14

608 29 2
                                    

Ziko sampai dikelasnya  pukul 06.52
langsung saja ia menuju kursi pojok kelas yang menjadi favoritnya.

setelah bokongnya mendarat manis dikursi, di ambilnya handpone di saku sragamnya.

dibukanya locksreen, kemudian berpindah ke galeri. dipandanginya lagi foto-foto tadi pagi yang ia jepret.

Tanpa sadar bibirnya tersenyum kecil melihat foto Zahra yang ia ambil tanpa sepengetahuannya tadi.

"Etdah si boss, dateng-dateng langsung senyum-senyum sendiri aja. kaya kurang obat aje lu"

"iyanihh. nonton bokep lu yaa?" lontar Bagus keraa tanpa disaring, yang membuat anak-anak kelas yang sudah datang menoleh kepadanya.

"hehhh apaan pada liat-liatt? mau? nih gue kasih linknya!" kata Ziko yang
menanggapi omongan Bagus tadi.

"eh boleh sinii ko, mayanlah daripada gabut!" ucap Andre mengambi l handponenya.

"mau lo braa? minta sono sama pak Ekoo. dihp gue yang disita pak Eko ada banyak nohh" ujar Ziko, yang disambut tawa teman-temanya.

"kampret emang lu koo" umpat Andre kembali duduk dikursinya lagii.

tawa Ziko berhenti ketika Zahra masuk kedalam kelas. Ziko membenarkan posisi duduknya menjadi lebih sopan.

"Yahh, mulai sok cool dah ni bocahh" kata Brylian yang memmperhatikan ziko.

"ya iyalah, pujaan hatinya dah dateng" kata amanar membalas ucapan Brylian.

Skipp.
Kkkkrrriiiingggg kkkrrriiiinnnngggg

bell istirahat pertama berbunyiii.

"eh Zahra dicariin Nando tuh, ditunggu diluar." teriak Yudha dari depan pintu pada Zahra yang masih berada dikursinya, tepat didepan meja guru.

"Ohh iya, bentarr" jawab Zahra sambil membereskan peralatannya di atas meja.

"Wahh ketikung beneran dah lu Koo.
Bhahaha" ejek Bagas yang disusul dengan tawanya

"malang banget dahh nasip sahabat guaa. belum juga jadian, eh udah diambil orang lain ajaa." ucap Brylian

"Yang sabar ya bos, mungkin Zahra bukan jodoh luu" kata amanar sambil mengelus, eh lebih tepatnya mengacak-acak jambulku.

"etdahh apaan sih kalian. nggak ada ya sejarahnya seorang Sutan Ziko ketikung. Apalagi sama temen sendiri." balas Ziko sambil membenarkan jambulnya, kemudian berjalan menuju pintu.

Kebetulan berbarengan dengan  Zahra yang mau keluar kelas, setelah tadi membereskan peralatannya.

bahu Zahra dan Ziko bertubrukan saat mereka ingin keluar secara bersamaan tapi tidak muat karena pintu kelas hanya dibuka satu sisi saja, dan mereka langsung saling bertatapan.

Zahra hanya menatap Ziko dengan tatapan tajamnya, sedangkan Ziko yang sedang tidak mood atau sedang terbakar api cemburu lebih tepatnya, marah-marah pada Zahra.

"Ehh jalan tuhh liat kanan kirii! jangan mempeng liat depan terus, mentang-mentang disamperin cowok" sewot Ziko, kemudian berjalan mendahului Zahra keluar kelas.

"ihh apaan sih, ga jelas banget dahh. dasar cowok anehh!" teriak Zahra pada Ziko yang sudah keluar kelas.

Saat sudah keluar kelas, Ziko langsung disambut oleh Nando yang sedang berdiri sambil memegangi beberapa lembar kertas. Tanpa berniat menyapa, Ziko terus berjalan tanpa melihat Nando yang berada didepannya.

"Eh Koo, apa kabarr?" sapa Nando setelah melihat Ziko berjalan  melewatinya.

Ziko hanya menengokkan kepalanya menghadap pada Nando, dan menatapnya sinis, kemudian berjalan kembalii tanpa menggubrisnya

Nando menghela napasnya berat, kemudian berbalik menatap punggung Ziko yang berjalan menjauh.

Zahra yang melihat semua kejadian itu, langsung berlari menghampiri Nando.

"Dasarr cowok nggak punya sopan santunn!" geram Zahra

teman-teman Ziko yang tadi juga menyaksikan sefruit drama dari belakang punggung Zahra, langsung menyusul Ziko.

saat melewati Zahra dan Nando, Bagas sengaja menabrak bahu kanan Nando dari belakang.

"eh minggir dongg,ni jalan bukan punya nenek moyang kalian kali!" ucap Brylian dengan nada sinisnya, kemudian  berlalu meninggalkan Nando dan Zahra diikuti teman-temannya yang lain.

Ziko StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang