chapt.15

4.6K 344 10
                                    

"Hallo tuan june?" Lisa memegangi jemarinya melihat seseorang yang sedang melihat sekeliling ruanhan yang ia masuki

"Nona? Ehm maaf sajangnim ? "

"Santai saja ya.. Aku tidak ingin membuat tuan june merasa terbebani akibat panggilan " Canda lisa

"Maaf sajangnim tidak sopan rasanya"

"Baiklah panggillah senyaman mungkin yang menbuatmu merasa lebih baik denhan panggilan it"

"Ne sajangnim" June menganggukkan kepalanya

-
-

Lisa mendengarkan cerita june dari awal hingga akhir bahkan dia mengetahui titik nya sekarang..

June masih takut dengan posisinya. Lisa melihat gerak gerik june yang masjh ketakutan

"Memang jika kita sudah masuk kedunia gelap.. Ketika ingin keluar itu susah.. Bahkan ada saja kendala yang terjadi bahkan sampai melukai diri kita sendiri" Ucap lisa

Lisa menepuk bahu june

"Percaya padaku.. "

"Ne sajangnim"

Hanbin mulai membersihkan berkas june dan membuat beberapa rekayasa dengan baik.

Benar anggota Mr. Choi sudah tertipu dengan rencana lisa.

Bahkan mereka sudah menganggap june sudah mati. Dan mereka aman.. Dari mana mereka tau? Darj beberapa orang yang masih berkomunikasi dengan june dengan sangat baik

-
-

Di kantor MNB group

June masuk dikategori kantor rahasia yang berada di dalam gedung yang tidak terlalu jauh dari gedung utama hanya saja gedung ini terlihat seperti rumah sederhana agar dapat mengecoh orang orang yang ingin mengecoh lisa.

Lisa kembali kerumah. Lalu melihat jennie memeluknya erat bahkan ia sangat merindukan istrinya ini..

"Bagaimana dengan pekerjaanmu?"

"Semua baik baik saja"

"Bagaimana dengan obat? Sudah minum teratur?"

"Aku sudah sembuh sayang.. Jangan khawatir.. Semua akan baik baik saja.."

"Nona ada paket" Salah seorang pekerja membawa paket untuk lisa

"Dari siapa?"

"Tidak tau nona."

"Baiklah kembalilah bekerja"

"Baik "

Lisa membuka kotak 

"Siapa yang mengirim?"
"Tidak tau"

"Jangan sembarangan dibuka"

"Ia mengerti.. "

"Jika itu adalah bom bagaimana"

"Tenang sayang aku akan mati bersamamu.. "

"Aku tidak bercanda lisaya"

"Ne ne ne arraseo.. Tapi sepertinya ini aman percaya padaku"

"Baiklah aku percaya padamu"

Lisa kembali membuka dengan pelan lalu melihat isinya.

Secarik kertas.  Dan buku rekening tabungan dengan jumlah yang sangat besar

Lisa membaca kertas itu

"Hai cucuku.. Apa kabar.. Lalalisa yang jenius.. Tidakkan merindukan kakekmu ini? Eomma dan kakek merindukanmu cucuku.. Datanglah berkunjung.. Dan selama ini aku tidak memberikan banyak uang untuk pendidikanmu.. Ambilah ini.. Aku tau appamu pasti takkan bisa membiayaimu" Salam kakek 

BLIND || Jenlisa Fanfiction (Selesai) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang