SEANA (COMPLETED)

Anniv Without Leon

Satu tahun ternyata begitu cepat berlalu semenjak Sena mengenal Leon. Banyak hal yang sudah Sena tau dari Leon, tapi lebih banyak lagi hal yang sebenarnya belum Sena tau. Termasuk sebuah kebohongan yang Leon sembunyikan secara rapih. Sampai saat ini kebohongan Leon belum terungkap walau sempat beberapa kali dicurigai Sena. Gadis itu memilih diam dan tidak mengulik lebih lanjut. Entah karena takut dengan kenyataan sebenarnya atau karena merasa bukan urusan yang terlalu penting.

Sama halnya dengan remaja di luar sana yang merayakan satu tahun hari jadian mereka, Sena akan memberikan kejutan kepada Leon. Sena mengira Leon juga akan memberikannya kejutan, selanjutnya mereka akan bertukar cerita selama setahun ini di bawah langit malam yang indah, itulah harapan Sena.

Pukul lima sore Sena sudah siap dengan gaun hitam selutut. Ia mengurai rambutnya sehingga terlihat semakin elegan. Tidak lupa Sena menggunakan heels hitam favoritnya karena itu pemberian Leon di saat mereka menghadiri promnigt di SMP. Tipikal cowok romantis bukan? Romantis adalah salah satu hal yang membuat Sena memilih Leon. Rencananya sebelum pergi ke tempat yang telah ia tentukan, Sena ingin mampir sebentar ke toko kue untuk membeli cup cake. Ya, walau bukan acara ulang tahun, Sena tetap ingin membawa cup cake dengan alasan rasa manis bisa memperbaik suasana hati seseorang.

Sena mengklakson supaya pak satpam bisa membukakan pintu. "Pak nanti kasih tau Mama sama Papa kalau aku pergi sama Leon ya. Pulang malem, jangan lupa ya Pak."

"Siap Non." Satpam segera menutup gerbang setelah Sena dan mobilnya keluar dari halaman rumah.

Sena tidak hentinya tersenyum membayangkan bagaimana reaksi Leon. Ia juga sengaja tidak mengirim banyak pesan supaya Leon tidak menyadari hari ini adalah anivv mereka. Lampu merah membuat Sena harus berhenti sejenak, sambil menunggu lampu kembali hijau, Sena membuka kotak yang ia bawa. Kotak itu berisi foto Sena dan Leon, kebersamaan mereka dan semua kejadian lucu yang pernah mereka alami. Begitu manis seperti kisah roman di SMA kebanyakan.

Tidak sengaja saat Sena melihat ke arah depan, dia melihat Sean sedang menyebrang dari arah kafe ke rumah sakit yang berada di kiri jalan. Sena sudah berpikir siapa kemungkinan orang yang akan dijenguk Sean, namun waktunya tidak cukup sehingga ia berhenti untuk memikirkannya dan melajukan mobil menuju toko kue. Sayangnya, Sena tidak mengecek ponselnya sedangkan seseorang sekarang sedang membutuhkannya.

*****

Sena sudah mendapatkan cup cake yang dicari, dia juga membawa satu bunga lili yang dulu Leon berikan kepadanya. Semua yang pernah diberikan Leon, seperti bunga, kue, dan coklat, Sena bawa kali ini dengan tujuan mengingat masa mereka dulu. Satu jam lagi langit akan menggelap, momen yang manis jika Sena benar-benar bisa membuat kejutan untuk Leon.

Bertempat di sebuah kafe yang bertemakan outdoor, dengan kursi-kursi yang ditempatkan rapi di atas rumput hijau rata juga dengan kerlap-kerlip lampu sebagai dekorasi, adalah tempat yang pas untuk mengadakan makan malam bersama atau sekadar minum kopi bersama.

Sena sudah menyewa satu meja untuk mereka berdua tempati. Beruntungnya Leon belum datang sehingga Sena tidak perlu takut rencananya ketahuan. Sena segera menata cup cake, kotak, dan bunga di atas meja dan menutupinya dengan tudung saji yang sebenarnya digunakan untuk makanan mereka. Sekarang tinggal menunggu Leon karena suasananya sudah sangat mendukung sekali. Bintang sudah muncul, bulan bersinar terang, tidak ada awan mendung.

Beberapa waktu berlalu, lima belas menit, tiga puluh menit, sampai satu jam Sena menunggu tapi dia tidak juga melihat tanda-tanda Leon akan mengisi tempat duduk di depannya. Sena memang belum mengecek ponselnya sama sekali karena ia sudah yakin Leon akan datang. Menyingkirkan segala presepsi buruk yang mungkin saja terjadi, Sena akhirnya merogoh ponsel di tasnya. Mengecek beberapa pesan yang masuk, Sena tidak menemukan satu pun pesan dari Leon. Ia malah menemukan pesan dari Sean.