36

433 24 0
                                    

Kriiingggg kriinggg

Akhirnya bel istirahat kedua berbunyi. para siswa maupun siswi berhamburan keluar untuk melaksanakan hajat masing-masing. Ada yang melaksanakan ibadah salat, bermain game dipojokan, dan ada juga yang tidur dikelas

saat masih sibuk membereskan barang-barang diatas meja Zahra mendengar gombalan-gombalan receh dari pojokan, siapa lagi kalo bukan dari ziko si pembuat rusuh

"Ummi, solat bareng abi yukk! Nanto Abi imamin." teriak Ziko dari pojokan agar Zahra dapat mendengarnya

"wadaww, emang bisa lu ko? ntar habis rukuk langsung atahiyat lu" ejek Brylian tak yakin

"enak aje lu, gue gini-gini bisa kali jadi imam. Apalagi buat jadi imam kehidupannya Zahra, siap lahir batinn" gombal Ziko tiada henti

Cieeeeeee

piwitttttt

"Ihiiirrrrrr pepet teross"

Munculah cuitan-cuitan dari anak-anak kelas setelah Ziko mengeluarkan hombalan ala-ala yang membuat Zahra semakin tidak betah dikelas dan segera beranjak berjalan keluar kelas.

"lohh neng kok Abang ditinggal siii, bukannya digandeng. ntar kalo digandeng orang lain gimana? nangis 7 hari 7 malem kamuu" lontar Ziko saat Zahra berjalan menuju ke depan pintu kelas.

"bodo amat_-" balas Zahra datar kemudian berjalan ke Mushola

Tawa sekelas pun akhirnya pecah, baru kali ini seorang Sutan Ziko di kacangi oleh cewek. Lihatlah bagaimana muka Ziko sekarang, sudah masam seperti jemuran kering

"Bbbbffffftt, mana nih yang katanya nggak ada cewek yang nggak bakal jatuh oleh pesona Sutan Zikooo? wkwkk" Sindir Bagas dibangku depann

"Wahh, sajen lu kurang mempan kali ko. Makanya ditolakk hhhhhh" Brylian ikut-ikut menambahi

"Bacott lu padaa, untung gue sabar. Liat aja nggak lama lagi dia bakal jadi pacar abangg" ujar Ziko optimis

"Yehhh, boro-boro jadi pacar. Nglirik lu aja dia najiss whaahahahh" ledek Amanar yang membuat tawa teman-temannya kembali pecah

******

"Hai Zahraaa"

sapa Nando dari lantai dua ketika Zahra berjalan didepan gedung IPA

Zahra yang dipanggil mengikuti sumber suara mencari dimana gerangan si pemanggil, kemudian ia  mendongak. Ternyata Nando sedang di balkon lantai atas sambil melambaikan tangannya

"Mau ke Mushola?" tanya Nando yang masih setia nangkring di balkon

"iya nihh, mau sholat Dzuhur" jawab Zahra berjalan santai kembali ke arah musola, tentunya di ikuti oleh Nando yang juga berjalan ke arah yang sama tetapi bedanya Nando dilantai dua, sedangkan Zahra dilantai dasarr

"Barengan aja, tungguin!" ujar Nando, tak lama ia lari turun menghampiri Zahra

Brukk

Terlalu bersemangat, Nando tak memperhatikan jalan dengan cermat, dan akhirnya di ujung tangga ia menabrak seorang cewek yang jika dilihat-lihat ia merupakan anak kelas 10

"Aduh maaf, nggak sengaja. nggak papa kan?" tanya Nando kikuk pada adik kelas didepannya yang sudah bangkit berdiri

"ah iyaa,aku nggak papa kok kak. Lagian aku juga salah, jalan sambil mainan handphone" kata si cewek tak kalah kikuk dengan Nando

"Oh ya udah kalo nggak papa. Aku duluan ya" pamit Nando dan lanjut menghampiri Zahra yang sudah cekikikan ditempatnya

"Mangkanya nggak usah lari-lari kali, jatohkan tuh anak orang. Oh atau jangan-jangan mau modus lu ya sama adek kelas? dasar tukang tebar pesonah" ucap Zahra setelah Nando sampai disampingnya

"enak aja lu, gue bukan cowok kardus ya. Lagian nggak usah tebar pesona lagi cewek-cewek juga udah pada ngantri kali buat jadi pacar gue." balas Nando tak terima kemudian mengacak poni Zahra

"Aduhhh jangan di brantakin ndo, susah tau natanyaa ihh kesell" marah Zahra sambil membenarkan poninya dengan tangan dan sesekali ia tiup sampai poni-poninya pun bergerak naik turun.

Melihat pipi Zahra yang menggembung saat meniup poninya, Nando jadi gemas sendiri dan lagi-lagi tanpa ia sadari tangannya naik ke atas dan mencubit kedua pipi Zahra yang masih menggembung

"Aduhh lucunya, kaya ikan gembung."  ledek Nando

"Awhhh sakit kali ndoo, lepasin ihh ntar pipi aku molorr"

"biar pipi kamu kayak bakpao kan jadi lucuu"

"Apaan sihh tadi berantakin poni, sekarang nyubitin pipi. Dasar Ketos jahat, Awas lu yee" ujar Zahra berusaha mengejar Nando yang lari menghindarinnya.

Ziko StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang