"Harusnya data ini di balance kan kenapa kau selalu gak becus june!"
"Maaf tuan . Saya sudah berusaha semampuku" Praakkk lemparan terus saja mengenai muka june "aku akan membayar orang yang lebih bisa di andalkan. Pergilah dan jangan sampai aku kehilangan kesabaran memperkerjakan orang tidak berguna sepertimu.. Aku butuh sedikit orng ygvpandai untuk menggoyahkan manoban grup yang berisi wanita.. Cihh aku kalah dengan wanita brengsek" Tauan choi mengepalkan tangannya dan memukul meja "pergi sekarang.. Bawa dia pergi" Tuan choi mengistruksikan pengawalnya. June terdiam dan tersenyum tipis. Usahanya untuk mempertahankan dan menjadi orang kepercayaan ternyata itu tak berguna.. June d seret keluar gedung dan sekarang dia hanya berjalan pelan memikirkan dirinya. Tak sadar kakinya terus melangkah jauh menuju perhentian yang selalu saja iya singgahi. "Rose... " Panggil june
.......
Jawaban tak terdengar dari depan klinik. Dia duduk di depan kursi tunggu yang berada tepat di depan klinik. Membaringkan badannya pada kursi panjang menunggu seorang gadis pemilik klinik membuka pintu dan memberi celah ia untuk masuk. Lebih dari satu jam dia tertidur di depan klinik menutup matanya menggunakan tangan.
Sesosok wanita muncul dan melihat seseorang yang sedang tertidur didepan kliniknya pria dengan setelan jas hitam dan sepatu yang ia kenali
"Juneee" Teriak rose membangunkan sosok pria yang tertidur didepan kliniknya"ahh " June terbangun secara spontan dengan mata masih sedikit tertutup.
"Kau luka?? " Rose meletakan bungkusan yang baru saja ia beli dari luar.
"Ahh tidak" June mengusap matanya
"june kau yakin" Rose memeriksa tubuh june melihat sisi sisi tubuh june
"mana yang luka" June hanya tersenyum melihat rose "jadi istriku saja lah rose kau sudah cocok dengan ku"
Pletak pukulan kecil mendarat di kepala june
"hentikan itu"
June meringis kesakitan .
Rose merasa panik karena ekspresi june seperti sangat kesakitan . Rose baru ingat jahitan di kepalanya baru seminggu apakah karna itu "kau tak apa aku tak ingat ada luka di kepalamu. Apakah sakit" Rose melihat kepala june, june hanya tersenyum "kau mengerjaiku june.. Tidak lucu" Rose memanyunkan bibirnya
"sangat lucu " June mencubit pipi rose
"aahh kau menyebalkan.. Kenapa kau disini bukannya ini jam kerja?" Tanya rose
June berdiri dari kursinya "ahhh aku lapar apa ini" June mengambil bungkusan rose "ramyeon. Bagus aku lapar ayo masuk.. Buka pintunya rose" June memaksa
"kau ini menyusahkan" Rose membuka pintu klinik di ikutin dengan june yang langsung masuk dan duduk di sofa seperti pemilik klinik.
"Kau kenapa?" Rose membereskan barang belanjaannya
"berikan aku makanan dulu. Aku lapar dari kantor berjalan kaki untuk menemui calon istriku" June tersenyum lebar
"kau gila" Rose membuka ramyeon dan memasaknya.
"Gila karnamu" June menatap rose penuh senyuman
"kau berhutang cerita setelah ini" Sahut rose.
Rose membawa ramyeon yang sudah ia masak "makanlah" Rose meletakkan di atas meja
"terimakasih istriku" June menyantap makanannya . Pukulan kecil mendarat di bahu june "hentikan panggilan istri itu.. Cari sana istrimu .. Nikahi" Rose mengomel.
"Kamhhuu issstyiikkuuu haaahh" June memakan ramyeon yang masih panas sambil berbicara
"telan makaananmu dulu .. " Perintah rose
KAMU SEDANG MEMBACA
BLIND || Jenlisa Fanfiction (Selesai)
Lãng mạnBagaimna jika dendam dan cinta menjadi satu? Rasa takut, trauma dan konflik yang selalu ada Nb: cerita ini memuat hal hal menyangkut kekerasan tolong bijak dalam membaca. Jika tidak sesuai dengan karakter bacaan anda jangan dibaca.. Terimakasih (cer...