Chapter - 05

1.8K 283 30
                                    

Seolah merasa dejavu ketika ia pagi ini berangkat sekolah dan lagi-lagi menemukan Ve sedang berdiri di perempatan jalan menuju sekolah nya. Membuatnya menghela napas berat. Gadis itu terlalu rajin seperti nya, bahkan ia sudah berusaha untuk berangkat telat supaya gadis itu tidak menunggu nya lagi. Atau sengaja berangkat lebih awal tidak bertemu dengan Veranda. Tapi, gadis itu keras kepala.

"Selamat pagi " sapa Ve dengan semangat.

"Pagi " jawab Keynal dengan cuek. Dan kemudian langsung berjalan lebih dulu.

Ve tidak terlalu mengambil hati, ia hanya tersenyum menatap punggung tegap Keynal yang berjalan satu langkah di depan nya. Ia akan tetap membuat Keynal agar menuruti semua keinginan nya. Jadi, ia tidak boleh menyerah.
Seperti biasa ketika tiba di sekolah maka mereka akan berjalan secara terpisah. Ve tidak mau Keynal semakin risih dengan nya, karena menjadi pusat perhatian. Jadi, jika di sekolah ia akan bersikap biasa saja. Kecuali, kalau hanya ada mereka berdua saja.

Ketika Keynal hendak menaiki anak tangga, tiba-tiba ia di cegat oleh Naomi. Gadis cantik itu menatap Keynal dengan tajam dan marah.
Lalu menarik tangan Keynal dan membawanya pergi masuk ke dalam ruangan kosong.

"Loe gak bales chat gue dan gak angkat telfon gue !" Ucap Naomi dengan nada jutek.

"Sorry " jawab Keynal tidak enak. "Tapi gue sibuk. Jadi -" lanjut Keynal. Tapi ia seolah teringat sesuatu dan langsung merogoh tas nya. Mengeluarkan sebuah komik yang di pinjamkan Naomi dua hatu lalu.

"Ini gue balikin. Belum gue baca, " ujar Keynal.

Naomi terdiam memandangi buku di tangan Keynal. Dan menerimanya dengan perlahan. Keynal langsung memilih pergi namun Naomi lebih dulu menahan nya. Membuat Keynal kembali menoleh heran pada gadis itu.

"Loe gak mau jalan sama gue ?"

Keynal mengerutkan dahi nya, tapi kemudian menggeleng. "Apa kata mereka kalau tau loe jalan sama gue ?"

Dahi Naomi mengerut heran, tidak mengerti maksud Keynal. "Lagian kenapa tiba-tiba loe ngajak gue kencan ? Taruhan sama teman-teman loe ?"

Naomi langsung terkesiap saat mendengar itu. Ia kaget karena Keynal tau maksud dan tujuan nya mendekati cowok itu.

"Yaa.. gue udah nebak " lanjut Keynal, dan kemudian langsung memilih pergi. Dan Naomi juga tidak berniat lagi untuk menahan nya. Hanya bisa memandangi kepergian cowokitu dengan tatapan yang masih tidak percaya. Kalau Keynal dengan mudah mengetahui tujuan nya.

***

Keynal duduk lagi di perpustakaan di spot favorit nya. Kali ini sambil memandangi keluar jendela. Ia memperhatikan Ve bersama Shania yang sedang duduk di pinggir lapangan sedang bercengkrama seru. Terlihat dari cara Ve tertawa ringan.

Membuat nya menunduk sejenak, memikirkan gadis itu lagi.

Aku akan mati.
Jika aku mati, apa yang tersisa ?

Kenangan.

Keynal terkejut sendiri saat membaca tulisan itu di buku tulisan nya. Secara tidak sadar ia malah menuliskan kata-kata yang sama dengan yang ia baca di buku Veranda.

"Loe beneran bakal mati ?"

Ia teringat kembali pada obrolan nya pada Ve, beberapa hari yang lalu ketika di perpus. Dan juga, pada semua sikap Ve padanya.

Keynal memejamkan matanya, dan lintasan masa lalu kembali menghantui nya. Di mana, ia harus kehilangan seseorang yang berarti dalam hidup nya. Dan, telah gagal melaksanakan tugas terakhir nya.
Kembali ia menoleh kebawah, dan terkejut saat Ve juga ternyata sedang menatap ke arah nya. Gadis itu tersenyum dengan begitu manis. Dan juga terlihat begitu cantik.

At Least OnceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang