Prolog

5.1K 353 30
                                    

Suasana kamar kost itu terlihat suram. Dengan cahaya penerangan yang minim. Kondisi kamar yang berantakan seolah tidak ada kehidupan di dalam sana.

Ruangan sepetak itu tidak memiliki banyak perabotan. Hanya sebuah meja belajar yang terletak di sudut kamar, tidak jauh dari itu terdapat sebuah kasur empuk yang cukup untuk dua orang,langsung menyentuh lantai keramik putih polos.
Sebuah lemari dua pintu, tv LED berukuran 24inc, DVD.

Dinding kamar yang polos tanpa hiasan apapun.
Hah! Satu rak buku yang tidak terlalu besar tapi mampu menampung puluhan buku-buku di sana.

Kondisi kamar itu sangat lah berantakan. Bungkus Snack berserakkan di lantai. Buku-buku yang juga sama nasib nya dengan bekas makan itu.

Seorang laki-laki remaja duduk di sudut dinding ruangan. Menatap kosong pada sebuah buku di tangan nya. Terlihat hampa, kosong, kesakitan, kecewa, dan hancur.
Di tangan nya ada sebuah buku yang bertuliskan. At Least Once.

Di luar hujan turun semakin deras, namun laki-laki itu masih bertahan. Entah sudah berapa lama ia tidak beranjak dari sana.

Suara pintu di buka dari luar sana samar-samar terdengar. Suara langkah mendekat terdengar. Dan, kemudian suara ketukkan pintu kamar kost tersebut.

"Key, loe di dalam ?" Terdengar suara laki-laki di luar sana.

Tapi, ia masih duduk terdiam tanpa niat untuk membuka nya.

"Keynal, gue tau loe di dalam.. ini udah seminggu loe ngurung diri. Mau sampai kapan ?" Suara itu terdengar lagi. Tapi, ia tidak sama sekali tergerak untuk merespon.

"Loe bahkan belum mengunjungi nya, Key " lanjut orang di luar sana.

Ia menunduk, tatapan matanya menjadi sayu. Laki-laki itu memeluk kedua kaki nya. Air mata tiba-tiba saja keluar. Kedua telinganya mendadak tuli dengan situasi saat ini. Ia tidak bisa mendengar suara orang di luar lagi, ia tidak bisa mendengar suara hujan di luar, ia tidak dapat lagi mendengar suara ponsel nya yang terus berdering di samping nya.

Yang bisa ia dengar hanya suara seorang gadis.

"Aku mau melakukan hal gila sama kamu. Setidaknya sekali, sebelum aku pergi. "

"Apa at least Once, itu ?"

Gadis cantik itu tersenyum dengan begitu lebar. Binar mata yang begitu berkilau. Sampai membuat jantung nya berdebar cepat. Sangat cepat, sampai ia kewalahan untuk mengaturnya kembali.




Note : Tolong dengan sangat, selama cerita ini berlangsung,*ceileh..
Tolong jangan tagih cerita" yang lain dulu ya.
Karena, mungkin aku bakal fokus kesini dulu.

Mohon pengertian nya..

Terima kasih..

At Least OnceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang