10

758 35 0
                                    

Aduh Zahraaa, kenapa sihh mau aja bolos sama si cowok kuprett itu. Ntar kalo dicariin guru gimana coba, masa murid baru udah berani-beraninya bolos. Mana capek lagi tadi habis larii.  Gerutu Zahra saat diperjalanan menuju kelasnya.

Saat sudah sampai tepat didepan pintu kelas, Zahra tidak langsung masuk. Dia takut bila guru yang mengajar memarahinya karena membolos.

ceklekkk

pintu dibuka dari dalam dan menampakan seorang laki-laki yang sudah lumayan berumur, tambun dan berkumis membawa tas jinjingnya.

"Loh kamu bukannya murid baru kemaren ya? dari mana saja kamu? kenapa tidak ikut pelajaran?" tanya guru tadi dengan suara baritonnya yang terdengar menakutkan ditelinga Zahra.

mampus lo Zahh, ketauankan loo.
batin Zahra dalam hati. Zahra tak berani menjawab, ia hanya menundukan wajahnya.
Sampai tiba-tiba..

"Permisi pakk, Ada perlu sama Zahra. Dicariin sama WakaKesiswaan." ucap seorang lelaki dengan sragam yang sangat rapih dan lengkap.

"eh nak Nando, iya silahkan. Bapak juga mau minum dulu, sudah kering tenggorokan bapak." kata guru tersebut dengan suara yang lebih lembut daripada yang tadi.

Zahra sampai terperangah mendengarnya, suara yang tadinya mengerikan langsung berubah lembut pada si cowok. Siapakah dia? Zahra jadi penasaran.

"Siyap pak!" balas sicowok sopan dengan sedikit menganggukan kepalanya dan sedikit tersenyum.

" hhhuuuhhh, makasih ya udah nylametin akuu" Zahra tanpa sadar menghela nafasnya lega setelah guru tadi meninggalkan mereka berdua.

Si Cowok tadi terkekeh kecil.

"haha, iya santuyy. Pak Eko orangnya pelupa kok. Besok pasti udah lupa kalo tadi kamu ada masalah. eh kamu bener Zahra kan?" tanya Si cowok pada Zahra.

"iya bener, aku Zahra."

"Tadi dicari sama WakaKesiswaan, katanya pas istirahat suruh dateng ke perpustakaan." ucap cowok dengan nada sopannya.

"okedeh. tapi kalo boleh tau, perpustakaannya disebelah mana ya? aku belum hafal lingkungan sekolah soalnya. hehehe"

"yaudah sekalian bareng aja, aku juga mau ambil proposal di ruang TU. yukk" Ajak si cowok menujukan jalan menuju ke perpus

saat dijalan Zahra memperhatikan SiCowok dari samping. aduhh nih cowok udah sopan, baik, ramah pula. nggak kaya yang tadi, begajulan. Beda banget, beda 180 derjat. ehh kok malah jadi mikirin si cowok kupret itu sihh. tau ah,

"oh iya tadi kita belum kenalan ya. Kenalin, nama aku Ernando Ari Sutaryadi. panggil aja Nando." ucap Nando sambil mengulurkan tangannya.

"nama aku Zahra muzdhalifah. panggilannya Zahra." jawab Zahra sambil membalas jabatan tangan Nando.

"Kalo manggil cantik boleh nggak?" canda Nando sambil tersenyum

"ihh, apaan sih"balas Zahra dengan tersenyum, dan menepuk kecil lengan  Nando yang berada disampingnya.

di lain tempat, tepat jauh di belakang mereka berdua yaitu didepan kelas XI KKO terlihat seorang cowok yang sedang memperhatikan mereka berdua dari kejauhan.

cowok itu adalah Ziko. Ia menghela nafasnya berat, kemudian membalikan badan berniat untuk masuk kedalam kelasnya.

Tapi dibelakang Ziko sudah ada 4 orang cowok yang sedang mentertawakannya. Habis sudah dirinya pasti dijadikan bahan ejekan.

"yaelah, belum apa-apa udah ada saingan aja si boss" kata Brylian pada Ziko yang berjalan menuju kearah mereka.

"wahh tikungan emang tajem bos. Rossi aja kalah kalo sama yang namanya temen makan temen." ledek Bagus sambil tertawa

"jauh lah lo kalo dibandingin sama Nando. dia kan anak kebanggan Budi Luhur, lah elo mah troubelmakernya Budi Luhur. Mundur aja udah Co, saingan lo berat lurr hhhhh" ceplos Bagas, yang hanya bercandaan sambil merangkul Ziko berjalan menuju kantin.

"Brisik -__" sentak Ziko pada teman-temanya, tapi mereka malah semakin mengeraskan tawanya.

Ziko StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang