mendengarkan kau bicara sayang" lisa masih terus mengelus tangan jennie yang ia genggam
"lalu kau tau aku dan daddy..."
"tentu aku tau.. aku mencari tahu kenapa daddy membawa mu kerumah ini.. aku tau semuanya"
"kau lebih lebih dari detektif lalisa"
"tidak tidak. aku hanya mencari tau dengan baik. tidak seperti daddy"
"wahh kali ini kau juga mengejek daddy"
"tidak tidak sayang.. tidak begitu"
"terus?"
"aku hanya mengerjakannya lebih rapi dari pada daddy"
"sama saja kau mengejek daddymu sayang"
"hahaha begitukah. maafkan aku jika aku lancang terhadap daddy."
"bagaimana bisa kau tau" jennie berfikir sejenak "berarti rencana kami ini jugaa..."
lisa mengangguk.. "butuh bantuan?"
jennie melengus kesal "kenapa tidak memberitahuku?" lisa memegang pipi tembam yang sedang memanyunkan bibirnya. "cantiknya.. " lisa mengelus lembut pipi jennie
KAMU SEDANG MEMBACA
BLIND || Jenlisa Fanfiction (Selesai)
RomanceBagaimna jika dendam dan cinta menjadi satu? Rasa takut, trauma dan konflik yang selalu ada Nb: cerita ini memuat hal hal menyangkut kekerasan tolong bijak dalam membaca. Jika tidak sesuai dengan karakter bacaan anda jangan dibaca.. Terimakasih (cer...