Seungyoon dan Rose mematikan ponsel mereka bersamaan.
Senyum pun langsung mengembang dari wajah mereka berdua. Kemudian, keduanya jalan berangkulan menuju check in counter penerbangan business class.
"Selamat pagi," sapa petugas check in counter.
"Pagi," jawab Seungyoon.
"Tujuannya ke Maldives?"
"Ya," Seungyoon kembali menjawab, sementara Rose sibuk menyembunyikan wajah mungilnya sambil menggelendoti lengan kiri Seungyoon.
Petugas di checkin counter sesekali mencuri pandang ke arah pasangan itu sambil melihat informasi pada tiket dan paspor mereka. Sosok pasangan itu tampak tidak asing baginya. Namun, ia merasa sudah terlalu tua untuk memforsir ingatannya, sehingga ia membiarkan kecurigaannya berlalu begitu saja.
"Ini tiket untuk Tuan Kang dan Nona Park," ujar wanita paruh baya itu sambil menyerahkan dua tiket milik mereka.
"Terima kasih," akhirnya Rose berani bersuara.
"Selamat menikmati perjalanan Anda," ucap petugas sebelum Seungyoon & Rose pergi meninggalkan counter.
———
Setelah menghabiskan setengah hari dalam perjalanan, Seungyoon dan Rose pun akhirnya tiba di Maldives.
Dalam liburan kali ini, mereka benar-benar sepakat untuk menghabiskan waktu berdua tanpa gangguan apa pun. Itulah sebabnya mereka telah menonaktifkan ponsel mereka sejak berada di bandara Incheon.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Tiba di bungalow yang mereka pesan, lampu-lampu ruangan telah dinyalakan untuk menyambut kedatangan mereka berdua.
"Woah... Oppa...."
Rose tidak henti-hentinya meremas tangan Seungyoon karena sangat senang melihat bungalow cantik di depan matanya.
"Kita akan di sini sampai 5 hari ke depan???"
Seungyoon mengangguk. Kemudian, ia menggendong Rose masuk ke dalam bungalow itu dan mendudukkannya di atas sofa putih yang menghadap ke luar jendela besar.
"Sebentar ya, Nona," kata Seungyoon sambil mengadu hidungnya dengan hidung Rose.
Seungyoon berjalan menghampiri petugas resort yang telah membantu membawakan koper mereka. Lalu, ia memberikan tips agar petugas itu cepat pergi meninggalkan mereka berdua.
Setelah dilihatnya petugas itu benar-benar pergi menjauh, Seungyoon pun kembali menuju ke tempat kekasihnya itu berada. Senyum nakal tersurat di wajahnya. Rose pun menanti kedatangan Seungyoon sambil menggodanya dengan menaikkan dress yang dikenakannya sedikit demi sedikit hingga pahanya tampak dengan jelas.
"Jadwal kita akan padat di tempat ini," ujar Seungyoon sambil menempatkan diri di sebelah Rose.
"Benarkah?" Balas Rose dengan nada seolah menantang.
Rose sebenarnya tahu ke arah mana ucapan Seungyoon tersebut. Namun, ia sengaja memancing Seungyoon untuk melanjutkan ucapannya.
"Tentu, apalagi kalau kau terus menggoda dan memancingku seperti sekarang ini," kata Seungyoon dengan sengaja berbisik di bawah telinga Rose.
Gadis itu pun spontan menggigit bibirnya kuat-kuat, menahan serangan Seungyoon di daerah sensitifnya.
Cup.
Cup. Cup.
Ciuman kecil bertubi-tubi ditempatkan Seungyoon di sepanjang rahang Rose.
"Ughh—"
Rose merintih sambil memejamkan kedua matanya.
Seungyoon tersenyum melihatnya. Kemudian, ia mengambil kesempatan itu untuk melanjutkan ke tahap selanjutnya, menurunkan tali dress di bahu Rose hingga dress itu kini hanya menutupi sedikit bagian perut dan pinggangnya yang amat ramping.
Seungyoon membelai kedua pipi Rose. Lalu, secara perlahan, kedua tangan Seungyoon turun menuju leher, bahu, dada, hingga perut rata gadis itu.
"Ahn...." lenguhan kecil akhirnya dilepaskan oleh Rose, membuat Seungyoon seolah diingatkan untuk kembali memerhatikannya.
Dilihatnya, mata Rose tampak sayu dan bibirnya setengah terbuka.
Seolah paham, Seungyoon pun menghantarkan bibirnya untuk bertemu dengan bibir Rose.
Kini, keduanya telah bertemu dan saling beradu satu sama lain. Lidah mereka pun mulai menari di dalam sana, dengan ritme yang dapat saling mengiringi.
Ini adalah ciuman mereka kesekian kalinya di hari ini. Namun, dapat dipastikan bahwa ini adalah ciuman terlama mereka di hari ini. Angin laut malam yang sepoi-sepoi masuk dari jendela mereka yang terbuka pun membuat tubuh mereka semakin berhimpitan, seolah tak ingin membuat celah.
"Hah..."
"Ah...."
Kedua bibir mereka terpaksa berpisah untuk mengatur napas. Kini, tangan merekalah yang sibuk untuk melucuti pakaian satu sama lain.
Setelah semua pakaian mereka dilicuti dan berhamburan di lantai, Seungyoon menggendong Rose untuk naik ke atas pangkuannya. Lalu, tanpa diminta, Rose pun berinisiatif memberi treatment khusus untuk "benda" kesayangannya.
Seungyoon sedikit merebahkan dirinya di sofa untuk mempermudah Rose. Sementara Rose merunduk untuk menyentuh kejantanan Seungyoon.
"Oh... ogghhh...."
Lenguhan Seungyoon menggema ketika lidah Rose mulai menyentuh setiap inch kejantanannya.
"Oh... Chaeyounggg...."
Seungyoon meneriaki nama kekasihnya itu ketika Rose memainkan bola kejantanannya dengan lidahnya.
"Ahh... ahmmmpp...."
Seungyoon merasakan kejantanannya mulai mengeras ketika Rose mulai memasukkan benda itu ke dalam mulutnya yang mungil dan hangat.
"Hnggg—"
Rose terus berusaha memasukkan seluruh kejantanan Seungyoon yang besar itu ke dalam mulutnya.
Seungyoon merasa kejantanannya yang terhimpit dalam rongga mulut kekasihnya itu semakin mengeras.
"Ahhh... Chaeyoung— aku..."
Setelah berhasil memasukkan semuanya, Rose kembali mengeluarkannya dengan perlahan. Kemudian, kembali memasukkannya dalam mulutnya sambil memberi pijatan dan sentuhan lembut untuk kedua bola.
"Chaeyoung-ah... aku hampirrr....."
Crrrrt!
"Huk... huk... huk."
Cairan putih agak kental menyembur dalam mulut Rose. Rose pun tersedak.
"Sayang, maafkan aku," kata Seungyoon panik sambil membersihkan sisa-sisa cairan di bibir Rose.
"Tidak, huk huk... apa-apa..." "...aku menyukai segalanya dari Oppa..."
Mendengar hal itu, Seungyoon pun langsung menegakkan duduknya agar dapat memeluk erat gadis itu.