PART 25

332 32 2
                                    

Irene tidak mempunyai pekerjaan pagi ini dan perutnya lapar minta diisi hanya saja Irene sedang malas memasak.

"Jisoo-ya, apakah masih ada cemilan di kulkas?" tanya Irene yang baru saja turun dari lantai atas.

"Sepertinya masih ada. Eonnie cek saja sendiri," jawab Jisoo yang masih fokus dengan acara televisinya.

Irene berjalan mendekati kulkas. Dia melihat masih ada sebungkus chiki yang tersisa. Disaat Irene mengambilnya, chiki tersebut langsung saja terbang.

"Jisoo-ya! Kembalikan chikiku," teriak Irene.

"Eonnie beli saja lagi, aku masih ingin menonton acaraku. Tidak seru jika tidak ada cemilan," jawab Jisoo tak berdosa.

Tepat pada saat itu juga, ponsel Irene berbunyi. Jisoo tidak peduli dan tetap fokus dengan acara televisinya.

"Irene-ssi, kau dipanggil oleh Taehyung sajangnim. Mungkin ada masalah terkait dirimu dan Baekhyun" ujar Manajer Kim.

"Baiklah, aku akan segera kesana," ucap Irene lalu memutuskan sambungannya. "Aku akan pergi, jaga rumah jangan buat ulah."

"Arraseo. Jangan lupa soflens eonnie," peringat Jisoo.

Irene bersiap-siap lalu turun kembali. Dia meninggalkan rumah dan hanya tersisa Jisoo sendirian di rumah. Beberapa menit kemudian, Irene telah sampai di perusahaan. Dia turun dari mobil dan pergi ke lift. Sebelum pintu lift tertutup, ada tangan yang menahannya dan pintupun terbuka kembali. Terlihatlah Baekhyun dengan pakaian santainya masuk ke dalam lift.

"Annyeong," sapa Irene canggung mengingat apa yang pernah Baekhyun katakan kepadanya.

"Jangan kaku begitu, mengobrol lah seperti biasa. Aku jadi merasa tidak nyaman," ujar Baekhyun sambil tersenyum kearah Irene.

"Baik," Irene sedikit bingung dengan keberadaan Baekhyun yang merupakan idol dari agensi milik Rose, "Kenapa oppa ada disini? Seharusnya Rose eonnie yang memanggil."

"Harusnya begitu tapi mungkin ada masalah di agensi ini dan penyebabnya adalah kita."

Lift mereka sudah sampai di lantai paling atas untuk ke ruangan Taehyung. Biasanya ruangan CEO selalu di paling atas gedung. Irene dan Baekhyun keluar bersama, di depan lift sudah ada orang yang menunggu kedatangan mereka.

"Kalian datang bersama?" Tanya orang itu bingung.

"Tidak juga, kami kebetulan sampai di waktu yang sama," jawab Baekhyun dengan wajah ramahnya.

"Oh, baiklah. Nama saya Handong, sajangnim memerintahkan saya untuk mengantarkan Baekhyun karena ini pertama kalinya anda datang kesini," Handong tersenyum ramah kepada Baekhyun namun Irene diabaikam bagaikan angin, "Silahkan ikuti saya Baekhyun-ssi."

Dengan tidak pekanya Baekhyun berjalan di samping Handong, meninggalkan Irene dengan wajah kesalnya.

'Apa aku hanya angin? Ayolah wajahku terlalu cantik untuk dianggap sebagai angin lewat,' batin Irene kesal 'Baekhyun oppa juga kenapa pergi bersamanya sih? Aku kan bisa saja mengantarkannya.'

Setelah menenangkan diri dan memasang wajah dinginnya kembali, Irene berjalan menyusul mereka yang sudah masuk ke dalam ruangan. Tidak lupa Irene mengetuk pintu sebelum masuk ke dalam.

"Irene sudah datang ternyata," ujar Taehyung saat sudah melihat Irene.

"Handong kau boleh pergi," perintah Taehyung.

"Baik sajangnim, apa perlu saya membawa kopi?" Sebenarnya itu hanya alibi Handong untuk melihat Baekhyun lebih lama lagi.

"Apa kalian ingin secangkir kopi?" tawar Taehyung dengan sopan.

DIFFERENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang