23

482 23 0
                                    

"Siapa loo? berani-beraninya ikut campur urusan gue." tantang balik si cowok brandal tanpa melepaskan tangannya yang masih menggaet tangan Zahra

melihat cowok yang sedikit lengah Karena meladeni omongan cowok berhelm itu, Zahra berinisiatif melakukan perlawanan.

Segera Zahra menyentakan tangan yang mencekalnya, kemudian dengan jurus ala-ala, ia menendang bagian masa depan si cowok brandal. yang membuat si empunya meringis kesakitan

"Ayok zah, cepet naik!" perintah cowok berhelm itu pada Zahra sambil mengulurkan tangannya untuk membantu Zahra naik keatas motornya.

Tanpa pikir dua kali, Zahra langsung saja menerima uluran tangan dari si cowok berhelm itu dan naik memboncengnya.

"Anjir tuh bocahh, Kejar mereka!" titah cowok brandal tadi pada teman-temannya.

"Pegangan yang bener, gue mau ngebutt!!" perintah cowok yang sedang memboncengkan Zahra dengan nada tinggi

"Hah? ogah kamu mau modus doang kan?" bantah Zahra kekeh

"Woyy berhenti loo!" tiba-tiba saja cowok-cowok brandal tadi sudah berada persis di belakang Zahra.

Lantas saja cowok didepan Zahra memacu motornya lebih kencang lagi.  Karena kaget, Zahra hampir terjengkang ke belakang jika saja tidak berpegangan dengan cowok didepannya.

"jangan batu makanya kalo dibilangin." ujar si cowok dengan nada santainya. Bisa-bisanya dia sesantai itu? padahal Zahra sudah khawatir setengah mati, takut jika mereka tertangkap cowok-cowok brandal itu.

"brisik! mereka makin deket, gimana nihh?" tanya Zahra masih dengan kecemasannya.

"udahlah santuyy, elo bakalan aman kalo sama gue." jawab si cowok dengan percaya dirinya.

"hah??" Zahra sedikit tak mendengar dengan jelas, karena suara si cowok terendam dengan helm fullfacenya dan juga terpaan angin yang kencang.

"Udah, pegangan aja yang kenceng. nggak usah banyak nanya." titah si cowok dan lagi-lagi menambahkan kecepatan laju motornya, membuat Zahra melingkarkan tangan di perutnya dan tak lupa ia pejamkan kedua matanya karena ketakutan.

tak lama, cowok didepan Zahra mengerem mendadak dan langsung menuruni motor. Ia membantu Zahra turun dari atas motor dan langsung menggenggam tangan Zahra agar mengikutinya.

Zahra yang masih takutpun hanya bisa mengikuti cowok yang sekarang ini menyeretnya masuk ke dalam pos polisi

yaa, pos polisi. cowok yang menyelamatkannya itu membawanya ke pos polisi dekat sekolah. entah apa maksudnya, mungkin agar brandal-brandalan tadi tidak mengejar mereka lagi. Lagian mana mungkin mereka berani menghajar mereka di depan polisi begini.

Kemudian si cowok menghentikan langkahnya sebelum lebih masuk lagi dari pos polisi ini, ia membelokan langkahnya dan mendekati kaca jendela bagian depan yang transparan dan pastinya dapat terlihat dari luar.
ia mengajak Zahra mengintip berandalan-berandalan itu dari sana.

"Bangsat, mereka masuk ke pos polisi. Awas aja mereka, gak bakal gue lepasin. Cabutt!" titah Si bos brandal kepada teman-temannya agar pergi dari tempat ini.

Saat sedang asik melihat berandal-berandalan tadi yang sudah mulai pergi, tiba-tiba ada sapaan yang mengagetkan mereka dari belakang.

"heh kalian pada ngapain disini? mau menyerahkan diri?" tanya seorang lelaki yang memakai seragam polisinya lengkap.

"ehh pak boss, apa kabs nihh bos?" balas si cowok sok kenal dan tos-tosan ala-ala seorang cowok.

"eloo?" sela Zahra yang baru menyadari sesuatu, disaat dua lelaki beda umur didepannya itu sedang bertosan ria.

Zahra baru tersadar ternyata dari tadi, cowok yang menyelamatkannya itu adalah Zico. entah bagaimana ia tak menyadarinya, padahal sedari tadi mereka berdekatan.

Ziko StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang