Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Seungyoon dan Rose berjalan menyusuri Oxford Street.
Mereka tidak banyak bicara. Seungyoon tahu kekasihnya itu sedang dalam mood yang kurang baik. Namun, ia tidak henti-hentinya bersenandung sambil mengayunkan tangan Rose yang berada dalam genggamannya.
"I like me better when I'm with you I knew from the first time, I'd stay for a long time 'cause I like me better when I like me better when I'm with you"
Seungyoon bersenandung sambil sesekali melirik ekspresi wajah Rose. Namun, tampaknya usaha Seungyoon percuma saja. Rose tetap memasang wajah masamnya dan tidak memberi respon apa pun.
"Woah!!! Lihat! Macaroons!!!" Ujar Seungyoon dengan penuh antusias, berharap agar kali ini usahanya berhasil menarik perhatian Rose.
Rose pun refleks melirik ke arah kaca sebuah toko kue yang ditunjuk oleh Seungyoon. Melalui kaca itu, mereka dapat melihat macaroons berwarna pastel yang cantik disusun di atas wadah berwarna emas. Di sampingnya juga terdapar beberapa potongan kue lain yang dipajang.
"Ahh... cantiknya...." Gumam Rose.
"Ayo, kita masuk!" Ajak Seungyoon.
———
Seungyoon datang ke meja dengan nampan di tangannya. Sampai di meja, ia mengatur letak piring berisi tiga macaroons di hadapan Rose. Kemudian meletakkan segelas teh hangat untuk Rose dan segelas lagi untuknya.
"Terima kasih...." kata Rose malu-malu, teringat sikapnya yang tidak menyenangkan sebelum ini.
"Makanlah supaya mood-munmembaik," kata Seungyoon sambil menyuapi sebuah macaroon berwarna pink ke mulut Rose.
Seperti punya kekuatan magis, makanan manis memang selalu berhasil membuat mood Rose membaik. Gadis itu langsung menyunggingkan senyum di wajahnya sambil terus mengunyah macaroon.
Seungyoon pun tertawa kecil menyaksikan perubahan mood Rose itu.
"Kenapa mudah sekali membuatmu tersenyum lagi?" Goda Seungyoon.
"Uh..." Rose membalasnya dengan tatapan emosi yang dibuat-buat, yang membuat Seungyoon malah menghadiahinya sebuah cubitan di pipi.
"Iya... kamu hanya butuh makanan manis untuk mengembalikan mood-mu. Kupikir aku harus menciummu dulu..." Goda Seungyoon lagi. Kemudian, menyeruput segelas teh hangat di hadapannya.
Ciuman.
Mendengar kata itu, Rose seakan kembali ditampar oleh perkataan model wanita berambut ikal yang mengatakan bahwa Seungyoon....
"Hing..."
Rose menundukkan kepalanya dan mulai menangis.
"Ehhh, ada apa Chaeyoung-ah? Apa aku salah berbicara?" Tanya Seungyoon panik.
"Oppa... tadi mencium gadis lain kan! Hiks. Hiks. Aku... mendengarnya... Dia... hiks. Gadis itu seenakya saja membicarakan bibir Oppa. Hiks. Aku kesal! Aku jadi membayangkan kalian berciuman. Hiks...."
Seungyoon menggeser kursinya untuk dapat memeluk dan menenangkan Rose. Ia menahan diri untuk berkomentar atau membuat pembelaan. Seungyoon hanya terus memeluknya dan mendengarkan ungkapan hati Rose dengan penuh perhatian.
"Hiks...."
Tangis Rose mulai reda. Seungyoon pun menyeka air mata Rose dengan kedua tangannya.
Dengan mata sembab, Rose menatap Seungyoon. Kemudian, menarik wajah kekasihnya mendekat ke arahnya dan memberikan sebuah ciuman untuknya.
Seungyoon dapat merasakan ciuman Rose tidak seperti biasanya. Gerakan bibirnya seperti penuh emosi. Namun, Seungyoon tetap berusaha tenang mengatur gerak bibirnya, seolah lebih bersikap pasrah mengikuti apa yang diinginkan Rose.
"Mommy! They're kissing!!!"
Seorang anak laki-laki berteriak hingga membuat mereka terpaksa melepaskan tautan bibir mereka. Tangan awkward Seungyoon pun terpaksa harus kembali ke pangkuannya sendiri sebelum berhasil menelusuri leher jenjang Rose, seperti yang biasa ia lakukan.
Lalu, mereka pun tertawa begitu melihat anak kecil itu menatap mereka dengan tatapan bingung.