PART 2

1.5K 167 2
                                    

Keesokan harinya...

Roseanne Kim sedang menata dirinya di cermin kamar. Ia menatap dirinya di cermin, terdapat seorang perempuan dengan rambut blonde lurus dan warna mata hazel yang melengkapi penampilan cantiknya.

Ia mengeraikan rambut yang ia jepit dan menatanya ulang. Ia membuat rambutnya terlihat rapi dan tentunya menutupi tato di bahunya karena untuk saat ini ia tengah memakai pakaian sabrina hitam.

Setelah merasa dirinya sempurna, ia mengambil tas Guccinya dan berjalan turun ke lantai dasar. "Kyaaaa... Jin omaigatttt..." teriak Wendy Kim.

Tiba-tiba terdengar suara pecahan piring dan gelas dari dapur. Dengan segera Rose berlari dan mendapatkan kakak tertuanya bersama dengan adik bungsunya disana bersama dengan barang-barang yang berhamburan.

Rose langsung menatap tajam Jisoo, sedangkan yang ditatap menunjuk Wendy disampingnya.

Tatapan Rose berahli ke Wendy. "Bukan salahku! Aku hanya berteriak! Dia yang mengerakkan semuanya karena kekuatan telekinesisnya!" seru Wendy menyalahkan adiknya.

"Apa? Kenapa aku?! Eonnie yang berteriak dan aku terkejut!" elak Jisoo. Roseanne melipat kedua lengannya didepan dada. Wendy memang lebih tua darinya, namun kelihatannya Wendy masih seperti anak kecil.

"Bersihkan!" ujar Rose menekankan setiap suku kata ucapannya. "Sana bersihkan!" perintah Wendy kepada Jisoo. "Kau juga eonnie," ujar Rose membuat kakaknya kesal. "Sebenarnya kau atau aku sih yang tertua?!"

Rose mendelikkan bahunya acuh, "Secara garis usia eonnie lebih tua namun secara pemikiran dan tingkah laku itu tidak berlaku."

"Dasar adik kurang ajar!" runtuk Wendy.

"Ngomong-ngomong kemana Irene?" tanya Rose sambil mengawasi Jisoo yang sedang melayangkan benda-benda yang ia jatuhkan.

"Irene eonnie pergi sejak jam 6 pagi," jawab Jisoo.

"Dia tidak memberitahuku,"

Wendy menyelidik bahunya, "Entahlah. Katanya akan ada sesi pemotretan," ucapnya.

Rose membalikkan tubuhnya ketika telah berpamitan untuk pergi ke kantor. Rose masuk ke dalam mobil yang membawanya ke kantor perusahaan warisan ayahnya.

Tak lama kemudian ia telah sampai dan telah duduk dibalik meja kantornya.

'Apa kau pergi tadi pagi?' tanya Rose lewat telepati yang langsung terhubung dengan adiknya.

'Ada apa eonnie?' tanya Irene sedikit bingung.

'Dua sejoli itu membuat onar kembali. Dapur menjadi sangat berantakan. Hanya sebagai informasi karena kau sangat suka berkarya di dapur,' jelas Rose.

'Benarkah? Argh... awas saja bila Wendy eonnie dan Jisoo menghilangkan koleksi memasakku yang langka!' seru Irene disebrang.

Telepati itu terputus dan Rose membuka tasnya, mencari sesuatu untuk membantunya bekerja. Namun tangannya berhenti ketika menyentuh suatu kotak kecil berwarna putih.

Dengan kening yang mengerut kebingungan, ia mengeluarkan kotak berpita pink dan membuka isinya. Terdapatlah sebuah kalung yang sangat indah, pemberian dari Wendy eonnie.

"Wah, Wendy eonnie memang sangat tahu seleraku seperti apa," gumam Rose.

Tok'.... Tok'... Tok'...

Rose mengangkat kepalanya melihat ke arah pintu yang menampilkan sekertarisnya. "Permisi Ms. Kim, ada komisaris perusahaan Guardian Angel ingin bertemu dengan anda sesuai dengan jadwal," ujar Sekertaris Park.

DIFFERENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang