Hongkong: Victoria Peak

2K 87 1
                                    

"Oppa, pemandangannya indah banget dari atas sini!" Ujar Rose.

"Entahlah, aku rasa kamu lebih cantik," balas Seungyoon.

"Ugh ... hmm, tanganmu ...."

"Kenapa, Sayang? Kamu suka, kan?"

"Hmm, tapi kita lagi di outdoor, Oppa... Hnggg—"

"Karena itu... rasanya jadi beda, kan?"

Rose tidak menjawab. Ia berusaha mengalihkan pikirannya ke pemandangan sunset yang tampak sangat cantik dari dek observasi itu. Namun, tetap saja, berkali-kali usahanya untuk konsentrasi gagal karena Seungyoon terus meremas dadanya sambil menelusuri bagian tengkuk dan lehernya dengan lidahnya.

"Oppa, please..." kata Rose terdengar tidak berdaya karena semakin kesulitan mengontrol dirinya, pegangannya di balkon dek observasi itu pun semakin diperkuatnya.

"Please apa, Sayang?" Ledek Seungyoon sambil memutar-mutar lidahnya di sekitar telinga Rose.

"Kenapa hari ini kau terus menyerangku dari belakang?" Tanya Rose yang kini dapat merasakan kejantanan Seungyoon mulai mengeras dan menyentuh bokongnya.

Seungyoon memeluk gadis itu erat. Kemudian berbisik di telinganya, "Kita belum pernah melakukannya, dari belakang. Apa kamu tidak penasaran?"

Deg.

Raut wajah Rose tiba-tiba pucat. Ia teringat traumanya malam itu di Maldives. Seorang pria brengsek menyerangnya dari belakang dan ia tidak dapat berbuat apa-apa karena begitu lemah.

Pelan-pelan, Rose pun membalikkan badannya. Kemudian, menatap mata Seungyoon dalam-dalam. Rasanya ingin sekali ia menceritakan kejadian malam itu pada Seungyoon. Tapi, bagaimana reaksi Seungyoon nanti? Apa Seungyoon akan marah? Kecewa? Atau menganggapnya murahan?

Belum sempat mengeluarkan sepatah kata apa pun, Seungyoon menautkan bibirnya di bibir Rose. Mengecupnya cukup lama dan mulai mengulumnya. Rose pun merengkuh leher Seungyoon dengan kedua tangannya untuk mendekatkan diri mereka dan memperdalam ciuman mereka.

"Haa... Aku sayang kamu, Park Chaeyoung," ujar Seungyoon di sela-sela ciuman mereka.

Mendengar hal itu, rasanya Rose justru ingin menangis. Ia merasa sangat bersalah karena telah gagal menjaga dirinya untuk orang yang benar-benar dicintainya.

"I love you too .... Kang Seungyoon," balasnya setengah terisak dengan senyum yang dipaksakan karena menahan tangisnya.

———

Mereka terus berjalan menelusuri bukit tertinggi di kota Hongkong itu. Langit mulai bertamabah gelap, tapi kini gemerlap lampu-lampu di kota Hongkong sudah semakin terlihat.

"Lihat! Ada kuil kecil di sebelah sana!" Tunjuk Seungyoon.

Rose pun mencoba memperhatikan ke arah yang dimaksud Seungyoon.

Dari kejauhan, mereka dapat melihat bangunan berwarna dominan merah yang tampak menyerupai kuil. Dengan bergandengan tangan, mereka pun berjalan menuju ke arah kuil tersebut.

Namun, setibanya di sana, mereka hanya menemukan sebuah bangunan kosong. Tidak ada tempat beribadah atau sesajian di dalamnya. Ternyata, bangunan itu hanyalah salah satu titik untuk melihat pemandangan di atas Victoria Peak yang bangunannya menyerupai kuil.

"Yah, sayang banget. Aku kira ini kuil," ucap Rose terdengar agak kecewa.

"Memangnya kamu mau berdoa apa sih?" Tanya Seungyoon sambil mencubit gemas hidung Rose.

"Ra... ha... sia."

"Apa??? Kenapa kamu tega menyimpan rahasia dariku?" Seungyoon pura-pura merengek sambil memeluk kekasihnya itu.

Deg.

Dalam dekapan Seungyoon, lagi-lagi ia ingin menangis. Apakah sudah saatnya ia jujur pada Seungyoon? Atau cerita itu harus disimpannya sendirian rapat-rapat?

Rose pun semakin memeluk Seungyoon erat-erat.

Kemudian, ia mulai memberanikan dirinya untuk bicara, "Oppa, aku harus menceritakan sesuatu."

"Kenapa kamu terdengar begitu serius?" Tanya Seungyoon sambil mengecup kepala Rose.

Rose pun mulai melepaskan diri dari dekapan Seungyoon. Digenggamnya tangan Seungyoon erat-erat untuk mempersiapkan dirinya. Lalu, ia pun mengajak Seungyoon duduk di sebuah bangku kayu yang ada di dekat mereka.

Setelah mengambil sebuah napas panjang, Rose pun memulai ceritanya.

Dengan suara yang kadang diselingi isakan tangis, Rose berusaha menyelesaikan ceritanya.

"... malam itu, seseorang menyerangku di sebuah club... di Maldives."

"Ia... melakukannya... padaku. Ia... memaksakan kepunyaannya masuk... hiks... di belakangku...."

Rose begitu sulit melanjutkan ceritanya. Seungyoon tiba-tiba seperti kehilangan setengah nyawanya. Namun, ia tahu, ia harus lebih kuat untuk menguatkan gadis yang dicintainya itu.

Dengan hati-hati, Seungyoon menyeka air mata yang jatuh ke pipi Rose. Kemudian, disenderkannya kepala gadis itu di bahunya. Berusaha memeluknya agar gadis itu merasa aman.

"Oppa, maafkan aku...." ujar Rose lirih.

"Aku yang harusnya minta maaf. Ini pasti sangat berat untukmu... dan selama ini kamu hanya menyimpannya sendirian. Aku benar-benar minta maaf, Sayang...."

Tanpa kuasanya, air mata pun mulai menetes dari kedua mata Seungyoon.










———


Doain aku dapet kekuatan untuk tidak males-malesan nyelesaiin cerita ini ya semuanya, huhu. Terima kasih untuk yang selalu vote & comment. Terima kasih juga untuk yg baca diem-diem.

Lovlovs 💙

Maknae's Love Trip 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang