Chapter - 19

1.9K 289 34
                                        

Suasana sepi dan sunyi menyelimuti perjalanan pulang Ve dan Keynal.
Keduanya terperangkap dalam diam dan fikiran masing-masing.
Kedua nya sama-sama bisa merasakan kalau perpisahan mereka sudah ada di depan mata.

Hanya tinggal menunggu waktu. Dan itu tidak akan lama lagi.

Keynal hanya fokus pada kemudi dan jalanan nya. Sedangkan Veranda lebih memilih duduk dengan menatap keluar jendela mobilnya.
Hingga mereka tiba di rumah Ve.

Keynal membunyikan klakson, dan pintu gerbang rumah gadis itu di buka oleh seorang satpam. Ia langsung kembali melajukan mobil menyusuri pekarangan rumah hingga menuju garasi mobil.

Ia menghentikan mobil Veranda di salah satu spot garasi. Kemudian mematikan mesin mobil.

Satu detik

Dua detik..

Satu menit.

Dua menit..

Mereka masih bertahan dalam sepi dan tidak ada yang terlihat akan turun dari dalam mobil. Keynal memejamkan kedua matanya dengan kuat. Menekan perasaan nya yang luar biasa kacau.

Sedangkan Ve, tanpa sepengetahuan laki-laki di samping nya. Ia diam-diam mengusap air mata yang tiba-tiba saja jatuh.

"Cita-cita kamu apa, Key ?" Tanya Ve, akhirnya membuka suara setelah hampir sepuluh menit mereka sibuk dengan fikiran masing-masing.

Keynal menoleh untuk pertama kali nya pada gadis itu. Memandangi wajah samping Veranda yang tidak menatapnya. Malah menatap kosong kedepan.

Cowok itu tidak menjawab, ia meraih tangan Ve dan membuat gadis itu menoleh padanya. Keynal memajukan tubuh nya, mendekati gadis itu. Dengan tatapan mata sayu ia menatap bibir Veranda. Membuat gadis itu memejamkan matanya dan kemudian merasakan bibir cowok itu menyentuh bibir nya.

Hanya menempel. Hampir satu menit. Karena, Ve mendorong halus dada Keynal agar memberi jarak.

"Kita akan ketemu lagi, kan ?" Tanya Veranda menatap lurus dalam mata cowok itu. "Besok " lanjut Veranda dengan segala keraguan nya.

Saat itu, Keynal melarikan matanya ke arah lain. Kemudian menarik diri ketempat semula. Ia langsung tau, mengapa cowok itu diam. Tidak bisa menjawab pertanyaan barusan. Itu membuatnya sedih dan juga kecewa. Tapi, ia sendiri juga tidak sanggup untuk meminta cowok itu aar tetap di sisi nya hingga ajal menjemputnya.

Memikirkan itu membuatnya tersenyum kecut.

Kini ia baru menyadari resiko dari pilihan nya.
Memilih dekat dengan Keynal sebelum ia mati, adalah pilihan terburuk nya. Karena, sekarang ia takut. Ia takut untuk meninggalkan Keynal.

"Apa yang kalian obrolin berdua tadi?" Tanya Veranda pada Keynal yang maish enggan untuk menatap nya.

"Seharusnya gue yang nanya gitu. Apa yang kalian obrolin sebelum gue datang? " Ujar Keynal, malah berbalik bertanya.

Veranda diam sejenak, memandangi Keynal dengan lekat. Kemudian menghela napas, ia menatap nanar kedepan. Kemudian memejamkan kedua matanya.

"Alasan dia menyembunyikan kamu " jawab Ve dengan nada pelan.

Keynal menghela napas lelah. "Dan juga tentang Karin" lanjut Ve, dengan melirik Keynal melalui ujung matanya.

Cowok itu tiba-tiba menegang, bahkan ia bisa merasakan kalau Keynal membeku. "Dia alasan kamu, gak mau terikat sama aku ?".

Jujur saja, ada rasa sakit dalam hati nya. Rasa cemburu yang tiba-tiba menyerangnya. Saat ia mengetahui, kalau ternyata ada seseorang yang lebih dulu mengambil hati Keynal. Ia cemburu karena, cowok itu memiliki alasan tersebut.

At Least OnceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang