Chapter - 11

1.7K 266 12
                                    

Kedua mata Veranda terbuka dengan perlahan, dan hal pertama yang ia rasakan adalah seperti sebuah hantaman keras di kepalanya. Membuatnya meringis, nyeri.
Ve memejamkan matanya kembali, berniat untuk menetralisir rada nyeri yang menimpa kepalanya. Sambil mengingat-ingat penyebab ia bisa merasakan nyeri itu di pagi hari.

Cklek

Suara pintu terbuka dan tertutup membuyarkan lamunan nya, ia kembali membuka mata dan menoleh ke arah kanan.

"Shania " gumam nya setelah memicing matanya pada Shania yang berjalan menghampirinya dengan segelas teh hangat di tangan.

"Iya. Ini gue! Loe berharap siapa ? Keynal ?!" Ujar Shania denganbketus. Gadis tinggi jakung itu langsung berdiri berkacak pinggang di samping tempat tidur.

Veranda tidak langsung menjawab. Ia masih berfikir mengapa ia ada di kamar Shania ? Apa Keynal membawa nya ke rumah Shania ?.

Ya Ampunnn..

Ia ingin menangis haru rasanya, Keynal bisa menjaga nya dengan baik. Membuatnya semakin ingin bersama laki-laki super baik itu.

"Ve! Loe kok malah senyum-senyum sih!!? Kenapa loe bisa sama dia semalam ? Dan.. apa-apaan tuh,pakaian loe gak banget dan mabuk !!! " Sewot Shania kesal dan marah karena ia di acuhkan.

"Dan! Loe gak boleh lagi bergaul sama dia!! Dia cowok gak bener tau!! "

"Shan, Keynal cowok baik-baik " Bela Ve mengambil segelas teh hangat yang di bawa Shania.

"What? Loe bela dia ? Cowok baik-baik gak aka-"

"Kalau dia cowok gak bener, gue gak di sini sekarang ? Gue bisa berakhir di kamar nya atau di salah satu kamar hotel dalam kondisi polos" sela Ve setelah meneguk sedikit teh hangat itu. Ia melirik pada Shania. "Benar kan ? Loe gak kenal Keynal, jadi gak usah nilai buruk tentang nya. Gue gak suka " lanjut Ve dengan nada sedikit marah.

Shania menatap tidak percaya pada sahabat nya itu. Entah bagaimana bisa membela cowok yang baru di kenalnya beberapa hari.

"Lagian gue yang ngajak Keynal. Dia cuma nemenin dan jaga gue dengan baik. Hingga gue pulang dengan selamat. " Lanjut Veranda sebelum beranjak menuju kamar mandi. Meninggalkan Shania yang terdiam merenungkan semua ucapan dan penjelasan Ve barusan.

***

Dalam salah satu taman di ibu kota pagi hari Minggu terlihat ramai. Banyak muda mudi yang memilih menghabiskan waktu di taman Asoka. Selain memiliki hawa sejuk dan juga fasilitas lengkap.

Seperti salah satu nya lapangan Basket. Terlihat beberapa laki-laki sedang bermain di sana. Salah satu nya adalah Keynal.

Laki-laki dalam balutan Jersey basket kebanggan salah satu Club di America itu terlihat lincah dan juga sigap dalam berlari. Mendrible si kulit orange.
Melakukan shooting dan juga lay-up dengan baik. Sampai membuat teman-teman tim nya takjub dengan kemampuan Keynal dalam bermain bola basket.

Setelah melakukan beberapa dreal, mereka melanjutkan dengan Game satu lapangan. Dengan melawan orang-orang yang kebetulan tengah bermain bersama mereka.
Dan ini sudah hampir menyelesaikan beberapa game dan tim mereka belum terkalahkan.

"Point!! "

Priiitttt...

Suara peluit panjang berbunyi pertanda game selesai. Keynal berjalan dengan santai, walau peluh sudah membasahi Jersey nya. Tapi, laki-laki itu terlihat puas.
Berjalan menuju pinggir lapangan, untuk meneguk minuman nya.

"Wahhh.. gak nyangka gue, loe jago main nya " seru Dyo dengan penuh bangga.

Keynal hanya mengulum senyum tipis. Kemudian meneguk minuman nya yang sisa sedikit.

At Least OnceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang