32

448 22 1
                                    


"Kalian pada ngapain disini?" tanya Nando yang menghentikan pembicaraan dan membuat kelima cowok yang tadinya ribut langsung terdiam dan membuang muka kesembarang arah

"kalo ditanya itu jawab dong, hargai orang yang lagi ngomong bisa kan?" ucap Nando dengan tegas.

Sikap Nando memang sangat berbeda jika saat sedang dalam situasi-situasi seperti ini. Nando harus bersikap tegas, jika tak ingin disepelekan.

Zahra yang melihat Nando berbicara dengan tegas sekaligus berwibawa itu dibuat terpana. Ia baru melihat Nando yang tadi bersamanya 5 menit yang lalu bersikap lembut bak orang jawa, sekarang sudah berubah menjadi garang dan tegas.

Mungkin inilah salah satu alasan pembina Osis memilihnya menjadi ketua Osis

"Oh jadi kalian kabur dari upacara?" tanya Nando mendekatkan posisinya dengan motor yang diduduki Ziko.

"Kepo luu kayak monyet dora" balas Ziko turun dari motor yang ia duduki dan melewati Nando yang berada didepannya tanpa melihatnya sedetikpun.

"Biasa aja kali liatnya, sampe ileran gitu" kata Ziko saat berada disamping Zahra dan melihat Zahra masih menatap kagum Nando.

"dihh paan sih, gaje luu" balas Zahra

Melihat Ziko pergi meninggalkan parkiran, kawan-kawan lainnya pun ikut menyusul Ziko.

"Hukuman buat kalian, hormat ke bendera sampe bel istirahat bunyi. Saya akan mengawasi kalian dari TU, kalo sampe saya tau kalian nggak menjalankan hukuman itu, saya laporkan pada coach." ancam Nando.

Nando tau jika ia mengancam dengan menggunakan nama guru BP mereka pun takkan takut, mereka akan menurut jika senjata yang digunakan adalah coach mereka sendiri

Nando paham, karena ia juga merupakan atlet sepak bola. khususnya menjadi kiper, tapi karena kemampuannya menyeimbangi dengan pelajaran-pelajaran. Jadinya dia bisa mengikuti kelas reguler berbeda dengan teman-teman atletnya yang masuk dalam kelas KKO

"banci luu, beraninya ngancem doang kamprett" umpat Bagus dan membuat keempat teman lainnya juga ikut membalikkan badan menghadap Nando dan Zahra yang berada beberapa meter dihadapan mereka

Nando memasukkan tangan kirinya kesaku celana dan tangan kanannya menggandeng tangan Zahra yang masih diam menonton

"kita balik ke halaman, udah ditungguin anak-anak osis lain" ucap Nando masih menggandeng tangan Zahra berjalan melewati Ziko dkk

ketika Zahra dan Nando sudah melewati mereka berlima, tangan Ziko mengepal disamping saku celana.

"Bangsat lu ndoo" umpat Ziko emosi

"Sabar bos" ujar Amanar memegangi pundak ziko bermaksud menenangkannya.

Ziko StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang