PART 9

663 92 4
                                    

Wendy langsung saja keluar dari ruangan Taehyung begitu saja. Taehyung hanya menatapi nomor yang sudah tersimpan di ponselnya.

"Apakah aku harus menelefonnya?" tanya Taehyung kepada dirinya sendiri. "Ah, ani, nanti dia akan bertanya-tanya dari mana aku mendapatkan nomornya."

Setelah beberapa menit, Taehyung menekan tombol call yang ada di ponselnya. Jarinya refleks ingin mematikannya hanya saja Jisoo sudah mengangkatnya terlebih dahulu.

"Yeoboseyo," kata Jisoo dari seberang telefon.

"Ah, Jisoo-ya, ini aku Kim Taehyung," balas Taehyung gugup.

Jisoo hanya berfikir. Sebenarnya dia baru saja keluar dari kelas setelah jam pelajaran kampus berakhir.

"Ah, Taehyung-ssi, pemilik VHit. Maaf aku baru mengingatnya," jawab Jisoo setelah mengingat-ingat.

Setelah beberapa detik, Jisoo menghujat Taehyung dengan berbagai pertanyaan, "Untuk apa kau menelefonku? Dari mana kau mendapatkan nomorku? Apakah dari Wendy eonnie?"

Taehyung hanya bisa diam dan Jisoo sudah penasaran sejak Tehyung menelefonnya. Dengan cepat, Taehyung menyusun kata-kata yang mungkin pas untuk situasi ini.

"Bisakah kau berbicara lebih sopan? Asal kau tahu, aku lebih tua darimu," kata Taehyung membalikkan keadaan.

"Ah, mianhae. Aku sangat penasaran jadi seketika aku lupa," balas Jisoo. "Kembali ke pertanyaan tadi, dari mana kau mendapatkan nomorku? Apakah dari Wendy eonnie? Dan untuk apa kau menelefonku? Apa ada sesuatu yang penting?"

"Kau cocok jadi reporter. Sangat banyak bertanya tanpa memberiku celah untuk menjawabnya."

"Tetapi, aku tidak kuliah untuk menjadi reporter. Aku tidak suka jika disuruh menjadi reporter."

"Tetapi, cara bicaramu cocok untuk menjadi reporter. Kau banyak bertanya dan sangat penasaran dengan segalanya."

"Hanya cocok. Kembali ke awal dan jawab pertanyaanku. Jangan mengalihkan pembicaraan lagi Taehyung-ssi."

"Arraseo, aku mendapatkan nomormu dari Wendy-ssi. Untuk apa aku menelefonmu? Aku juga tidak tahu."

"Sangat aneh. Kau tidak tahu kenapa kau menelefonku? Awalnya kukira ada sesuatu terjadi, ternyata tidak."

"Kau dimana sekarang?" tanya Taehyung mencari topik yang baru.

"Kampus," jawab Jisoo sigkat.

"Apakah sekarang jam pulang?" tanya Taehyung lagi.

"Ne... Wae?" tanya Jisoo bingung.

"Tunggu disana, aku akan menjemputmu," jawab Taehyung lalu bergegas dengan segera.

"Tapi, aku su...," Taehyung sudah mematikan ponselnya sebelum Jisoo menyelesaikan kata-katanya.

Jisoo hanya menatap layar ponselnya yang sudah beralih ke layar depannya. Sehun yang melihat Jisoo diam di tempat langsung saja menyenggol tangannya.

"Jangan bengong. Yuk pulang," kata Sehun.

"Eh! Mianhae Sehun-ah, sepertinya hari ini aku tidak bisa pulang bersamamu hari ini," kata Jisoo merasa bersalah.

Jika dia tidak ikut dengan Taehyung, pastinya Taehyung akan menunggu. Jika dia tidak pulang dengan Sehun, pastinya Jisoo merasa bersalah terhadap Sehun.

"Wae? Apakah ada eonniemu yang menjemput?" tanya Sehun bingung.

Karena tidak seperti biasanya Jisoo tidak ingin pulang bersama Sehun. Hampir setiap hari Jisoo pulang dengan Sehun kecuali disaat Rose atau pun Irene menjemputnya. Walaupun Jisoo ingin pergi ke suatu tempat, Sehun pasti selalu menemaninya.

DIFFERENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang