Chapter - 13

1.7K 272 17
                                    

Ujung mata nya menatap Keynal yang baru saja lewat di dekat nya. Ia kemudian menoleh ke arah meja yang di tempati oleh Sakti CS dan Shania. Kemudia buru-buru pamit pada Farish.

"Kak, sorry gue harus pergi " ujar Ve tidak enak. "Kapan-kapan kita ngobrol lagi, bye " dan Ve langsung berlalu pergi dari cafe bahkan tanpa sempat Farish bertanya lagi.

Veranda dengan sedikit berlari menyusul Keynal yang berjalan menyusuri trotoar jalan. Memanggil nama cowok itu, tapi ia hanya menoleh dan kemudian lanjut melangkah.

"Key!" Veranda memanggil nya lagi. Dan kali ini cowok itu berhenti dan menoleh pada Veranda yang kemudian tiba di depan nya. "Kenapa pergi ?".

"Temen loe bawel " jawab Keynal kembali melangkah. Kali ini Veranda tidak perlu lagi mengejarnya. Berjalan santai di sisi Keynal, karena langkah laki-laki itu juga menjadi santai mengikuti langkah nya.

"Maafin Shania ya " ujar Veranda menggandeng lengan Keynal.

Keynal menunduk melihat tangannya di peluk gadis itu. Kemudian menatap kedepan, tidak berusaha melepaskan nya. "Dia itu memang gitu orang nya, tapi sebenarnya baik kok. Kita udah sahabat dari kecil. "

Ve melirik pada Keynal, melihat respon cowok itu.

"Oh ya, tentang kejadian siang tadi " tiba-tiba Keynal berhenti. Membuat Ve ikut berhenti, cowok itu menatap lekat pada Veranda. ada sedikit rasa gugup dan gelisah. Tapi, dengan mudah di tutupi nya. "Mereka siapa ?" Lanjut Veranda.

Dahi Keynal berkerut bingung, menatap gadis itu tidak mengerti. "Mereka ?" Tanya Keynal lagi.

"Itu lho, kamu narik aku masuk gang itu karena ngeliat mereka kan ? Tiga pria badan besar yang di depan kostan kamu " jelas Veranda.

Keynal terdiam, memandangi Veranda dengan lekat. Ia tidak tau kalau Ve melihat nya, atau gadis itu menyadari kalau ia memang menghindari orang-orang itu. Ia Fikir gadis itu tidak sempat melihat atau berfikir kesana.

"Gue gak mau jawab " ujar Keynal, dan kembali melanjutkan jalan nya.

Mendengar jawaban seperti itu, ia langsung cemberut. Memukul lengan laki-laki itu dengan kesal. Membuat Keynal terkekeh geli sendiri. Ve kembali memeluk lengan nya.

"Kamu terlalu banyak rahasia " ujar Ve.

"Emang "
"Nyebelin!"
"Bodo!"
"Ish.. tapi aku sayang "

Tidak ada lagi balasan dari Keynal, cowok itu hanya mengulum senyum nya menatap Veranda. Tapi, Ve bisa melihat kalau wajah nya memerah karena tersipu membuat ia tidak terlalu kecewa. Mungkin, Keynal memiliki alasan kuat mengapa tidak mau terikat dengannya.

***

Ve mengajak Keynal menuju pantai, mereka juga membeli beberapa cemilan dan minum untuk di nikmati di bibir pantai.
Suasana malam membuat sisi pantai tidak terlalu ramai bahkan tergolong sepi.
Hanya restoran atau warung tenda saja yang ramai. Namun. Letak nya tidak terlalu dekat dengan pantai.

Mereka berduduk duduk dengan beralaskan sebuah kardus di atas pasir. Memandangi laut gelap dengan cahaya germelap lampu dari kapal nelayan. Menikmati angin yang bertiup. Jaket yang di kenakan Keynal tadi sudah berpindah ke tubuh Veranda. Membuat cowok itu hanya mengenakan kaus biasa.

"Kenapa kamu gak nanya siapa Kak Farish ?" Tanya Veranda membuka suara.

"Cinta pertama loe ?"
"Kok tau ?" Kaget Veranda.

"Shania mengatakan nya saat Sakti bertanya " jawab Keynal, memasukkan cemilan kedalam mulut.

Veranda memandangi wajah samping laki-laki itu dengan lekat. Kemudian mengulum senyum kecil. Keynal menoleh ke arah nya, dan dahi nya langsung berkerut.

At Least OnceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang