PART 6

860 110 8
                                    

Sementara itu disisi lain Rose dihadapkan dengan kumpulan berkas-berkas kantornya dan Jihyo berada di hadapannya.

"Karena kerja sama antar perusahaan dimajukan, banyak berkas yang harus anda tangani CEO-nim," ujar Jihyo menaruh setumpuk kertas-kertas putih.

"Apakah tidak bisa besok saja? Aku ingin ke spa hari ini," balas Rose melepaskan kacamata bacanya.

Jihyo menggeleng. "Maaf CEO-nim, lebih baik sekarang. Tidak baik menunda pekerjaan," sarannya.

"Arraso." Rose kembali menggunakan kacamata bacanya. Baru saja ia ingin membaca laporan pertama namun ia kembali menatap Jihyo yang belum bergerak sedikitpun dari posisinya.

"Ada apa Jihyo?" tanya Rose penasaran. Tak biasanya Jihyo bersikap seperti ini.

"Itu... Komisaris Kim tadi... aku mendengar bila dia itu tidak suka dipanggil dengan sebutan Kai dan selalu bersikap dingin CEO-nim," ujar Jihyo.

Rose mengerutkan dahinya. "Tapi dia menyuruhku memanggilnya dengan sebutan itu," jawab Rose bingung.

"Entahlah. Maaf CEO-nim, aku harus kembali ke mejaku. Banyak yang harus kuurus," pamit wanita itu.

Rose mengangguk dan melanjutkan pekerjaannya sampai-sampai wanita itu terlalu asik dan matahari telah terganti dengan bulan.

Tepat pukul 8 malam ia baru menyelesaikan seluruh pekerjaannya dan baru sadar jika malam telah tiba. Pantas saja kantor ini menjadi sangat sepi dengan ketidakhadiran telepon kantornya yang sedari siang menganggunya.

Rose berdiri dan hendak keluar dari ruangannya, namun langkahnya terhenti. Wanita itu memang ingin pulang, namun ia malas membawa mobil一lagipula kunci mobilnya sudah berada di tangannya lagi.

Rose menatap CCTV di ruangannya lalu mengurungkan niatnya dan berjalan一masih dengan jalan pincangnya一ke ruangan kamar yang berada di sudut ruangan. Sengaja ia letakkan agar ketika lelah perempuan itu dapat beristirahat atau teleport ke kamar yang berada di mansion keluarga tanpa diketahui siapapun karena tidak terpasang CCTV di sana. Multifungsi bukan?

Rose langsung meneleport dirinya begitu sampai dan ketika pagi hari ia akan kembali lagi ke kantor dengan alasan ia menginap di kantor一bila karyawannya menanyakannya.

Rose terkejut ketika pandangannya tergantikan dengan kasur dan rak buku khas kamar pribadinya, bukan terkejut karena ia tiba-tiba berpindah tempat一padahal itu adalah kemampuan spesialnya一melainkan kehadiran Wendy yang berada di depan rak bukunya.

"Kurangi kegiatanmu itu. Kau seperti datang tak diundang dan pulang tak diantar Rose," ujar Wendy dengan eskpresi seakan baru saja melihat hantu.

"Apa yang Eonnie lakukan dengan bukuku?" tanya Rose berjalan ke kasurnya.

"Hanya ingin membaca. Kenapa jalanmu pincang seperti itu Rose?" Wendy berbalik tanya.

Rose melepas sepasang heels putihnya dan berguling di kasur. "Terkilir," balasnya pendek.

"Ingin kusembuhkan dengan sihir?" tawar Wendy yang direspon gelengan lemah.

"Berhati-hatilah dan selamat tidur." Wendy keluar dari kamar Rose, menyisahkan Rose yang sedang mencari posisi nyaman tidurnya.

Rose bertelepati dengan adiknya, Kim Irene. 'Kau akan menjadi mc dalam kerja sama antar perusahaanku Irene. Jin juga ada di sana,' ujarnya.

'Baik Eonnie. Baekhyun juga sudah memberitahuku," Irene membalas.

'Baekhyun? Byun Baekhyun? Astaga... dunia ini sempit sekali. Dia berasal dari perusahaanku. Ada apa antara kalian hm...?' Rose menggoda adiknya.

DIFFERENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang