Chapter - 03

2.2K 292 59
                                    

Hari ini terlihat lebih cerah dari pada kemarin. Sinar matahari tidak terlalu terik, namun tetap mengingatkan. Semilir angin berhembus sejuk, tapi tidak akan membuat tubuh kedinginan. Suara burung terdengar bernyanyi di telinga.

Ve tersenyum sendiri di perempatan jalan. Ia merasakan perbedaaan yang begitu kentara pagi ini.
Memandangi ujung sepatu mereka Nike nya yang berwarna putih. Menyandar pada tembok dinding yang menjadi perbatasan taman dengan jalan trotoar.
Ia terlihat senang pagi ini, seseorang berjalan mendekati nya.

Ve menoleh ke arah kiri, dan senyum itu semakin lebar ketika melihat Keynal berjalan sambil fokus pada buku di tangan nya. Membuat ia sedikit gemas ingin mengganggu cowok itu.

Sret

Mata Keynal memicing pada sepasang kaki yang menghalangi jalan nya. Ia kemudian mengangkat kepalanya, dahi nya langsung mengernyit heran.

"Pagi " sapa Veranda dengan semangat dan penuh binar ceria.

Keynal terdiam, memperhatikan gadis di depan nya dengan penuh tanda tanya. Ia kemudian menoleh kiri kanan, dan kemudian kebelakang nya. Mungkin. Gadis itu menyapa seseorang yang berada di dekat nya. Namun, ia tidak menemukan siapapun.

"Pagi " balas Keynal dengan cuek.

Ve mengulum senyum semakin lebar, membuat Keynal semakin yakin kalau gadis itu memang aneh.

"Gue nungguin loe di sini. Mulai hari ini dan seterusnya gue mau jadi temen loe !" Ucap Ve dengan nada bersemangat.

Cowok itu semakin mengerutkan kening nya, tidak mengerti maksud dan tujuan gadis di depan nya. Namun, saat mengingat kejadian semalam. Ia hanya bisa menghela napas berat.

"Dengar, Veranda. Gue gak mau jadi temen loe "

"Tapi gue mau "

Ia menghela napas kasar lagi. Menatap Ve dengan lekat dan penuh tanda tanya.

"Oke, gue minta maaf karena udah buka buku itu tanpa izin. Dan loe gak perlu ngikutin gue.karena apa, karena gue gak akan ngasih tau siapapun tentang rahasia loe itu. oke!" Jelas Keynal dengan nada malas.

"Tapi, gue tetap mau jadi teman loe. Suka atau pun tidak. Kita memang di takdirin untuk bersama. "

"Sorry ?"

"Sekolah bentar lagi bel, jadi kita harus cepat-cepat pergi " ujar Ve berkilah. Cewek cantik berambut panjang itu langsung menyebrangi jalan lebih dulu meninggalkan Keynal yang masih bengong.

Di sela langkah nya, ekor matanya melirik Keynal melalui bahu nya. Bibir terus tersenyum melihat cowok itu sedang menatap lurus dirinya. Ia memilih tidak perduli, karena bisa mengobrol dengan cowok itu saja sudah membuat nya senang. Jadi, ia akan memanfaatkan waktu yang tersisa.

***

Perpustakaan adalah tempat paling aman untuk menyendiri. Bagi yang tidak suka dengan suara riuh atau keramaian, maka perpustakaan adalah kunci nya.
Seperti Keynal misalnya.

Cowok ganteng itu selalu sendirian di sekolah. Tidak suka bergaul dengan yang lain. Lebih sering bahkan memang selalu terlihat dengan buku di tangan nya. Mau itu novel atau komik. Seprtinya ia sangat hobi membaca.

Keynal tidak bisa di juluki geek karena ia tidak terlihat seperti itu. Ia juga tidak populer di sekolah. Hanya siswa biasa-biasa saja. Kegiatan nya, hanya sekolah, belajar, dan berdiam diri di rumah. Atau jalan-jalan ke toko buku. Keynal sedikit anti sosial, tidak suka bergabung dengan yang lain. Tidak, suka menjadi pusat perhatian. Tidak terlalu memperdulikan sekitar, bagi nya ia sendiri sudah cukup.

Markas nya di sekolah ketika jam kosong atau istirahat adalah perpustakaan atau rooftop gedung sekolah nya. Sambil membaca komik atau novel juga satu kaleng minuman soda. Maka, itu sudah bisa membuat Keynal melupakan sekitar.

Istirahat kali ini ia memutuskan untuk ke perpustakaan. Karena sekaligus ia ingin mengerjakan tugas sekolah nya. Jadi, setelah membeli minuman ia langsung menuju perpustakaan yang berada di lantai paling atas. Dekat dengan pintu menuju atap sekolah.

Ia memilih meja paling pojok, yang tertutup dengan rak-rak tinggi. Spot paling nyaman untuk nya, karena dekat dengan jendela jadi kalau ia bosan, bisa melihat keluar sejenak.
Buku sudah sudah ia dapat kan, jadi tinggal menyelesaikan tugas nya.

Sret

Suara kursi di tarik dari arah depan nya membuat fokus nya beralih.
Ia mengangkat wajah nya untuk melihat siapa orang yang menarik kursi di depan meja nya duduk.

"Hai " sapa Veranda dengan nada ceria. "Ngerjain tugas Sejarah ya, wahh.. kebetulan dong. Gue juga niat mau ngerjain itu. Gimana kalau kita ngerjain bareng " lanjut gadis itu dengan semangat.

Ve langsung membuka buku tulis dan juga buka cetak yang ia ambil di salah satu rak di perpustakaan. Keynal hanya bisa menghela napas lelah.

Sampai kapan gadis itu akan menganggu nya? Kenapa gadis itu terus mengikuti nya ? Dan, kenapa harus dia ?.

Ia tidak habis Fikir,ada apa dengan Ve sebenar nya.?.

Ia bukan tidak tau siapa gadis di depannya.
Ia jelas mengetahui nya, semua siswa siswi dan bahkan guru sekalipun selalu membicarakan nya. Selalu di bangga kan.

"Loe beneran akan mati ?"

Gerakan pena Ve terhenti, ia menoleh pada cowok di depan nya. Menatap Keynal dengan lekat. Cowok itu menatap nya lurus, namun tidak menunjukkan ekspresi apapun. Bahkan dalam nada suara nya tidak sama sekali terdengar canggung. Padahal, ia yakin Keynal tau kalau pertanyaan itu sangat lah sensitif.

Tapi, ia menyukai nya.

Jika orang lain,mungkin akan menatap nya dengan sedih atau kasian. Tapi, cowok di depan nya tidak.

"Mungkin " jawab Ve dengan cuek. "Menurut ilmu kedokteran sih begitu, mereka bilang umur gue kurang lebih setahun lagi. Tapi, itu kan prediksi aja. Mereka bukan Tuhan, yang bisa menentukan hidup dan mati seseorang. " Jawab Ve dengan begitu santai.

Keynal diam mendengar jawaban itu, ia kemudian menatap buku di depan nya. Seolah tengah berfikir sejenak.

"Kenapa gue ?"

Ve tidak langsung menjawab, ia terlihat berfikir. Keynal hanya melirik padanya,menunggu jawaban.

"Karena cuma loe yang tau tentang penyakit gue " jawab Ve.

Keynal menghela napas kasar, ia kembali melakukan aktivitas nyasemula. Bersikap seperti sedia kala, seolah menganggap kalau obrolan barusan tidak pernah terjadi. Dan Ve tidak ada di hadapan nya.

"Loe selalu sendirian " ucap Ve tiba-tiba.

"Ada masalah ?" Tanya Keynal tanpa menoleh.

Ia menggeleng, "gak kesepian ?"

"Enggak " jawab nya singkat.

"Gak jenuh ?"
"Gak "

"Gak bosan ?"
"Enggak "

"Gue gak ganggu kan ?"
"Enggak "

Keynal langsung berhenti menulis, merasa ada yang aneh dengan pertanyaan terakhir. Cowok itu menoleh pada Ve. Dan melihat gadis itu sudah tertawa sendiri.

"Bagus deh, gue senang dengar kalau gue gak mengganggu loe " ujar Veranda dengan senang.

Cowok itu memutar bola matanya dengan malas. Ia kemudian mengabaikan gadis itu,tugas Sejarah nya sudah mau selesai.


Jangan lupa vote dan komen nya...
Sorry kalau pendek ya... Kan masih permulaaan. Hehe

At Least OnceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang