7

848 43 0
                                    

"Sudah-sudah, Didepan guru masih bisa-bisanya kalian tetap berisik" Zahra dan Ziko pun terdiam dengan membuang pandangan satu sama lainnya.

"Karna sekarang saya ada jam mengajar hukuman kalian hari ini adalah lari keliling lapangan 5 putaran!" perintah pak Bowo sambil melihat jam di tangannya.

"Tap.." kata Zahra dan Ziko bersamaan, namun terpotong oleh semprotan dari pak Bowo

"Kenapa? kurang? mau saya tambahin jadi 10 putaran?" tantang pak Bowo

"Siyap tidak pakk"

"Awas kalian jangan macam-macam, meski tidak ada yang mengawasi tapi kalian harus lari 5 kali putaran. kalo ketahuan kalian tidak lari 5 putaran, hukuman kalian akan saya tambahh."

Ppprriittttt....

Zahra dan Zikopun memulai hukuman mereka, meninggalkan pak Bowo yang melangkah masuk ke kantor guru.

Ziko yang biasanya lari dengan langkah besar-besar kini ia hanya lari dengan langkah kecil , sengaja agar bisa didekat Zahra

ide jail pun muncul dikepala Ziko. Ia memelankan langkahnya dan berpindah posisi di belakang Zahra.

Ziko melihat kuciran warna navy yang terpampang rapih di rambut zahra, Ia menarik kuciran tersebut sehingga membuat rambut-rambut zahra tergerai dengan bebas.

Zahra yang merasa terusikpun berhenti dan berbalik menghadap pada Ziko. Saat Zahra sudah berbalik badan, Ziko malah mencubit pipi Zahra dengan wajah tanpa bersalah dan tersenyum cengengesan.

Zahra terpaku beberapa detik, melihat Ziko dengan senyum manisnya juga matanya yang tenggelam jika sedang tersenyum. Membuat jantung Zahra berdegup.

Melihat Zahra yang hanya diam, Ziko menarik cubitannya sedikit lebih keras lantas kabur dari Zahra

"Aaww, anjir sih tuh anak. Sakit nih pipi gue" ucap zahra setelah sadar Ziko sudah menghilang dari pandangannya.

Zahra langsung berbalik dan lari mengejar Ziko. Sedangkan yang dikejar menoleh pada Zahra kemudian menjulurkan lidahnya tanda mengejek.

Karena jarak mereka yang terlalu jauhh, Ziko sengaja memelankan langkahnya agar Zahra bisa mudah menjangkaunya. 

Akhirnya setelah beberapa kali berusaha, Zahra dapat menggapai ujung sragam milik Ziko. Membuat empunya sragam berhenti.

"ehh cowok sok cakepp, balikin sinii kuciran gue." pinta Zahra yang berdiri satu meter dari Ziko

"Balikin? ambil sendiri nihh!" kata Ziko sambil mengacungkan kuciran yang dipegangnya.

Zahra yang sudah gerah memajukan langkahnya mencoba meraih kuciran yang diambil si Ziko tadii.

Ziko menggoda Zahra yang berusaha menggapai kucirannya dengan memain-mainkannya kesamping, belakang, dan keatas.

saat kucirannya diangkat ke atas oleh Ziko mau tak mau Zahra harus mengambilnya. Karena Ziko yang memang lebih tinggi darinya, Zahra harus menjinjitkan kakinya dan tanpa sadar tangan kirinya berpegangan pada bahu Ziko sedangkan tangan kanannya masih berusaha meraih kuciran dari tangan ziko.

Ziko yang kaget Zahra akan seberani ini, ia mulai melingkarkan tangan kanannya pada pungung Zahra agar tidak terjatuh.

Zahra yang sadar, ada tangan di balik pungungnya langsung terdiam. Mereka berdua sama sama terdiam dengan posisi seperti orang berpelukan.

Ziko sedikit menundukan kepalanya dan mengarahkan pada telingga Zahra.

"Modus biar dipeluk sama a'a ganteng ya neng?" bisik Ziko dengan nada mengejeknya

Zahra yang mulai tersadar, langsung melepaskan tangannya yang berada di bahu ziko dan memundurkan badannya

"apaan sih, yang ada elo kali yang modus biar bisa peluk-pelukin gue kan." elak Zahra dengan sedikit salah tingkah

"loh kok jadi nuduh-nuduh gue sih , yang nyamperin duluan siapa coba?" tanya Ziko melangkahkan kakinya mendekati Zahra

"ya yang nyamperin emang gue duluan, tapikan nggak ada maksud buat melukin elo. Lagian elonya juga sih nyari gara-gara mulu ama gue.... " ucapan Zahra terhenti karena Ziko terus melangkahkan kaki mendekatinya, sampai benar-benar dihadapannya.

saat sudah berdiri berhadapan dengan jarak beberapa cm, Ziko mengulurkan tangannya sampai belakang kepala Zahra dan berusaha mengucir rambutnya dengan kuciran yang tadi berhasil ia colong.

Zahra yang kaget hanya terdiam ditempat sambil memperhatikan wajah Ziko yang hanya berjarak sekian cm dari wajahnya.

Bahkan saking kagetnya Zahra, ia sampai menahan nafasnya saat Ziko berusaha mengikat rambutnya.

akhirnya, setelah bersusah payah. rambut Zahra sudah terikat kembali, walaupun tidak serapi tadi. yang penting ziko sudah berusaha.

perlahan ziko memundurkan badannya dan mendapati gadis dihadapannya menahan napasnya.

melihat wajah Zahra yang kaget bercampur kaku, Ziko tersenyum. Ingin rasanya Ziko mengambil handpone kemudian memoto Zahra dengan wajah yang seperti itu. Pasti akan langsung dijadikan walpaper.

"jadi tambah cantik kalo aku yang ngucirin, bidadari aja lewat" gombal Ziko pada zahra

"ihh, apa-an sih na-jis tau gak" bantah Zahra dengan sedikit tergagap karena salting

"najis-najis, tapi kok pipinya merah sih. baper ya neng?" ucap ziko kembali mencubit pipi zahra,

"pipi gue merah karna lo cubitin terus, dasarr cowok tengill!!!!" teriak Zahra sambul mengejar Ziko yang sudah kabur lebih dulu darinya

dilain tempat, tepatnya depan kelas XI KKO, 4 sekawan mengamati mereka dari kejauhan.

"Gercep juga nih si boss" ucap Bagus sambil menggaruk-garuk rambut kribo kebanggaanya.

Ziko StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang