chapt. 16

4.6K 380 12
                                    

Lisa memapah wajahnya dengan kedua tangannya, wajahnya memelas matanya merah, bahkan gairah kehidupan tidak terpancar sedikitpun.

Apa yang terjadi padanya ketika seluruh masalahnya menjadi satu kesatuan. Seperti tertumpuk, seperti sudah menjadi beban penuh di kepala lisa.

"Ada apa lis?"

"Tidak apa apa hyung"

"Mari cari solusi bersama"

"Gomawo hyung. Tapi hari ini aku sedang tidak bersemangat"

"Baiklah tenangkan dulu fikiranmu. "

"Memutar otak dan menghadapi dengan kepala dingin"

"Waw" Hanbin takjub

"Wae?"

"Kau sudah bisa mengendalikan emosi. Dan sifat tempramen berlebihanmu.."

"Benarkah?"

"Ia sungguh.. Kau berbeda"

"Jangan menaikkanku dengan kebohongan hyung"

"Aku tidak berbohong bahkan takkan mau berbohong padamu.. Tapi itu lah yang aku lihat.. Biasanya kau akan mengamuk dikantor ini dan aku lah yang membereskan semua hal hal yang kau banting"

"Kau benar hyung"

"Jadi tidak perlu obat lagi"

"Kau harus minum.. Jangan tidak.. Ini masih belum sepenuhnya hilang"

"Baik baik hyung"

"Tapi ini sudah mulai membaik dari pada sebelumnya"

"Kau membaikkan moodku.. Jadi kangen istri"

"Yayaya.. Kau yang punya istri itu"

"Menikahlah"

"Nanti"

"Kapan?"

"Kapan kapan"

"Kau ini hyung"

"Ah sudahlah jangan dibahas mari bahas yang akan kita kerjakan"

"Hyung aku lagi malas"

"Fenomenal seorang lalisa bisa malas"

"Aku juga manusiawi hyung"

"Ne ne ne"

-
-
-

3 jam berlalu lisa masih berada dk tempat duduknya tepat di sofa dekat kasurnya

"Pernahkah kau berfikir betapa menyesakkan hati ini tetapi tidak bisa mengungkapkannya, karena ia tak ingin wanita yang ia cinta ikut terlarut dengan kesedihannya"

"Tenangkan dirimu lalisa" Lisa mencoba menenangkan hatinya.. Memberikan sedikit udara bebas untuk pernapasannya.. Tetap saja rasa sesak dalam dadanya.. "Rasanya ingin mati"

"Apa yang kau katakan chagiya"

Terdengar suara jennie yang mengelus elus perutnya

Lisa cepat menghapus air matanya

"Kau ingin aku menjadi janda?"

"Tidak akan sayang"

"Lalu?"

"Aniyo.. Hanya penat.. " Lisa mencium perut jennie yang sudah membesar karena usia kandungannya yang sudah 9 bulan

"Kapan check up sayang?"

"Dua hari yang lalu.. Dia baik baik saja" Jennie memberikan senyum bahagianya

"Bagaimana jika aku menyakitimu sayang.. Bahkan senyuman manis itu tak ingin aku lupakan.. Itu sangat indah" Lisa mulai bergumam dalam hatinya perlahan air matanya menetes menjatuhi pipinya

BLIND || Jenlisa Fanfiction (Selesai) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang