Zico POV
Pukul 07.00 tepat aku memasuki gerabang sekolah dengan motor klx kesayanganku.
saat sudah memarkirkan motor, aku berjalan santai menuju ke sekolah.
"Oii bos, tumben duluan elu yang berangkat dari pada kita. Nggak nungguin kita, maen ninggal aje luu" tegur Amanar dari belakang, membuatku menoleh kearah mereka.
"iya nih, nggak setia kawan amad lu" lanjut Bagas
"Paan sih pagi-pagi dah pada brisik bae." kataku kemudian mengarahkan badanku kedepan kembali dan berjalan tanpa menunggu mereka.
"Lahh Sombong amad luu" lontar Bagas menirukan kata-kata yang sekarang sedang viral di youtube, sembari merangkulku dengan seenaknya.
Kita pun berjalan menuju kelas bersama, memenuhi jalan yang kita lalui.
saat sudah akan sampai di kelas, aku melihat Zahra yang berjalan dari arah depan sambil memegangi kedua ujung tali tas gendongnya. Membuat ia terlihat lebih imutt.
Hanya melihatnya yang seperti itu saja sudah memancing bibirku untuk tersenyum. Apalagi bila aku mengerjainya, pasti mukanya itu akan merrenggut lucu.
Sebuah ide jail terlintas di benakku. Langsung saja aku memberhentikan langka ketika sudah sampai didepan pintu kelas
"Etdahh. Maen ngerem ndadak aja lu ko." marah Amanar yang berada di belakangku
"iya nih tau, napa sih. Senyum-senyum sendiri lagi." lanjut Bagus yang berada di sebelah Amanar.
"Ya gimana nggak senyum-senyum sendiri guss, pujaan hatinya ada didepan tuh." ucap Brylian sambil menunjuk ke depanku, tepat kearah Zahra yang masih berjalan dengan muka dinginnya yang lucu menurutku.
Tak lama Zahra mulai dekat. Aku yang berada di tengah-tengah Bagas dan Brylian, maju satu langkah kedepan tepat berada di depan pintu menghalangi jalan.
"ffuuiitt ffuuiitt, sendirian aja nengg." godaku dengan siulan, sambil memasukan kedua tanganku ke saku celana.
Zahra yang berada beberapa langkah di depanku hanya menghela nafasnya sambil menatapku dengan pandangan dinginnya.
"abang nggak peka sih. nggak mau jemput, kan eneng jadi berangkat sendirian." Goda Bagas dengan suaranya yang ia ubah seperti suara perempuan manjaa membuat 3 curut lainnya tertawa
"Zahra?" sebuah suara bas memanggil Zahra dari arah samping kami yang sedang berhadapan.
"eh Nando, ada apa ndo?" tanya Zahra memalingkan badannya menghadap Nando yang berada di antara kami
"orang ketiga dateng nih. Ngangguin momen aja dahh." sindir Amanar yang berada dibelakang bersama Bagus.
"Em, Sori sebelumnya kalo ganggu. Mau ngomong sama Zahra bentar." ucap Nando masih dengan suaranya yang stay kalem.
Ttteeeettt
ketika Zahra akan beranjak mendekat ke Nando, bel masuk berbunyi. langsung saja aku menyambar tangan kanan Zahra yang membuatnya terhenti dan menatapku dengan pandangan menusuknya itu
"bel udah bunyi tuh, pulang ke alam lo sana. waktunya pelajaran nih!." lontarku pada Nando mengabaikan pandangan menusuk Zahra.
Tanpa menunggu jawaban Nando aku memegang kedua pundak Zahra dan memutarnya menggiring untuk masuk ke kelas.
Zahra? tentu dia berontak, tapi apalah daya. sekuat apapun tenaga perempuan pasti akan kalah dengan tenaga laki-laki.
"Apa-apaan sih lo, maen pegang-pegang aja. mau modus kan lo?" sentak Zahra yang masih tidak bisa lolos dariku.
"yee pede amad lu. liat noh Pak Amir dah dateng! mau lu diomelin pagi-pagi gini?" kataku sambil menyerongkan Zahra ke samping dimana Pak Amir berjalan dari kantor guru.
"ya udah Ndoo, Ntar kita ngobrolnya pas istirahat aja." Ucap Zahra berusaha mencari wajah Nando, tetapi aku dorong ia agar masuk ke kelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ziko Story
Teen FictionSutan Diego Armando Oriando Zico, anak asli Betawi yang bersekolah di SMA N Budi Luhur bersama dengan 4 kawand-kawand tercintanya, siapa lagi kalau bukan Brylian, amanar, dan si kembar bagas bagus Mereka sekarang duduk di kelas XI KKO. Buat kalian y...