13

648 32 0
                                    

Ziko POV

pagi inii aku bangun dengan tergesa-gesa seperti biasa. Aku bangun pukul 06.10.

lalu kuraih anduk untuk mandi dan bersiap-siap ke sekolah.

jm 06.35 aku sudah siap di atas motor KLX hitam kesayangan kuu. tanpa berpamitan aku langsung tancap gass berangkat menuju ke sekolah.

bukan aku tidak sopan karena tidak berpamitab. Tapi dirumahku memang tidak ada siapa-siapa untuk dipamiti.

Yaa, orangtua selalu sibuk dengan urusan pekerjaan mereka masing-masing sampai lupa dengan anak-anak mereka sendiri. Papa yang seorang bisnisman, dan mama seorang wanita karir.

Aku bukan anak tunggal, aku punya adik perempuan. Namanya olivia nanda, dia masih duduk dibangku smp kelas 3.

Dan dia bersekolah di Bandung. Mungkin karena jika ikut dengan mama papa, oliv akan sering merasa kesepian. Jadi ia pindah ke Bandung sejak masuk smp kelas 1.

Di Bandung Oliv tinggal bersama Oma. Oliv memang lebih dekat dengan Oma dibandingkan dengan mama kandungnya sendiri. Mungkin itulah salah satu alasan kenapa ia lebih memilih tinggal bersama Oma di Bandung.

Tttttiiiiinnnn

aku tersentak dari lamunanku. kulihat siapa biangkerok yang berani-beraninya mengangguku dipagi yang cerah inii.

"woyyy, nglamun aja pagi-pagii. nglamunin jorok lu ya koo" lontar Bagus tanpa disaring terlebih dahulu.

"iya nihh, masih pagi jugaa. Gue aduin ke ibu negara mauu lu ko?" sambung abangnya yang juga ikut nimbrung meledeknya.

"Hheehh pin ipinn, Siapa juga yang ngelamunin jorokk? orang gue mikirin tugas dari pak Medi kokkk." sentakku pada mereka yang menunggu di depan pagar sambil memasang helm sportku

"yahhh nggak pinter banget nyari alesannya. mana mungkin seorang Sutan Zikoo mikirin tugas sekolahh. sampe lebaran monyet juga lo nggak waro tuh sama yang namanya tugas." kata Bagas meledekku yang disambut tawa oleh adiknya.

"Bacottt" umpatku saat aku melewati mereka berdua.

****

saat di pertigaan depan sekolah, aku melihat seorang cewek yang mirip seperti Zahra.

kupelankan laju motorku, sampai si upin ipin yang tadinya berada dibelakangku protes padaku.

"ehh upill, jalannya cepetan dikit napaa, sama orang ngesot aja kalah inii.kalo telat lagi ntar dihukum ama pak Eko." semprot Bagus yang memang paling malas jika harus berhadapan dengan pak Eko.

"Kalian duluan aja, gua ada urusan bentar" kataku untuk mengusir mereka berdua.

"yaudahh jangan lama-lamaa. inget sekolah, jangan bolos terus. Kalo mau bolos ajak-ajak temen biar rame." ucap Bagas yang kemudian memencet tlakson motor Klx hijaunya yang kurespon dengan acungan jempol.

kembaliku tengok dimana tadi Zahra berada, tapi sekarang sudah tidak ada. kemana dia?

Setelah ku perhatikan lagi, ternyata dia sedang di dekat penyebrangan Zebra Cross.

Lohh kenapa dia balik lagi? bukannya tadi dia sudah menyabrang?.
Aku hanya memperhatikannya gerak-geriknya dari kejauhan.

Zahra berjalan menghampiri nenek-nenek tua yang mungkin baru pulang dari pasar, karena bawaan tasnya yang begitu banyak.

Dengan sopan, Zahra mengambil tas pasar yang digenggam si nenek tadi untuk dibawakannya. Tak lupa dia juga menggandeng tangan kanan nenek untuk membantu menyebrangi jalanan yang ramai ini.

Tanpa sadar bibirku tersenyum melihat Zahra yang kesusahan menyabrang sambil membawa tas dan mengandeng si nenek.

kurogoh saku celana, mencari dimana ponselku berada. Setelah dapat, langsung ku buka menu kamera untuk memfotonya

saat melihat hasil jepretanku, aku tersenyum kembali melihat wajah imut Zahra dengan tangan kanannya yang berpose seperti menyetop mobil untuk mereka lewat, dan tangan kirinya yang menggandeng si nenek.

Setelah suskses membantu si nenek menyabrang dengan selamat sampai naik ke atas angkot, Zahra kembali melanjutkan jalannya lagi dan memasang headset di kedua telingannya.

Ku lihat jam ditangankuu pukul 06.52. Jika aku menawari Zahra tumpangan, pasti akan sia-sia. Karena bisa dijamin akan ditolak. Daripada menambah-nambah waktu dan ujungnya membuat kita berdua terlambat dan terkena hukuman. lagian ini jugakan tinggal beberapa meter dari sekolah.

kunyalakan motorku, dan saat melewati Zahra ku pelankan sedikit dan menggembor-gemborkan motorku disamping ia berjalan.

respon yang ia keluarkan membuatku tersenyum lagii. entah yang keberapa kali. Respon Zahra hanya melirikku dingin, tanpa menolehkan kepalanya menghadapku.

Dasar cewek es batuu

Ziko StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang